Liputan6.com, Jakarta Tujuh orang peserta laki-laki sempat tertunda mengikuti seleksi Kesamaptaan A, yaitu lari mengelilingi lapangan sejauh 400 meter selama 1 menit. Seleksi terunda lantaran tensi calon Paskibraka 2016 yang terlalu tinggi. Ada yang mencapai 140 mmHg dan ada pula yang mencapai 150 mmHg.
Seperti Biyan, peserta dari NTB dengan nomor dada dan punggung 068, justru tidak tahu penyebab tensinya bisa setinggi itu. Terakhir mengecek di klinik di daerah asalnya, diketahui tensinya berada di angka normal, yaitu 110 mmHg.
"Saya juga bingung. Saya stres, enggak. Sarapan pagi juga sudah. Tadi malam tidur juga cukup," kata Biyan. Setelah disuruh istirahat, minum air putih yang banyak, dan menenangkan pikiran dengan tidak memikirkan apa-apa, tensi Biyan kembali normal di pengecekan kedua sehingga diizinkan mengikuti keseluruhan seleksi.
Kondisi serupa dialami Juan (perwakilan Maluku Utara dengan nomor dada 124) dan Arsam Yawan dari Papua. Keduanya mengaku sudah siap mengikuti semua seleksi yang dilakukan di Stadion Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, pada Minggu (24/7/2016)
"Saya tidak pusing. Tidak ada keluhan apa-apa. Sudah siap banget ini untuk lari," kata Juan.
"Saya juga heran. Sekarang malah jadi kepikiran," kata Arsam.
Menurut sesama peserta seleksi, tensi Juan tinggi lantaran memikirkan salah seorang peserta perempuan dari Jawa Timur. "Yang dipikirin Jawa Timur melulu. Makanya jadi stres. Jawa Timur saja bisa lari," kata teman-teman yang lain menggoda Juan. Muka Juan memerah. Sambil malu-malu dia menjawab,"Tidak benar itu. Tidak ada yang memikirkan Jawa Timur".
Advertisement
Nomor dada dan punggung 042, asal Jawa Barat, sempat harus mengulang pengecekan tensi sebanyak tiga kali. Tim medis mengira bahwa peserta tersebut tidur terlalu larut malam. Atau jangan-jangan memikirkan seseorang spesial yang jauh di sana.
"Saya semalam tidur jam 9. Habis Salat Isya, langsung tidur," kata dia. "Beneran, saya nggak ada memikirkan apa-apa," kata dia menambahkan. Di pengecekan ketiga, tim medis mengizinkannya untuk ikut seleksi karena tensinya normal.
Mayor Amar, Perwakilan Garnisun sekaligus Koordinator Paskibraka mengatakan, jika tensi tidak berada di angka normal, ditakutkan peserta tidak siap melakukan lari dan kegiatan jasmani lainnya. Serta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Masing-masing peserta berusaha menyembunyikan rasa gugupnya di seleksi hari ke-4 ini. Peserta laki-laki tensinya tinggi sementara peserta perempuan berulang kali izin buang air kecil sebelum lari dimulai.
"Kalau menurut saya, mereka kurang tenang saja. Secara mental, tidak kuat jika nanti kalah dengan temannya. Kalau mereka tahu ini seleksi, terpilih atau tidak, tidak perlu dipikirkan. Apalagi kalau malam harinya mereka cukup tidur dan tidak mengonsumsi makanan yang membuat perut mereka kenapa-kenapa," kata Amar kepada Liputan6.com, Minggu (24/7/2016).