Erick Thohir Mohon Anggaran Kementerian BUMN Tak Disunat Lebih dari Rp 215 Miliar

Kementerian BUMN terkena efisiensi anggaran 2025 sebesar Rp 115,52 miliar hingga menjadi Rp 161,9 miliar. Jumlah itu setara 58,37 persen dari pagu awal senilai Rp 277,5 miliar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Feb 2025, 17:14 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 17:14 WIB
Resmi Pecat Shin Tae-yong, Ini Alasan Erick Thohir
Kementerian BUMN terkena efisiensi anggaran 2025 sebesar Rp 115,52 miliar hingga menjadi Rp 161,9 miliar. Jumlah itu setara 58,37 persen dari pagu awal senilai Rp 277,5 miliar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN terkena efisiensi anggaran 2025 sebesar Rp 115,52 miliar hingga menjadi Rp 161,9 miliar. Jumlah itu setara 58,37 persen dari pagu awal senilai Rp 277,5 miliar.

Namun begitu, Menteri BUMN Erick Thohir usul agar pemangkasan anggaran di Kementerian BUMN tidak sampai di bawah Rp 215 miliar. Lantaran angka tersebut jadi batas minimum Kementerian BUMN beroperasi.

"Kemarin siang kami coba usulkan kepada Kementerian Keuangan. Memang belum dapat konfirmasi 100 persen, tapi mereka lihat usulan kami bukan sesuatu yang mengada-ada karena memang batas minimum kami untuk beroperasi itu di Rp 215 miliar," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (13/2/2025).

Erick mengatakan, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajarannya. Imbas pemotongan anggaran Kementerian BUMN yang lebih besar dari kebutuhan.

"Semoga ada jalan, nanti kita tunggu satu dua bulan dua bulan ke depan," imbuh dia.

Pemotongan Anggaran Kementerian BUMN

Secara alokasi, Erick memaparkan, pemotongan anggaran Kementerian BUMN dikenakan untuk beberapa pengadaan, semisal pengurangan fasilitas dan perjalanan dinas.

"Kementerian BUMN telah melakukan efisiensi terdiri atas pengurangan fasilitas pimpinan sebesar 70 persen, pemotongan perjalanan dinas sebesar 54 persen," terang Erick.

Selain itu, fasilitas IT juga turut terkena pemotongan hingga 41 persen. Lalu, pengadaan alat tulis kantor (ATK) sebesar 90 persen, kegiatan rapat dan acara seremonial 43 persen, hingga efisiensi pemakaian gedung 39 persen.

"Kita juga menurunkan biaya pengawasan BUMN sebesar 50 persen, yang sebenarnya sangat penting kalau kita tahu pengawasan itu hal yang harus dimaksimalkan," imbuh Erick.

Di luar fasilitas pimpinan, para pejabat Kementerian BUMN juga terkena penyesuaian kendaraan dinas sebesar 66 persen. Dengan cara menggantikan mobil listrik menjadi hybrid.

"Kendaraan dinas yang kemarin kami semua sewa, kami coba ganti lebih murah dari mobil listrik jadi hybrid. Tujuannya, tadinya mobil listrik sekarang hybrid dengan harganya bisa lebih murah sampai 66 persen," tutur Erick.

 

Hemat Lampu Usai Kena Sunat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengaku sengaja menghemat pemakaian listrik dengan memadamkan sebagian lampu. (Liputan6.com/Tira)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengaku sengaja menghemat pemakaian listrik dengan memadamkan sebagian lampu. (Liputan6.com/Tira)... Selengkapnya

Sebelumnya, Erick juga mengaku sengaja menghemat pemakaian listrik dengan memadamkan sebagian lampu dan mematikan AC setelah jam kerja di ruangan di Kementerian BUMN. Hal ini sebagai simbol adanya pemangkasan anggaran.

"Bukan mati lampu ini pengurangan efesiensi daripada penyerapan karbon. Supaya karbonnya efesien. Ini kita mau coba kaca di depan kalau bisa diganti solar panel. Supaya mengurangi keterbutuhan itu," kata Erick Thohir saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sejumlah ruangan di Kementerian BUMN terbukti dimatikan, misalnya lampu di selasar menuju toilet di lobby Kementerian BUMN, ruangan tunggu, AC juga dimatikan jika jam kerja pegawai BUMN telah selesai.

 

Tetap Dorong Kinerja

20160725-Gedung Kementrian BUMN-AY
Gedung Kementrian BUMN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Erick juga buka suara terkait dampak efisiensi anggaran pada tahun 2025 terhadap kementeriannya dan BUMN secara umum. Ia mengatakan, meski anggaran terbatas, dirinya tidak merasa keberatan dan tetap mendorong kinerja maksimal dari BUMN.

"Saya rasa selama kita kerjanya maksimal, tidak mengeluh, ya kita lakukan sebisa mungkin. Saya rasa dengan keterbatasan dana BUMN selama ini, saya gak ngeluh kita kerja keras aja," ujarnya.

Erick menyebut, efisiensi anggaran justru memacu semangat untuk lebih kreatif mencari solusi. Ia menekankan pentingnya melaksanakan kebijakan dan transformasi BUMN dengan semangat tanpa mengeluh.

"Kita ya coba cari jalan gitu, tanpa mengeluh. Karena kita yang penting push bahwa kebijakannya jalan, transformasi BUMN-nya jalan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya