Studi Buktikan, Olahraga Sore hingga Malam Hari Paling Baik Bagi Penderita Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Menurut hasil penelitian terbaru bahwa bagi penderita obesitas, berolahraga di sore dan malam hari mungkin paling bermanfaat, berikut adalah penjelasannya

oleh Fahmi Zaenal Mutakin diperbarui 03 Mei 2024, 20:05 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 20:05 WIB
Lari Malam Jadi Olahraga di Kalangan Warga Haikou
Seorang pria berlari di tepi laut di Haikou, Provinsi Hainan, China selatan, pada 15 Mei 2020. Berlari di malam hari menjadi olahraga yang populer di kalangan warga Haikou. (Xinhua/Pu Xiaoxu)

Liputan6.com, Jakarta Jam berapa sebaiknya Anda berolahraga? Menurut hasil penelitian terbaru bahwa bagi penderita obesitas, berolahraga di sore dan malam hari mungkin yang paling bermanfaat.

Penelitian yang dipublikasikan pada 10 April di jurnal Diabetes Care ini melibatkan data dari hampir 30.000 orang dengan obesitas, 10% di antaranya juga menderita diabetes tipe 2.

Tim peneliti menemukan bahwa partisipan yang melakukan sebagian besar latihan senam aerobik antara pukul 18.00 hingga tengah malam memiliki risiko terendah terkena penyakit jantung dan kematian dini.

“Meskipun kami perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan hubungan sebab akibat, penelitian ini menunjukkan bahwa waktu aktivitas fisik dapat menjadi bagian penting dari rekomendasi untuk manajemen obesitas dan diabetes tipe 2 di masa depan, serta perawatan kesehatan preventif secara umum,” kata penulis studi tersebut yaitu Emmanuel Stamatakis, PhD, profesor aktivitas fisik, gaya hidup, dan kesehatan penduduk di University of Sydney, dalam siaran persnya.

Meskipun berolahraga pada malam hari dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar bagi individu yang mengalami obesitas dan diabetes tipe 2, para ahli menekankan pentingnya berolahraga kapan pun akan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

“Ya, mungkin malam hari adalah yang terbaik, tapi jika kita tidak bisa melakukannya di malam hari, masih ada manfaatnya bahkan di waktu-waktu lain dalam sehari.” ucap Matthew Freeby, MD, ahli endokrinologi dan direktur Gonda Diabetes Center di UCLA Health.

Menurut para ahli, berikut ini adalah penjelasan bagaimana waktu olahraga dapat memengaruhi kesehatan bagi penderita obesitas dan diabetes tipe 2, serta apa yang perlu diketahui sebelum mengubah rutinitas olahraga Anda, melansir dari Health.com, Kamis (02/05/2024).

Bagaimana penempatan waktu olahraga dapat berdampak pada kesehatan Anda?

Ini Plus Minus Olahraga di Malam Hari
Ini Plus Minus Olahraga di Malam Hari

Dalam penelitian “Sabag A, Ahmadi MN, Francois ME, et al. Timing of moderate to vigorous physical activity, mortality, cardiovascular disease, and microvascular disease in adults with obesity." yang dirilis pada jurnal Diabetes Care telah menemukan hubungan antara olahraga di malam hari dan manfaat kesehatan tambahan bagi penderita diabetes tipe 2.

Namun, para peneliti yang menyusun penelitian baru tersebut tertarik untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai konsep ini, terutama untuk memahami lebih dalam tentang dampak waktu berolahraga terhadap kesehatan jangka panjang seseorang.

Tim peneliti mengandalkan data dari 29.836 orang yang terdaftar di basis data Biobank Inggris. Mereka semua mengalami obesitas, dan sekitar 3.000 orang juga menderita diabetes tipe 2. Usia rata-rata partisipan adalah sekitar 62 tahun, dan sekitar 53% adalah wanita.

Selama seminggu, para partisipan terus menerus mengenakan akselerometer pergelangan tangan sehingga para peneliti dapat secara akurat melacak aktivitas fisik moderat hingga berat (atau dikenal dengan MVPA – moderate to vigorous physical activity) setiap orang.

Hal tersebut termasuk berbagai gerakan yang meningkatkan detak jantung seseorang, mulai dari jalan cepat, berlari, hingga bersepeda.

Dengan menggunakan data ini, penulis studi melihat seberapa sering peserta berolahraga dan memasukkan mereka ke dalam tiga kategori berbeda berdasarkan apakah mereka melakukan sebagian besar MVPA di pagi, siang, atau malam hari.

 

Temuan peneliti

Ilustrasi olahraga di malam hari
Ilustrasi olahraga di malam hari. (Photo by Harry Gillen on Unsplash)

Setelah melacak kesehatan partisipan selama hampir delapan tahun, para peneliti menemukan bahwa mereka yang melakukan sebagian besar MVPA di malam hari memiliki risiko terendah untuk semua penyebab kematian, penyakit kardiovaskular, dan penyakit mikrovaskuler yang merupakan jenis penyakit jantung yang memengaruhi arteri yang lebih kecil.

Temuan ini tercermin dalam subset peserta yang memiliki obesitas dan diabetes tipe 2, dan faktanya kata para penulis studi tersebut olahraga yang dilakukan malam hari pada kelompok ini bahkan lebih terkait dengan resiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Meskipun adanya manfaat kesehatan yang paling signifikan terkait dengan aktivitas fisik moderat hingga intensitas tinggi (MVPA) yang dilakukan malam hari, berolahraga di waktu kapan saja masih lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali untuk mengurangi risiko penyakit.

Penelitian ini bersifat observasional, sehingga rentan terhadap bias, dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat antara berolahraga malam hari dengan risiko kematian, penyakit kardiovaskular, atau penyakit mikrovaskular.

Alasan mengapa olahraga malam hari terkait dengan manfaat-manfaat ini belum diketahui secara pasti, tetapi penulis studi mengemukakan bahwa aktivitas fisik di malam hari mungkin dapat mengatur kadar glukosa di pagi hari yang dapat memberikan manfaat metabolik dalam tubuh.

Para penulis menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara olahraga malam hari dan penurunan risiko kematian ataupun penyakit jantung.

Haruskah Anda mengubah jadwal olahraga?

Ilustrasi kebugaran jasmani, olahraga
Ilustrasi kebugaran jasmani, olahraga. (Photo created by storyset on www.freepik.com)

Freeby menjelaskan bahwa secara umum, orang dewasa harus mendapatkan 150 menit latihan total MVPA sepanjang minggu, di samping dua hari latihan penguatan otot. Ini dapat dibagi menjadi lima latihan 30 menit.

Jadi, jika seseorang dengan diabetes tipe 2 atau obesitas dapat melakukan olahraga tersebut antara pukul 18.00 hingga tengah malam, mereka mungkin ingin mempertimbangkan untuk mencobanya.

Namun, jadwal tersebut mungkin tidak realistis untuk semua orang, ada banyak alasan mengapa seseorang mungkin merasa sulit untuk berolahraga, jelasnya Emily Nosova, MD, asisten profesor endokrinologi di Mount Sinai Hospital.

Emily juga selalu mengatakan kepada pada pasiennya bawa ia tidak mengharapkan mereka untuk berlari maraton atau bahkan berinvestasi dalam keanggotaan gym karena itu akan mengeluarkan biaya yang tinggi. Bahkan sebaliknya, sesi aktivitas fisik yang lebih ringan setiap saat sepanjang hari masih bisa bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

“Sebagian besar pasien saya memiliki pekerjaan yang tidak banyak bergerak, itulah realitas budaya dan gaya hidup kita saat ini, dan apabila ada kesempatan untuk bangun sekali dalam satu jam dan melakukan jalan kaki atau menaiki tangga, maka Anda harus melakukannya.” kata Emily.

Emily menekankan pentingnya tidak membuat rekomendasi umum yang dapat menghalangi orang untuk bergerak saat mereka memiliki kesempatan.

 

Tak ada perbedaan waktu signifikan

Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Para Ahli
Ilustrasi Olahraga Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Bagi individu yang mengalami obesitas, tidak ada perbedaan signifikan antara berolahraga di malam hari atau di siang hari. Menurutnya, semua orang memiliki keterbatasan waktu yang sibuk, dan manfaat olahraga dapat dirasakan kapan saja dilakukan.

Apakah itu dilakukan di pagi hari, siang hari, atau malam hari, tergantung pada kenyamanan dan kecocokan jadwal masing-masing individu.

Emily menyarankan bahwa bagi orang yang tidak terbiasa berolahraga, disarankan untuk memulai dengan pengawasan, seperti bantuan dari pelatih pribadi atau teman yang dapat membantu memantau tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan detak jantung.

Hal ini terutama berlaku untuk orang dengan kelebihan berat badan, obesitas, atau diabetes tipe 2, tambahnya, karena mereka mungkin memiliki kondisi lain, seperti hipertensi, yang dapat terpengaruh oleh olahraga.

Orang-orang harus selalu berhenti sejenak jika mereka merasa pusing, jantung berdebar-debar, atau merasa tidak sanggup untuk melanjutkannya.

Dan juga merupakan ide yang baik untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Anda ketika Anda memulai rutinitas olahraga baru sehingga mereka dapat memeriksa tanda-tanda peringatan khusus yang harus diwaspadai.

 

Infografis jenis-jenis olahraga kekinian
Infografis jenis-jenis olahraga kekinian. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya