Seorang Gadis 12 Tahun Penyandang Disabilitas Berbagi Kisah Menjadi Pemimpin Kapa Haka

Harper adalah pemimpin grup kapa haka lokal dengan menunjukkan penampilan tari dari atas kursi rodanya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi Penari Kursi Roda
Lumpuh tidak membuatnya terbatas dalam mengejar impian jadi penari. (Foto: Rider Digest)

Liputan6.com, Jakarta Kehidupan Harper Heta berubah sejak usianya masih 7 tahun. Harper mengalami disabilitas karena senam di rumah. 

Ia terlalu bersemangat ingin menunjukkan hasil latihannya ke bibinya. Namun tiba-tiba, punggungnya sakit dan saat dia pergi mengambil segelas air dari dapur, kakinya lemas, sehingga gelas yang ia pegang pecah berserakan di lantai.

“Bahu saya sangat sakit ketika saya pertama kali mulai mendorong kursi roda saya, tetapi saya memiliki fisio (terapis) dan itu sangat membantu saya, untuk mendapatkan kekuatan di lengan saya dan bahu saya untuk membantu mendorong diri saya sendiri,” kata Harper seperti dikutip dari Stuff.

“Itu sangat menakutkan. Saat itu, kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami tidak tahu dia akan menjadi lumpuh,” kata ibunya, Lara.

Ia menghabiskan waktu lima minggu dirawat di rumah sakit ditambah tiga bulan di pusat rehabilitasi anak.

Lima tahun kemudian, setelah menjalani rehabilitasi yang berat, dia menjadi inspirasi bagi whānau dan komunitasnya. Harper adalah pemimpin grup kapa haka lokal dengan menunjukkan penampilan tari dari atas kursi rodanya.

 

Simak Video Berikut Ini:

Kapa haka membuat lebih percaya diri

Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Sekarang usianya sudah 12 tahun. Seperti anak usia 12 tahun pada umumnya, dia suka berkumpul dengan teman-temannya, dan bersepeda (sepedanya telah dimodifikasi disesuaikan seperti kursi roda sehingga menjadi sepeda roda tiga). Meskipun harus menggunakan kursi roda, namun ia terus berusaha untuk menggapai impiannya. Ia tidak merasa kursi roda menahan apa yang ia ingin lakukan.

Ia mengaku bahwa dirinya tidak selalu bersikap positif tentang hidupnya setelah cedera. "Saya pasti pernah mengalami saat-saat ketika saya benar-benar sedih," katanya. Seperti ketika dia berusia sekitar 10 tahun, dia merasa sedih karena tidak bisa memainkan olahraga yang benar-benar dia inginkan.

Harper, yang tinggal di Kaukapakapa, sekitar 50 km barat laut Auckland, tidak pernah berhenti berlatih. Sehingga ketika ia dinobatkan menjadi salah satu pemimpin di kapa haka rōpū sekolahnya; dia memainkan peran utama bersama dua penari lainnya di Attitude Awards tahun ini, acara televisi nasional yang merayakan pencapaian dan kesuksesan orang Selandia Baru yang hidup dengan disabilitas.

“Saya pikir berada di kapa haka telah membuat saya lebih percaya diri. Kami telah membuat whānau (bahasa Māori yang berarti memperluas jaringan pertemanan), berada di grup. Saya mendapatkan teman dari grup, dan kami semua saling mendukung."

“Dia mungkin tidak mengerti semua yang dia lakukan karena dia baru berusia 12 tahun, tapi aku tahu dia merasakannya. Dan itu sangat keren untuk ditonton," kata Lara.

Manajer pemulihan Harper, Justine Hunter, memahami apa yang Harper butuhkan lebih baik daripada kebanyakan orang. Justine juga seorang lumpuh dan menggunakan kursi roda. Dia adalah seorang pesenam yang kompetitif, berusia 8 tahun, ketika dia mengalami kecelakaan mobil yang melukai punggungnya.

“Justine sangat membantu. Dia benar-benar salah satu idola saya, dia adalah seseorang yang saya kagumi,” kata Harper.

Justine ingat pertemuan pertama dengan Lara, mendengarkan kekhawatirannya.

"Aku ingat mengatakan pada Lara bahwa tidak perlu melindungi Harper, izinkan ia memikirkan kehidupannya saat ia siap, biarkan ia mengambil risiko dan memiliki ekspektasi yang sama sebagaimana perlakuan pada anak lainnya yang tanpa disabilitas, agar ia tumbuh menjadi individu yang sehat dengan menghargai dirinya sendiri," saran Justine kala itu kepada Lara.

Harper yang telah menggunakan kursi roda selama hampir separuh hidupnya dan telah belajar untuk mengatasi berbagai tantangan, memberi saran kepada semua orang yamng memiliki kondisi serupa dengannya.

"Jangan sia-siakan waktu Anda. Saya tahu bahwa banyak pengguna kursi roda yang mengalami sedikit depresi karena situasi mereka, tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka dapat melakukan lebih banyak hal jika mereka memiliki pola pikir yang benar.”

Lara, ibu dari enam anak tersebut mengatakan, “Setiap pengalaman baru yang dia lakukan sangat memperkaya hidup kami. Dia adalah pilar cahaya.”

Lara juga berperan penting dalam pembentukan karakter Harper. Ia mengikuti saran Justine, termasuk untuk menyediakan perlengkapan adaptifnya, seperti kursi roda, memodifikasi perlengkapan rumah agar Harper dapat dengan mudah mengaksesnya, termasuk dapur tempat ia bisa membuat camilannya sendiri.

“Salah satu impian saya adalah ketika saya lebih dewasa, saya ingin menjadi duta yang menginspirasi, karena saya merasa orang-orang perlu mengetahui dan mendengar dari sudut pandang seseorang yang berbeda atau seseorang yang memiliki perbedaan. Dan saya merasa mereka perlu memahami bahwa setiap orang pada dasarnya sama, hanya lebih unik dari yang lain,” kata Harper.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya