Citizen6, Jakarta: Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyelenggarakan Konferensi Energi Baru Terbarukan, pada 21-23 Agustus 2013 di JCC Senayan, Jakarta.
Konferensi Energi Baru Terbarukan yang baru diselenggarakan ini diharapkan bisa menghimpun dukungan dari berbagai pihak, yakni pengusaha serta masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dukungan terhadap penanggulangan krisis energi juga dinyatakan Indonesia Energi Monitoring (INDERING) yang disampaikan Direktur Eksekutif Zuli Hendriyanto.
"Indering akan terus mendukung dan mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah harus bisa terus mengelola dan menguasai sedini mungkin pengembangan EBT. Selain itu kebijakan pengembang EBT harus dibuat sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, begitu juga Anggaran Pengembangan EBT juga harus ditambahkan. Karena selain kebutuhan energi semakin meningkat, seperti minyak bumi dan batubara suatu saat tidak akan bisa mencukupi kebutuhan rakyat. Tentunya kita semua tidak mau Indonesia mengalami krisis energi di masa depan," katanya.
Pengembangan EBT itu memang tidak mudah dijalankan, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Zuli juga menegaskan,"Kementerian ESDM, Kementerian BUMN serta Perusahaan Pertamina, PLN, PGN, dan pihak terkait lainnya harus menjadi penggerak dan harus lebih fokus untuk mempercepat pengembangan EBT di seluruh Indonesia."
Indering juga yakin, jika regulasi kebijakan energi itu baik, pengelolaan dan pengawasannya juga baik. Maka sudah pasti banyak pihak pengusaha di dalam maupun d iluar negeri akan mau berinvestasi dan beperan aktif dalam mendukung gerakan tersebut. EBT yang bisa dikembang anatar lain Energi Baru (EB),yakni nuklir, hidrogen, gas metana batubara, batu bara tercairkan, dan batu bara tergaskan. Sedangkan energi terbarukan (ET) terdiri dari biofuel, biomassa, panas bumi, energi air, surya, ombak, dan angin.
Effendi Zulham, selaku Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) juga menyampaikan,"Masalah energi terbarukan sebagai energi alternatif di Indonesia saat ini sedang menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Krisis bahan bakar minyak (BBM) saat ini telah menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk tidak boleh bergantung pada sumber energi minyak bumi.
Zulham yang menempuh kuliah di luar negeri juga menambahkan,"Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan energi terbarukan, salah satunya yaitu bahan bakar dari tumbuhan atau biofuel. Energi terbarukan biofuel dapat diperbarui dan dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Selain itu biofuel juga ramah lingkungan sehingga bisa meningkatkan kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia."
Energi biofuel merupakan bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Perhimpunan Pelajar Indonesia juga akan membantu untuk sosialisasi pengembangan energi baru terbarukan. Zulham menginformasikan, beberapa pengusaha di luar negeri yang mungkin sudah mulai tertarik untuk berinvestasi dan berpartispasi dalam pengembangan EBT, di antaranya Australia, Austria, Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Selandia Baru, Turki, Kanada, Singapura, Jepang dan Korea Selatan, China, Finlandia, Rusia, dan Denmark.
Krisis energi di Indonesia bisa terjadi kapan saja, untuk itu ia juga menghimbau semua pihak untuk peduli terhadap persoalan energi di Indonesia. Konferensi Energi Baru Terbarukan yang berlangsung diharapkan dapat melahirkan rekomendasi yang kongkret untuk mendorong
terwujudnya Ketahanan Energi Nasional sehingga krisis energy itu tidak akan terjadi. (Zuli Hendriyanto/Mar)
Zuli Hendriyanto adalah Direktur Eksekutif Indering - Indonesia Energi Monitoring sekaligus pewarta warga yang bisa dihubungi lewat akun twitter @indering @zulinatadunia.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini nda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Konferensi Energi Baru Terbarukan yang baru diselenggarakan ini diharapkan bisa menghimpun dukungan dari berbagai pihak, yakni pengusaha serta masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dukungan terhadap penanggulangan krisis energi juga dinyatakan Indonesia Energi Monitoring (INDERING) yang disampaikan Direktur Eksekutif Zuli Hendriyanto.
"Indering akan terus mendukung dan mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah harus bisa terus mengelola dan menguasai sedini mungkin pengembangan EBT. Selain itu kebijakan pengembang EBT harus dibuat sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, begitu juga Anggaran Pengembangan EBT juga harus ditambahkan. Karena selain kebutuhan energi semakin meningkat, seperti minyak bumi dan batubara suatu saat tidak akan bisa mencukupi kebutuhan rakyat. Tentunya kita semua tidak mau Indonesia mengalami krisis energi di masa depan," katanya.
Pengembangan EBT itu memang tidak mudah dijalankan, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Zuli juga menegaskan,"Kementerian ESDM, Kementerian BUMN serta Perusahaan Pertamina, PLN, PGN, dan pihak terkait lainnya harus menjadi penggerak dan harus lebih fokus untuk mempercepat pengembangan EBT di seluruh Indonesia."
Indering juga yakin, jika regulasi kebijakan energi itu baik, pengelolaan dan pengawasannya juga baik. Maka sudah pasti banyak pihak pengusaha di dalam maupun d iluar negeri akan mau berinvestasi dan beperan aktif dalam mendukung gerakan tersebut. EBT yang bisa dikembang anatar lain Energi Baru (EB),yakni nuklir, hidrogen, gas metana batubara, batu bara tercairkan, dan batu bara tergaskan. Sedangkan energi terbarukan (ET) terdiri dari biofuel, biomassa, panas bumi, energi air, surya, ombak, dan angin.
Effendi Zulham, selaku Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) juga menyampaikan,"Masalah energi terbarukan sebagai energi alternatif di Indonesia saat ini sedang menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Krisis bahan bakar minyak (BBM) saat ini telah menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk tidak boleh bergantung pada sumber energi minyak bumi.
Zulham yang menempuh kuliah di luar negeri juga menambahkan,"Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan energi terbarukan, salah satunya yaitu bahan bakar dari tumbuhan atau biofuel. Energi terbarukan biofuel dapat diperbarui dan dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Selain itu biofuel juga ramah lingkungan sehingga bisa meningkatkan kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia."
Energi biofuel merupakan bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Perhimpunan Pelajar Indonesia juga akan membantu untuk sosialisasi pengembangan energi baru terbarukan. Zulham menginformasikan, beberapa pengusaha di luar negeri yang mungkin sudah mulai tertarik untuk berinvestasi dan berpartispasi dalam pengembangan EBT, di antaranya Australia, Austria, Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Selandia Baru, Turki, Kanada, Singapura, Jepang dan Korea Selatan, China, Finlandia, Rusia, dan Denmark.
Krisis energi di Indonesia bisa terjadi kapan saja, untuk itu ia juga menghimbau semua pihak untuk peduli terhadap persoalan energi di Indonesia. Konferensi Energi Baru Terbarukan yang berlangsung diharapkan dapat melahirkan rekomendasi yang kongkret untuk mendorong
terwujudnya Ketahanan Energi Nasional sehingga krisis energy itu tidak akan terjadi. (Zuli Hendriyanto/Mar)
Zuli Hendriyanto adalah Direktur Eksekutif Indering - Indonesia Energi Monitoring sekaligus pewarta warga yang bisa dihubungi lewat akun twitter @indering @zulinatadunia.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini nda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com