Liputan6.com, Jakarta Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah, diperlukan dedikasi yang tinggi untuk membimbing, mendukung, dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak. Setiap orang tua memiliki pendekatan dan gaya pengasuhan yang unik, mencerminkan nilai-nilai, budaya, dan bahkan pengalaman pribadi orang tua. Masing-masing gaya parenting yang diterapkan orang tua memiliki dampak yang berbeda terhadap pembentukan karakter anak.
Salah satu gaya parenting yang populer dengan namanya yang unik yaitu strawberry parents. Istilah strawberry parents diyakini muncul sebagai pola asuh orang tua yang memicu lahirnya generasi strawberry. Istilah generasi strawberry mulanya berasal dari Taiwan yang merujuk pada sebagian generasi baru yang rapuh dan lunak seperti buah strawberry.
Dampak dari Gaya Parenting Strawberry
Advertisement
Kesulitan Beradaptasi
Anak-anak dari strawberry parents sering kali sulit beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya. Pola asuh ini, yang penuh dengan kelembutan dan perhatian berlebihan, membuat anak jarang mendapatkan hukuman dan hampir tidak ada aturan yang jelas. Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya menyebutkan bahwa anak-anak ini tumbuh dengan ide-ide kreatif, namun mereka mudah menyerah dan gampang sakit hati.
Kebiasaan hidup yang nyaman dan terlindungi membuat anak-anak ini rentan terhadap tekanan dan stres. Mereka kurang terlatih untuk menghadapi tantangan hidup dan cenderung bergantung pada orang lain dalam situasi sulit. Hal ini berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah.
Â
Pola Asuh yang Berlebihan
Bagi sebagian orang tua, menjadi strawberry parents adalah upaya melindungi anak dengan penuh kelembutan. Namun, pola asuh ini sering kali berujung pada memberikan fasilitas berlebihan dan terlalu memanjakan anak. Anak jarang diberi batasan atau aturan yang jelas, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa semua tindakan mereka adalah benar.
Meski generasi stroberi memiliki banyak ide kreatif dan hubungan yang dekat dengan orang tua mereka, gaya pengasuhan ini bisa membuat mereka kesulitan dalam mengatasi stres dan tantangan. Ketiadaan aturan dan hukuman membuat mereka kurang siap menghadapi kenyataan hidup yang keras.
Advertisement
Memberikan Semua Keinginan Anak
Salah satu ciri strawberry parents adalah selalu memenuhi semua keinginan anak, bahkan jika itu bukan kebutuhan. Orang tua harus mengajarkan anak untuk memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta bersikap tegas dalam menentukan mana yang perlu diprioritaskan. Memenuhi semua keinginan anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya dapat membuat anak tumbuh dengan pola pikir bahwa segala sesuatu bisa didapatkan dengan mudah, tanpa usaha yang berarti.
Pola asuh yang demikian tidak hanya membuat anak menjadi kurang menghargai apa yang mereka miliki, tetapi juga membuat mereka sulit untuk menghargai usaha orang lain. Dalam jangka panjang, anak-anak ini mungkin mengalami kesulitan dalam membangun rasa tanggung jawab dan disiplin diri, karena mereka terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus bekerja keras untuk itu.
Â
Advertisement
Tidak Pernah Menghukum Anak
Hukuman tidak selalu harus bersifat fisik. Orang tua harus bisa bersikap kritis terhadap anak, menetapkan batasan-batasan, dan menjelaskan konsekuensi dari perilaku mereka. Ketiadaan aturan membuat anak merasa bahwa semua tindakan mereka adalah benar, sehingga memberikan hukuman yang sewajarnya perlu dilakukan untuk mengajarkan konsekuensi dari setiap tindakan. Hukuman yang diberikan secara tepat dan proporsional dapat membantu anak memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.
Selain itu, hukuman yang konsisten dan adil juga mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan akuntabilitas. Tanpa adanya konsekuensi yang jelas, anak mungkin tidak belajar untuk mengendalikan perilaku mereka dan memahami dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Â
Mengganti Waktu dengan Uang
Orang tua yang terlalu sibuk sering kali menggantikan waktu kebersamaan dengan uang atau hadiah. Padahal, tidak ada yang bisa menggantikan waktu yang dihabiskan bersama anak. Menghabiskan waktu bersama anak adalah investasi penting untuk membangun hubungan yang kuat dan memberikan rasa aman. Memberikan uang atau hadiah sebagai pengganti waktu juga dapat mengirimkan pesan yang salah kepada anak.
Anak-anak mungkin tumbuh dengan pemahaman bahwa nilai kasih sayang dan perhatian orang tua bisa diukur dengan materi. Ini bisa membuat mereka menjadi materialistis dan kurang menghargai pentingnya waktu berkualitas bersama keluarga, yang seharusnya menjadi fondasi hubungan yang kuat dan harmonis.
Advertisement
Mengapa disebut generasi strawberry?
Disebut generasi strawberry karena anak-anak dari pola asuh ini cenderung rapuh dan mudah stres, mirip dengan buah strawberry yang lunak.
Apa itu strawberry parents?
Strawberry parents adalah gaya pengasuhan yang penuh perhatian dan kasih sayang, tetapi cenderung memanjakan anak secara berlebihan.
Advertisement