Bos Binance Changpeng Zhao Beri Gambaran Industri Kripto Saat Ini

Bos Binance Zhao menyebut banyak pengguna atau konsumen yang merasakan kesakitan dan terguncang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Nov 2022, 17:35 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 17:35 WIB
Founder & CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance
Founder & CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Liputan6.com, Jakarta - Bos Binance, Changpeng Zhao memberikan gambaran industri kripto sepanjang 2022. Hal itu disampaikan Zhao ketika mengisi acara Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

Zhao menjelaskan ada banyak hal yang terjadi pada industri kripto salah satunya adalah banyak pemain besar industri yang jatuh. 

"Mulai dari Terra, salah satu pemain besar, Three Arrows Capital, Celsius, dan yang terbaru ini FTX. FTX menjadi salah satu pemain besar yang baru-baru ini jatuh,” ujar Zhao. 

Akibat hal ini, Zhao menyebut banyak pengguna atau konsumen yang merasakan kesakitan dan terguncang. Selain itu, regulator juga akan memperketat aturan untuk industri.

“Akibat hal ini, regulator di seluruh akan fokus pada exchange seperti bisnis modelnya. Tapi bagi saya itu adalah hal bagus untuk industri kripto,” lanjut Zhao.

Zhao menambahkan akan ada dampak domino yang bisa terjadi dari bergulirnya kasus FTX, seperti ada berbagai proyek yang terdampak dari FTX

“Kita mungkin tidak akan melihat dampaknya sekarang, kemungkinan akan terjadi dalam bebreapa pekan ke depan," tutur Zhao.

Peran Regulator

Bos Binance juga menyebut regulator memiliki peran penting untuk industri kripto agar ekosistem dan industri menjadi lebih sehat.

"Kita mungkin sepakat tidak ada yang mau hidup tanpa aturan, begitupun untuk industri kripto. Di sisi lain ada aturan yang baik dan buruk, kita harap bisa mendapatkan aturan yang seimbang,” kata Zhao. 

Zhao memaparkan ada beberapa regulator yang masih memiliki pemahaman secara teori terkait kripto, tetapi ada regulator yang memang sudah sangat paham dengan teknolog ini.

"Ketika saya berkunjung ke Dubai, saya tidak perlu menjelaskan lagi apa itu kripto, tetapi mereka yang bertanya bagaimana langkah selanjutnya dari teknologi ini,” pungkas Zhao.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Binance Batalkan Rencana Akuisisi FTX, Harga Bitcoin Turun di Bawah Rp 251 Juta

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya, harga bitcoin turun di bawah USD 16.000 atau sekitar Rp 251 juta pada Rabu (9/11/2022) sore waktu AS setelah Binance, pertukaran kripto terbesar, mundur dari kesepakatan daruratnya untuk mengakuisisi saingannya FTX.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Bitcoin jatuh ke level USD 15.985 (Rp 250,7 juta), titik harga terendah yang pernah dilihat mata uang kripto terbesar sejak November 2020. Menurut platform pengindeksan kripto CF Benchmark, Bitcoin turun 12 persen selama 24 jam terakhir dan 20 persen selama tujuh hari terakhir.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (10/11/2022), Binance mengungkapkan melalui akun Twitternya, ada beberapa faktor yang membuat mereka mundur dari kesepakatan membeli FTX. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Perkembangan baru ini menambah kekhawatiran yang meningkat atas FTX, investor ritel hingga pelaku industri yang memiliki eksposur besar terhadap FTX juga mulai khawatir dengan situasi ini.

“Setiap kali pemain utama dalam suatu industri gagal, konsumen ritel akan menderita," kata Binance dalam pernyataannya.

Binance menyebut telah melihat selama beberapa tahun terakhir ekosistem kripto menjadi lebih tangguh, dan percaya pada waktunya pelaku industri yang menyalahgunakan dana pengguna akan disingkirkan oleh pasar bebas.

Sebuah laporan pada Rabu dari Semafor yang didukung oleh Pendiri dan CEO FTX Sam Bankman-Fried mengatakan sebagian besar staf hukum dan kepatuhan FTX berhenti pada Selasa malam.

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) juga dilaporkan memperluas penyelidikannya ke anak perusahaan platform cryptocurrency AS, menurut Wall Street Journal.

Regulator AS Selidiki FTX Terkait Dugaan Salah Menangani Dana Pelanggan

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, di tengah krisis likuiditas yang dialami pertukaran kripto FTX dan gagalnya akuisisi dari Binance untuk membantu. Sekarang, FTX menghadapi regulator AS yang sedang mencari tahu apakah FTX berpotensi salah menangani dana pelanggan di platformnya.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/11/2022), Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang menyelidiki hubungan FTX dengan entitas saudaranya Alameda Research serta dengan FTX AS. 

Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, tetapi telah dimulai berbulan-bulan yang lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman kripto-nya, menurut laporan bloomberg. Namun penyelidikan ini diperluas terkait kasus baru yang menimpa FTX. 

Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang dijalankan oleh kepala FTX Sam Bankman-Fried, tertangkap di mata badai minggu ini ketika keuangan neraca yang bocor mengungkapkan hubungan dekat yang tidak biasa dengan FTX melalui token FTT asli bursa. 

Changpeng Zhao, kepala eksekutif Binance, mengirimkan gelombang kejutan di Twitter ketika dia menulis perusahaannya, sebagai investor awal di FTX dan pemegang besar tokennya, akan melikuidasi posisinya di FTT.

Sejak serangkaian Tweet itu, pemegang FTT Coin telah berbondong-bondong menjual token mereka. Zhao mengklaim Bankman-Fried kemudian memanggilnya, meminta Binance untuk menyelamatkan perusahaannya yang bermasalah.

Binance Mundur dari Akuisisi FTX

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Binance dan FTX pada Selasa, 8 November 2022 keduanya mengungkapkan telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat yang memberikan opsi untuk membeli FTX sambil menunggu uji tuntas. 

Namun pada Rabu, Binance mengumumkan telah mundur dari kesepakatan akuisisi itu karena adanya beberapa faktor. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya