Kelelahan, 14 Calon Paskibraka Alami Radang Tenggorokan

14 orang calon PASKIBRAKA tingkat nasional 2016 dinyatakan radang tenggorokan. Bisa jadi karena kelelahan dan seringnya mereka nyanyi-nyanyi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 29 Jul 2016, 10:03 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 10:03 WIB
Kelelahan, 14 Calon Paskibraka Alami Radang Tenggorokan
14 orang calon PASKIBRAKA tingkat nasional 2016 dinyatakan radang tenggorokan. Bisa jadi karena kelelahan dan seringnya mereka nyanyi-nyanyi

Liputan6.com, Jakarta Empat belas orang peserta Diklat PASKIBRAKA 2016 mengalami radang tenggorokan dan radang pita suara. Sementara satu orang peserta perempuan mengalami mual dan sempat muntah sebanyak dua kali.

"Setelah ditangani, semuanya sudah oke," kata Dokter Umum dari RSON Cibubur, dr Tb Aria Santika di Wisma-D PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis petang (28/7/2016)

Menurunnya kondisi ke-14 peserta diketahui usai pembukaan Diklat PASKIBRAKA 2016. Sebagian terlihat duduk di sofa teras Wisma Soegondo Djojopoespito, mengeluh bahwa suara mulai terdengar tak enak dan hidung menampakkan tanda-tanda mau flu.

"Mungkin karena kelelahan habis seleksi Kesamaptaan (jasmani). Habis itu mereka happy, nyanyi-nyanyi sehingga radang pita suara," kata Dr Aria.

Di Saat Mengikuti Sesi Materi, Terlihat Sebagian Peserta Diklat PASKIBRAKA 2016 yang Mengantuk. Belum Lagi pada Malam Hari Harus Mengikuti Pembukaan Diklat.

Banyak dugaan penyebab terjadinya kondisi tidak mengenakkan ini. Seperti, adaptasi dengan kamar yang mereka tempati selama diklat. Juga kebiasaan-kebiasaan di daerah yang tidak bisa mereka lakukan di sini.

"Mungkin di rumah mereka tidak pakai AC, di sini pakai AC. Bisa juga karena kebiasaan orang daerah, kayak di Sumatera yang hobi minum air hangat, di sini minum air biasa," kata Aria menjelaskan.

Tak sekadar memberikan obat. Dr Aria juga mengedukasi sang pasien agar banyak minum air hangat dan pasien yang mengalami mual dan muntah untuk menyantap makanan yang lunak-lunak terlebih dulu.

"Sudah saya ingatkan agar katering menyediakan air hangat. Roti dan makanan yang lunak-lunak juga sudah disiapkan," kata Dr Aria.

"Penyakit itu tidak melulu harus diberi obat. Seperti pola makan juga harus diperhatikan. Di sini, semua menu makanan sudah diatur sama ahli gizinya. Mungkin ada yang tidak cocok, tapi lama kelamaan akan terbiasa," kata Dr Aria menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya