Citizen6, Tokyo: Beberapa proyek infrastruktur yang melibatkan peran Jepang di Indonesia, khususnya yang tercakup dalam kerangka kerjasama Metropolitan Priority Area (MPA) diharapkan dapat segera diwujudkan.
Hal ini ini dimaksudkan agar dapat mendorong iklim berusaha di Indonesia yang lebih kondusif seiring dengan meningkat pesatnya minat pengusaha Jepang untuk berinvestasi ke Indonesia. Proyek-proyek tersebut antara lain pembangunan MRT, pelabuhan baru Cilamaya, jalan tol, dan pembangkit tenaga listrik.
Hal tersebut disampaikan oleh Teruo Asada, Chairman of Japan-Indonesia Economic Committee of Keidanren, yang juga merupakan CEO dari Marubeni Corporation.
"Kami ingin lebih berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu kami menilai perwujudan proyek-proyek infrastruktur tersebut sangat penting guna semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Asada.
Di samping itu, Keidanren mengharapkan agar Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang telah berjalan selama 5 tahun dapat segera ditinjau. Hal ini sesuai ketentuan yang tertera dalam perjanjian itu sendiri yang memungkinkan dilakukan tinjauan setelah diberlakukan selama lima tahun.
"Kami juga mengharapkan agar kendala dalam upaya peningkatan hubungan ekonomi kedua negara dapat diselesaikan dengan baik antar kedua negara," tambah Asada dengan merujuk pada permasalahan tarif impor yang dinilai tidak sesuai IJEPA, penerapan bea masuk anti dumping untuk produk besi baja CRCS, dan ketentuan pembatasan investasi di bidang logistik, asuransi, dan manufaktur.
Dalam kapasitasnya sebagai CEO Marubeni, Mr Asada menjelaskan perkembangan pembangunan infrastruktur energi listrik di Indonesia, antara lain peningkatan kapasitas produksi listrik PLTU di Cirebon dengan penambahan pembangkit baru berkapasitas 1000MW.
Dalam kesempatan tersebut Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ishza Mahendra, menyampaikan terima kasih atas peranan dan kontribusi Jepang dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama ini. Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya pentingnya perwujudan proyek-proyek infrastruktur di bawah MPA, karena hal itu sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia. Saat ini Pemerintah Indonesia sedang berusaha keras mengatasi hambatan yang ada dalam perwujudan proyek tersebut dengan mengedepankan prinsip yang menguntungkan semua pihak.
"Kami juga meminta agar Jepang dapat lebih berperan dalam mengatasi masalah ketahanan pangan". Demikian disampaikan oleh Dubes Yusron. Menurutnya Indonesia dan Jepang memiliki peluang untuk meningkatkan kerjasama di bidang tesebut karena besarnya potensi bagi Jepang untuk membantu di bidang teknologi dalam upaya penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan pangan di Indonesia dirasakan semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan kelas menengah.
Keidanren adalah organisasi yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar di Jepang yang sangat berpengaruh yang bertujuan memediasi kepentingan perusahaan besar Jepang dan memberi masukan kepada Pemerintah Jepang dalam hal kebijakan ekonomi. Saat ini anggota Kedidanren terdiri dari 1.300 perusahaan, 121 asosiasi industri dan 47 organisasi ekonomi regional. (mar)
Penulis
Agus Heryana
Tokyo, agus.heryxxx@kbritokyo.jp
Baca juga:
Pengusaha Jepang di RI Keluhkan Prosedur Pabean dan Upah Buruh
Mantan PM Fukuda Peduli Pembangunan di RI
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Hal ini ini dimaksudkan agar dapat mendorong iklim berusaha di Indonesia yang lebih kondusif seiring dengan meningkat pesatnya minat pengusaha Jepang untuk berinvestasi ke Indonesia. Proyek-proyek tersebut antara lain pembangunan MRT, pelabuhan baru Cilamaya, jalan tol, dan pembangkit tenaga listrik.
Hal tersebut disampaikan oleh Teruo Asada, Chairman of Japan-Indonesia Economic Committee of Keidanren, yang juga merupakan CEO dari Marubeni Corporation.
"Kami ingin lebih berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu kami menilai perwujudan proyek-proyek infrastruktur tersebut sangat penting guna semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Asada.
Di samping itu, Keidanren mengharapkan agar Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang telah berjalan selama 5 tahun dapat segera ditinjau. Hal ini sesuai ketentuan yang tertera dalam perjanjian itu sendiri yang memungkinkan dilakukan tinjauan setelah diberlakukan selama lima tahun.
"Kami juga mengharapkan agar kendala dalam upaya peningkatan hubungan ekonomi kedua negara dapat diselesaikan dengan baik antar kedua negara," tambah Asada dengan merujuk pada permasalahan tarif impor yang dinilai tidak sesuai IJEPA, penerapan bea masuk anti dumping untuk produk besi baja CRCS, dan ketentuan pembatasan investasi di bidang logistik, asuransi, dan manufaktur.
Dalam kapasitasnya sebagai CEO Marubeni, Mr Asada menjelaskan perkembangan pembangunan infrastruktur energi listrik di Indonesia, antara lain peningkatan kapasitas produksi listrik PLTU di Cirebon dengan penambahan pembangkit baru berkapasitas 1000MW.
Dalam kesempatan tersebut Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ishza Mahendra, menyampaikan terima kasih atas peranan dan kontribusi Jepang dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama ini. Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya pentingnya perwujudan proyek-proyek infrastruktur di bawah MPA, karena hal itu sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia. Saat ini Pemerintah Indonesia sedang berusaha keras mengatasi hambatan yang ada dalam perwujudan proyek tersebut dengan mengedepankan prinsip yang menguntungkan semua pihak.
"Kami juga meminta agar Jepang dapat lebih berperan dalam mengatasi masalah ketahanan pangan". Demikian disampaikan oleh Dubes Yusron. Menurutnya Indonesia dan Jepang memiliki peluang untuk meningkatkan kerjasama di bidang tesebut karena besarnya potensi bagi Jepang untuk membantu di bidang teknologi dalam upaya penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan pangan di Indonesia dirasakan semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan kelas menengah.
Keidanren adalah organisasi yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar di Jepang yang sangat berpengaruh yang bertujuan memediasi kepentingan perusahaan besar Jepang dan memberi masukan kepada Pemerintah Jepang dalam hal kebijakan ekonomi. Saat ini anggota Kedidanren terdiri dari 1.300 perusahaan, 121 asosiasi industri dan 47 organisasi ekonomi regional. (mar)
Penulis
Agus Heryana
Tokyo, agus.heryxxx@kbritokyo.jp
Baca juga:
Pengusaha Jepang di RI Keluhkan Prosedur Pabean dan Upah Buruh
Mantan PM Fukuda Peduli Pembangunan di RI
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com