CEO FTX Sam Bankman Hanya Akan Simpan 1 Persen Kekayaan

Sisa kekayaannya yang berupa dollar atau Bitcoin akan dia sumbangkan,

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Apr 2022, 19:24 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2022, 19:24 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Co-founder dan CEO dari pertukaran cryptocurrency yang berbasis di Bahama, FTX, Sam Bankman-Fried mengatakan berencana untuk memberikan sebagian besar kekayaannya, yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Fried sebagai salah satu orang terkaya di dunia, mengatakan kepada Bloomberg pada Minggu dia hanya akan menyimpan 1 persen dari pendapatannya setiap tahun, atau sekitar USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar.

Sisa kekayaannya yang berupa dollar atau Bitcoin akan dia sumbangkan dengan menganut filosofi "altruisme efektif" dan "penghasilan untuk memberi." 

"Anda cukup cepat kehabisan cara yang sangat efektif untuk membuat diri Anda lebih bahagia dengan menghabiskan uang, tapi Aku tidak ingin kapal pesiar,” ujar Fried dikutip dari USA Today, Kamis (7/4/2022). 

Menurut Forbes, kekayaan bersih Fried saat ini adalah USD 24 miliar atau sekitar Rp 344,8 triliun. Pada 2021, investor menilai FTX sebesar USD 18 miliar, dan sejak itu telah terjadi pertumbuhan pesat. Pada Januari 2022, bursa dan operasinya di AS mencapai nilai gabungan USD 40 miliar.

Dalam hal "penghasilan untuk memberi," Bankman-Fried mengatakan kepada Bloomberg dia telah menyumbangkan USD 50 juta tahun lalu, termasuk untuk dana bantuan pandemi di India dan inisiatif iklim.

Namun, Bloomberg juga melaporkan miliarder itu telah menyumbang lebih sedikit untuk amal daripada yang dia habiskan untuk usaha lain, seperti hak penamaan untuk arena Miami Heat, dengan biaya USD 135 juta selama 19 tahun. 

Dia juga menghabiskan sekitar USD 30 juta untuk iklan Super Bowl dengan komedian Larry David.

Fried juga telah memberikan kontribusi politik yang besar. Pada 2020, dia menyumbang lebih dari USD 5 juta untuk super-PAC yang sekarang mendukung Presiden Joe Biden.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pasar Kripto Loyo Imbas Sentimen Hawkish The Fed

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Bitcoin dan kripto lainnya kembali melanjutkan kegelisahannya pada Rabu, 6 April 2022. Pasar kripto turun tajam setelah pernyataan hawkish oleh Gubernur bank sentral AS Lael Brainard ditambah dengan berita terbaru yang meresahkan dari Ukraina. 

Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, baru-baru ini diperdagangkan tepat di bawah USD 46.000 atau sekitar Rp (660,4 juta), turun dari level tertinggi pada hari sebelumnya di atas USD 47.000 atau sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir. 

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, berpindah tangan sedikit di atas USD 3.400 atau turun sekitar 1,5 persen. 

Harga kripto sesuai dengan pasar saham utama, yang sebagian besar turun karena investor mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan untuk mengekang inflasi, yang telah melonjak hingga hampir 8 persen di AS. 

Nasdaq yang berfokus pada perusahaan teknologi turun 2,2 persen, sementara S&P 500 turun 1,2 persen. Dalam pidatonya di Federal Reserve Bank of Minneapolis, Brainard menyebut pengurangan inflasi sebagai adalah hal yang sangat penting. 

“Komite akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara metodis melalui serangkaian kenaikan suku bunga dan dengan mulai mengurangi neraca dengan cepat segera setelah pertemuan Mei kami,” kata Brainard, dikutip dari CoinDesk, Rabu, 6 April 2022.

Sementara itu, Eropa terus bergulat dengan masalah moral dan ekonomi yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Spanyol, Denmark, dan Swedia, mengusir diplomat Rusia, sementara AS dan negara-negara lain sedang menyiapkan sanksi ekonomi baru.

Presiden AS, Joe Biden dan para pemimpin negara lain telah menyerukan pelarangan impor energi dari Rusia, sebuah tindakan yang sudah dilakukan lebih dulu oleh Lithuania. 

Di sisi lain, kripto memiliki berita positif yaitu perusahaan MicroStrategy (MSTR) mengatakan pada Selasa mereka telah memperoleh 4.100 Bitcoin tambahan senilai sekitar USD 190 juta. 

Berita itu muncul kurang dari dua minggu setelah yayasan Terra Luna mengumumkan komitmennya untuk membeli setidaknya USD 3 miliar dalam bentuk Bitcoin.

Namun, peristiwa tersebut tidak berdampak besar pada Bitcoin, yang dengan sendirinya mungkin merupakan tanda kedewasaan pasar kripto yang meningkat. 

CEO platform tabungan Bitcoin Swan Bitcointold, Cory Klippsten mengatakan pasar kripto sudah cukup besar dan Bitcoin akan terus berjalan.

Analis JP Morgan Ungkap Reli Kripto Bakal Segera Berakhir

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, bank investasi global JP Morgan memperingatkan tentang pasar cryptocurrency yang akan mengalami kenaikan terbatas atau bahkan berakhir dari reli yang sedang terjadi.

JP Morgan melihat Stablecoin dari total nilai pasar cryptocurrency sebagai indikator potensi reli atau penurunan. Sebelumnya, ketika Stablecoin menyumbang hampir 10 persen dari total kapitalisasi pasar kripto, analis JP Morgan, Panigirtzoglou mengatakan itu menunjukan kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto.

Dalam catatan yang dikeluarkan minggu lalu, dia menjelaskan stablecoin dalam total kapitalisasi pasar kripto tidak lagi terlihat berlebihan.

“Pangsa Stablecoin ini saat ini berada di bawah 7 persen yang membawanya kembali ke tren sejak 2020,” kata Panigirtzoglou dikutip dari Bitcoin.com, Rabu, 6 April 2022.

“Akibatnya, kami percaya kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto dari sini kemungkinan akan lebih terbatas atau bahkan berakhir,” lanjut dia. 

Panigirtzoglou menunjukkan harga bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) menguat pada awal Maret menyusul sanksi keuangan yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara Barat setelah invasinya ke Ukraina.

“Sanksi ini telah meningkatkan harapan bahwa cryptocurrency akan digunakan lebih luas di masa depan untuk menghindari sistem perbankan tradisional mengingat cryptocurrency tidak terikat atau bergantung pada pemerintah manapun,” tutur Panigirtzoglou.

Namun, mengutip indikator stablecoin, analis JP Morgan memperingatkan reli yang terlihat di pasar kripto mungkin akan segera berakhir.

Pada Februari, JP Morgan memperkirakan harga jangka panjang Bitcoin akan mencapai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,1 miliar. Kemudian, pada Januari, bank melakukan survei klien dan menemukan mayoritas responden memperkirakan harga BTC akan mencapai USD 60.000 atau lebih tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya