Mengenal Apa Itu Staking Kripto hingga Cara Kerjanya

Dalam investasi kripto, untuk meraih keuntungan tak hanya dengan cara bertransaksi seperti membeli aset kripto pada harga rendah dan menjual saat harga tinggi

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Jun 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 17:15 WIB
Ilustrasi perdagangan Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi perdagangan Kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam investasi kripto, untuk meraih keuntungan tak hanya dengan cara bertransaksi seperti membeli aset kripto pada harga rendah dan menjual saat harga tinggi. Ternyata, ada cara lain yang dapat memberi keuntungan saat investasi kripto, yaitu dengan staking.

Dilansir dari Investopedia, Jumat (7/6/2024), staking adalah sebuah proses ketika investor berpartisipasi aktif dalam validasi transaksi dalam blockchain konsensus algoritma Proof of Stake (PoS).

Sedangkan Proof of Stake (PoS) sendiri adalah sebuah algoritma yang berperan untuk melakukan validasi transaksi berdasarkan konsensus terdistribusi. Validasi dilakukan berdasarkan berapa jumlah total aset kripto yang dimiliki.

Dengan staking, investor bisa mendapatkan passive income dalam bentuk reward atau bunga dari aset yang dikunci. Hal ini memudahkan investor untuk memiliki diversifikasi pendapatan aset digital. 

Dalam blockchain, siapa pun yang memiliki saldo minimum dapat memvalidasi transaksi dan mendapatkan imbalan. Dengan mengunci aset kripto tertentu, investor memiliki kekuatan untuk membuat keputusan dalam jaringan. 

Ketika berhasil memvalidasi transaksi, maka investor tersebut dapat menghasilkan pendapatan tambahan.

Cara Kerja Staking

Kripto yang disimpan itu akan dikunci ke dalam blockchain yang menggunakan konsensus algoritma Proof-of-Stake untuk jangka waktu tertentu. Jumlah keuntungan yang akan diperoleh tergantung pada harga dan jumlah aset kripto yang dikunci serta durasi mengunci aset tersebut.

Mereka yang melakukan staking pada aset kripto dalam blockchain PoS biasanya disebut sebagai validator. Validator mendapatkan imbalan ketika mereka berhasil memvalidasi transaksi. Setiap PoS memiliki beragam aturan khusus untuk validatornya. 

Ada yang menentukan aturan validasi berdasarkan periode penguncian aset atau menentukan batas minimum tertentu.

Berdasarkan aturan dan algoritma validator, PoS bekerja untuk melakukan validasi secara aktual dan mendistribusikan imbalan untuk validator. Imbalan atau bunga biasanya dihitung berdasarkan jumlah aset yang dikunci.

 

Staking Bisa Jadi Pilihan

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Staking cocok bagi investor yang tidak memiliki banyak untuk memantau pergerakan harga setiap hari. Nantinya investor bisa mendapat keuntungan dari bunga karena telah mengunci aset kripto. 

Sekilas, nampaknya sangat mudah dan menguntungkan. Tetapi, staking juga tidak terhindar dari kekurangan atau resiko. 

Sebelum memutuskan untuk staking, lakukan riset terlebih dahulu dan pastikan platform yang dipilih merupakan platform yang terpercaya. Sebab, dengan staking, investor diharuskan untuk mengunci aset kripto yang dimiliki selama jangka waktu tertentu. Artinya, selama waktu itu, investor tidak dapat menjual koin tersebut.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya