Indeks Dolar AS Melemah Dampak Ledakan Kasus Covid-19 di China

Dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan hari ini karena investor kembali fokus terhadap wabah COVID-19 terbaru di China.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Mar 2022, 22:41 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 22:41 WIB
20150824-Dollar-Mengguat
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rupiah ditutup menguat 6 poin pada perdagangan Selasa sore, 15 Maret 2022 meski sebelumnya sempat menguat 25 poin di Rp 14.326. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah di posisi 14.332.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Rabu, 16 Maret 2022.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp 14.310-Rp 14.370," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3/2022).

Sedangkan, dolar Amerika Serikat harus melemah pada perdagangan hari ini karena investor kembali fokus terhadap wabah COVID-19 terbaru di China menyebabkan penguncian di beberapa kota. Namun, fokusnya tegas pada keputusan kebijakan Federal Reserve AS bulan Maret.

China melaporkan ledakan kasus COVID-19. Berdasarkan update terbaru pada Selasa, China mencatat 5.280 kasus infeksi baru.  

Hal tersebut merupakan rekor tertinggi dalam dua tahun, sebagaimana dimuat Economic Times, mengutip Komisi Kesehatan Nasional (NHC). Kasus didorong menyebarnya Omicron dengan 3.000 kasus domestik.

Meningkatnya kasus, mendorong pemberlakuan lockdown pada beberapa daerah di China. Dengan penguncian atau lockdown di beberapa lokasi, menjadi tantangan bagi ekonomi China dan global. 

Tak hanya itu, sentimen The Fed juga masih membayangi, The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak pandemi ketika menjatuhkan keputusan kebijakannya pada Rabu. Investor mengharapkan kenaikan 25 basis poin pada pertemuan ini, menurut alat Fedwatch CME. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sentimen Internal

Nilai Tukar Rupiah
Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)

Adapun sentimen internal, Ibrahim menjelaskan, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang dirilis BPS kembali surplus pada Februari 2022. 

Neraca Perdagangan Indonesia bulan lalu tercatat 3,83 miliar dolar AS. Surplus Februari naik dibanding Januari yang tercatat 930 juta dolar AS. Surplus ini didorong nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding dengan impor. 

Adapun angka ekspor Indonesia pada Februari 2022 mencapai 20,46 miliar dolar AS. Ekspor ini naik 34,14 secara tahunan (year on year/yoy) dan naik  6,73 dibanding bulan sebelumnya. 

Kinerja ekspor ditopang oleh migas yang naik 10,39 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi 990 juta dolar AS dan ekspor nonmigas naik 6,55 persen menjadi 19,47 miliar dolar AS.   

Sementara impor tercatat 16,64 miliar dolar AS, turun 25,43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dan secara bulanan turun 8,64 persen. 

“Melonjaknya harga komoditas internasional mendorong surplus Februari. Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, besi dan baja,” kata Ibrahim. 

Sektor pariwisata juga memberikan pengaruh besar, karena akan mulai mengalami peningkatan sejalan dengan normalisasi mobilitas. Penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2022, di Nusa Tenggara Barat (NTB), diyakini menjadi salah satu kegiatan yang akan mempercepat pemulihan di sektor tersebut.

Lebih lanjut, menurut Ibrahim, bagusnya data internal belum tentu dapat membawa Rupiah menguat tajam. Namun sebaliknya masih bisa melemah, walaupun akhirnya menguat tipis. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya