Batik Kebumen, Batik Tulis `Berkarakter`

Batik menjadi ikon Indonesia. Di Jawa ada beberapa batik yang sudah terkenal, namun belum tereksplor maksimal. Contohnya batik Kebumen.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Okt 2013, 13:13 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2013, 13:13 WIB
131010abatik.jpg
Citizen6, Kebumen: Buah tangan atau oleh-oleh nampaknya menjadi sesuatu yang wajib dibeli ketika berkunjung ke suatu tempat atau kota. Tidak dapat dipungkiri, berburu oleh-oleh sudah membudaya di kalangan masyarakat kita, entah siapa yang menanamkannya. Buah tangan biasanya ditujukan untuk dibagi kepada sanak saudara di rumah, bahkan tak jarang pula buah tangan ini dijadikan suatu simbol atau katakanlah pertanda bahwa seseorang pernah mengunjungi suatu tempat.

Pada umumnya, makanan khas suatu daerah akan banyak dijadikan pilihan sebagai oleh-oleh. Namun, jika kurang tertarik pada oleh-oleh berupa penganan yang hanya bisa bertahan beberapa saat, maka tak ada salahnya jika Anda mencoba membeli cinderamata yang awet dan berumur panjang untuk kerabat dan keluarga tercinta di rumah.

Berbicara mengenai oleh-oleh jenis ini, tentunya banyak macam ragam cinderamata atau benda khas yang dapat dibeli, salah satunya adalah kain batik. Batik sudah menjadi ikon tersendiri bagi nama Indonesia, karena di negeri ini batik merupakan seni khas yang merepresentasikan kebudayaan bangsa. Batik selama ini sangat lekat maknanya dengan kebudayaan Jawa, namun sebenarnya pandangan itu kurang tepat, karena pada kenyataannya Bali juga punya batik, Kalimantan, pun mungkin daerah lainnya.

Di Jawa sendiri ada beberapa batik yang sudah sangat terkenal, misalnya saja batik Pekalongan dan batik Solo. Di luar itu masih banyak kekayaan budaya dalam bentuk batik ini yang belum tereksplor secara maksimal padahal sebenarnya berpotensi tinggi, contohnya batik Kebumen.

Kebumen memiliki batik khas yang patut untuk dimasukkan dalam list belanja Anda ketika berkunjung ke sana. Mungkin belum banyak yang mengetahui potensi budaya dari kota Lawet yang satu ini, untuk mendapatkannya pun masih relatif sulit. Jangankan orang luar, penduduk Kebumen asli pun masih jarang yang mengenali batik daerahnya itu. Hal itu dikarenakan rendahnya pamor batik tulis rakyat ini, baru kemudian setelah gencar nama batik diangkat dan diperjuangkan beberapa waktu yang lalu, batik kebumen perlahan mulai menunjukkan geliatnya, para perajin mulai membatik kembali. Sejak saat itu pula pemerintah daerah mulai giat mempromosikan batik tulis yang belum terlalu memiliki nama ini.

Jika diruntut sejarahnya, pembatikan di Kebumen dimulai pada abad ke-19 yang diperkenalkan oleh pendatang asal Yogyakarta yang saat itu tengah menyebarkan ajaran Islam. Meskipun berakar dari Yogyakarta, batik yang ada di Kebumen memiliki kekhasannya sendiri yang membedakannya dengan jenis batik daerah lain. Batik Kebumen banyak bercorak flora-fauna dengan dominasi warna biru, merah, ungu, coklat, hijau, dan kuning. Motif-motif yang ada tidak mengandung filosofi atau makna tertentu, melainkan terinspirasi dari apa yang ada di lingkungan sekitar yang pembatik ketahui yang sekaligus menggambarkan kekayaan alam dan budaya kabupaten Kebumen itu sendiri.

Beberapa jenis batik Kebumen adalah Jagatan, Pring Sedhapur, Srikit, Kawung Jenggot, Ukel Cantel, Gringsing, Pugeran, dan masih banyak yang lainnya. Corak yang berbeda dari batik kebanyakan, membuat  batik Kebumen terlihat menarik. Terlebih dengan warna-warnanya yang cerah dan berkarakter.

Batik khas Kebumen ini bisa didapatkan di toko atau butik hanya di dalam kota Kebumen dan sekitarnya, karena persebarannya yang belum begitu tinggi, layaknya batik Solo dan Pekalongan. Jika Anda beruntung, pemerintah daerah setempat selalu mengadakan pameran Batik Kebumen setiap tahunnya, pameran itu terbuka untuk siapa saja sehingga disana Anda dapat mendapatkan lebih banyak pilihan motif batik dan juga harga yang lebih terjangkau.

Tertarik menjadikan batik Kebumen sebagai oleh-oleh bagi kerabat atau rekan? Jangan lewatkan ketika berkunjung ke kota lawet, Kebumen. (Luthfia Ayu Azanella/Arn)

*Luthfia Ayu Azanella adalah pewarta warga yang bisa dihubungi  lewat akun Twitter:@LuthfiaAyu_ dan Facebook: Luthfia Ayu Azanella

Mulai 30 September-11 Oktober ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Oleh-oleh Khas Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya