Nama Putra Mahkota Arab Saudi Dicatut Promosikan Proyek Memecoin Palsu

Beberapa jam setelah pengumuman token ini, Konferensi Hukum Saudi, pemilik asli akun X yang diretas, mengonfirmasi di LinkedIn akun mereka telah disusupi oleh pelaku penipuan.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 18 Feb 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 12:00 WIB
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Penipuan di dunia kripto semakin canggih, dengan para pelaku kini menyamar sebagai tokoh terkenal untuk menarik investor ke dalam proyek palsu. Target terbaru adalah para investor yang tertarik dengan tren memecoin yang diklaim mendapat dukungan dari tokoh publik.

Kali ini, penipu menggunakan nama Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, untuk meluncurkan token palsu yang disebut Memecoin Arab Saudi (KSA) "Resmi". Token ini pertama kali diumumkan pada 17 Februari melalui akun X bernama "SaudiLawConf."

Namun, tidak butuh waktu lama bagi komunitas kripto untuk menyadari kejanggalan. Akun tersebut ternyata palsu dan tidak memiliki afiliasi resmi dengan pemerintah Arab Saudi. Tidak adanya pengumuman dari pemerintah maupun informasi terkait manfaat dan mekanisme token menjadi tanda bahaya pertama yang membuat investor curiga.

Beberapa jam setelah pengumuman token ini, Konferensi Hukum Saudi, pemilik asli akun X yang diretas, mengonfirmasi di LinkedIn akun mereka telah disusupi oleh pelaku penipuan. Mereka menegaskan bahwa segala konten yang dipublikasikan oleh akun tersebut tidak mencerminkan pendapat atau sikap resmi mereka.

Modus Penipuan

Peluncuran memecoin palsu ini terjadi hanya beberapa hari setelah skandal token Libra (LIBRA), yang dikaitkan dengan Presiden Argentina Javier Milei. Token LIBRA sempat mengalami lonjakan, tetapi nilainya anjlok lebih dari 94% dalam beberapa jam setelah likuidasi besar-besaran senilai USD 107 juta. Tren penipuan semacam ini membuat banyak investor mulai lebih berhati-hati dalam memilih proyek kripto.

Anndy Lian, seorang pakar blockchain, menekankan pentingnya melakukan riset sebelum berinvestasi. Ia memperingatkan agar investor tidak mudah tergiur dengan klaim "resmi" atau nama besar di balik suatu proyek.

"Jika tim pengembangnya tidak transparan atau sulit ditemukan informasi tentang mereka, itu tanda bahaya besar," tegasnya dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (18/2/2025).

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Indikator yang Mencurigakan

Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Salah satu indikator mencurigakan dari token KSA adalah waktu pembuatannya. Meskipun diumumkan secara resmi pada 17 Februari, kontrak smart-nya ternyata telah dibuat seminggu sebelumnya, tepatnya pada 10 Februari, di platform peluncuran token berbasis Solana, Pump.fun.

Meski sudah lebih dahulu diluncurkan, token ini gagal mendapatkan perhatian besar, dengan kapitalisasi pasar yang masih sangat rendah, hanya USD 7.489 menurut data dari Pump.fun.

Dalam beberapa bulan terakhir, memecoin yang dikaitkan dengan tokoh terkenal semakin populer. Beberapa figur publik seperti Donald Trump dan Melania Trump bahkan telah meluncurkan memecoin mereka sendiri.

Token "Official Trump" debut pada 18 Januari, diikuti oleh "Melania Meme" sehari setelahnya. Namun, meskipun mendapat sorotan di awal, kedua token ini mengalami penurunan drastis memecoin Trump turun lebih dari 76% dari puncaknya, sementara koin Melania anjlok lebih dari 90%, menurut TradingView.

 

Risiko Memecoin

Kasus-kasus penipuan yang menggunakan nama selebriti dan tokoh politik ini semakin menyoroti risiko besar di dunia memecoin. Para investor diingatkan agar tidak membuat keputusan investasi secara impulsif hanya karena keterkaitan dengan tokoh terkenal.

Dengan semakin banyaknya token spekulatif di pasar, kewaspadaan dan riset yang mendalam menjadi kunci agar tidak terjebak dalam skema penipuan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya