Gerakan Tidak Kompak Hukumannya Push Up

Latihan PBB dan formasi selalu seru karena kalau salah, dihukumnya pasti tidak pernah sendirian.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 30 Jul 2016, 09:15 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2016, 09:15 WIB
Paskibraka Diklat Hari 2
Peserta yang berkali-kali melakukan kesalahan diminta untuk lebih fokus (Foto: Aditya EP)

Liputan6.com, Jakarta Peserta Paskibraka Nasional 2016 mengaku kurang maksimal dan optimal selama latihan di hari ke-2. Tak ayal mereka kadang diberi sanksi karena berkali-kali melakukan kesalahan sebagai bagian dari konsekuensi dan pengorbanan demi hasil terbaik.

"Tadi kami kena omel karena kami telat baris, terus jalannya kami tidak benar, salah-salah melulu, nggak kompak. Egonya masih ada. Oleh karena itu, saya sendiri tidak apa-apa jika diomelin," kata perwakilan dari Sulawesi Tenggara, Beatrix Tinduka  di Wisma PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (29/7/2016).

Paskribaka berlatih mengangkat kaki sempurna (Foto: Aditya EP)

Beatrix mengatakan latihan PBB dan formasi selalu seru karena walau harus dihukum pasti tidak pernah sendirian. "Satu yang salah, semua pasti kena hukum. Kalau aku yang salah, semuanya pasti kena, jadi tetap seru," kata Beatrix dari SMA Negeri 1 Kendari.

Siswi SMA Negeri 1 Lembo Lvana Bianti Lumanga juga tak memermasalahkan sanksi dari para pelatih. Vana menjadikannya sebagai kenangan yang kelak bisa ia ceritakan ke orang lain, teman, atau bahkan anaknya. Dari omelan itu akan tercipta sebuah kesuksesan yang dapat membuat iri banyak orang.

Paskibraka berlatih menjadi pembawa baki (Foto: Aditya EP)

"Aku dan teman-teman tadi disuruh push up. Ya, karena kaminya memang salah. Tapi, karena kami punya jiwa korsa (kebersamaan), satu dihukum pasti kita semua pasti ikut," kata Lvana, perwaklan dari Sulawesi Tengah.

"Malah tadi itu sempat hujan. Aku pikir bakal dihukum latihan sambil hujan-hujanan, ternyata tidak, malah disuruh berteduh. Padahal kalau hujan-hujan pasti seru," ujar Lvana sambil tertawa.

Paskibraka berlatih menjadi penggerek bendera secara bergantian (Foto: Aditya EP)

Sementara siswi SMA Negeri 1 Tabana sekaligus perwakilan dari Bali A.A. Sg. Saviti Mahawishwa Karmani (Tia) mengatakan,"Omongan Pak Amar benar. Tadi saya juga merasa gerakan kaki saya, teman di depan, dan teman di belakang belum bareng. Saya juga merasa kita kurang tanggap, terlebih untuk hari ke-2 ini. Tapi saya yakin, besok, besok, dan besoknya lagi kami bisa menampilkan yang terbaik."

Baik Beatrix, Lvana, maupun Tia belum kebagian latihan membawa baki di kegiatan PBB dan formasi pada Jumat (29/7/2016). Beatrix dan dua orang lainnya masih latihan untuk pasukan delapan (serpihan).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya