Liputan6.com, Jakarta Berawal dari sulitnya mencari perusahaan travelling yang dibutuhkan para penyandang disabilitas, Neha Arora ingin mengajak ayahnya yang tunanetra dan ibunya bepergian menggunakan kursi roda.
Namun saat itu ia tidak memiliki akses yang dibutuhkan kedua orang tuanya. Maka ia mendirikan perusahaan travelling bernama Planet Abled yang melayani kebutuhan para penyandang disabilitas. Selain Planet Abled, ternyata ada 6 perusahaan lainnya yang juga memfokuskan pada travelling yang bisa diakses para difabel.
Baca Juga
1. Planet Abled
Advertisement
Nora mengatur tur yang disesuaikan untuk beragam jenis disabilitas dan non-disabilitas. Tempat yang mereka tuju biasanya seputar India dan Asia Tenggara, meskipun ada rencana untuk memperluas cakupan wilayah hingga ke negara-negara di Eropa. Paket populer mereka yaitu arung jeram, ski, trekking, dan safari satwa liar. Jika ingin, klien dapat meminta teman travelling ekstra untuk memastikan keamanan klien yang tunanetra, serta meminta izin khusus dari museum agar klien dapat menyentuh dan merasakan artikel yang dipajang, dan mengatur penerjemah bahasa isyarat untuk tunarungu.
2. Travel for All
Perusahaan ini telah menyelenggarakan lebih dari 5.000 travelling di seluruh dunia untuk pelancong berkebutuhan khusus. Pendirinya, CEO Tarita Davenock mendirikan perusahaan ini atas dasar pengalamannya yang menderita multiple sklerosis.
“Kami meneliti dan memberi klien kami pro dan kontra dari area mana pun di dunia sebelum merencanakan perjalanan, sehingga klien kami tahu apa yang diharapkan saat mereka berada di tujuan itu. Perencanaan yang cermat dan perhatian yang besar terhadap detail adalah kunci utama untuk menjaga liburan kita tetap aman,” kata Davenock, dikutip dari CONDÉ NAST Traveler.
3. Seable Holidays
Perusahaan ini memfokuskan diri pada perjalanan untuk wisatawan dengan gangguan penglihatan. Sehingga setiap pakket perjalanannya sudah termasuk pendamping terlatih serta olahraga inklusif dan aktivitas sensorik seperti menunggang kuda, selam scuba, kayak, mencicipi anggur, yoga, dan tamasya museum taktil. Semua kegiatan tersebuut tentunya sudah diperiksa keamanannya secara menyeluruh, termasuk pendamping terlatih yang sudah diperiksa latar belakangnya juga akomodasi yang telah diuji oleh para tunanetra sebelum direkomendasikan oleh perusahaan. Namun akibat pandemi, untuk sementara perusahaan ini menghentikan sementara kegiatannya dan akan kembali aktif saat musim panas tahun 2022.
Simak Video Berikut Ini:
4. Easy Access Travel
Pendirinya, Debra Kerper dan timnya mengakomodasi sebagian besar jenis disabilitas fisik dalam perjalanan solo maupun kelompok campuran di Easy Access Travel. Kerper sendiri terkadang mengandalkan pengalamannya yang merupakan pengguna kursi roda. Sehingga ia memastikan bahwa setiap perjalanan sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing klien. Jadi memang untuk memenuhi ekspektasi ini, timnya benar-benar memastikan sejak awal untuk mengenal klien agar bisa menyesuaikan paket traveling terbaik, serta sebelumnya telah dilakukan survei hotel dan tempat wisata untuk diperiksa akses terhadap penyandang disabilitas. Sehingga mereka bisa yakin tempat tujuan klien sudah dipastikan keamanannya, aksesibilitasnya, serta memberikan pengalaman terbaik berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dari sumber yang dapat dipercaya.
5. Go Wheel the World
CEO perusahaan ini, Alvaro Silberstein, sudah lumpuh dari dada ke bawah setelah selamat dari kecelakaan pada usia 18 tahun. Namun keadaanya ini tidak menghentikannya untuk melakukan travelling. Ia sendiri telah mengunjungi 30 negara di lima benua. “Saya menyadari bahwa penyandang disabilitas harus dapat menjelajahi tempat seperti orang lain,” katanya. Sebagian besar kliennya adalah orang dewasa atau lansia dengan disabilitas mobilitas dan pengguna kursi roda, dan ia dapat mengatur perjalanan solo atau grup.
Melalui perusahaannya, Silberstein ingin meningkatkan kesadaran akan aksesibilitas bagi para difabel. Oleh karenanya, ia memberikan perhatian khusus pada detail seperti ketinggian tempat tidur, lebar pintu, dan aksesibilitas kamar mandi, dll. yang ia kumpulkan informasi ini di situs web Go Wheel the World. Paket perjalanan mereka dirancang dengan operator tur lokal dengan fokus pada perjalanan yang dapat diakses, dan itu termasuk akses ke sepeda adaptif, kursi roda pantai, dan peralatan untuk hiking, skydiving, kayak,scuba diving, dan selancar. Silberstein juga memastikan harga bisa bersaing dan akan tetap sama, baik kliennya difabel atau non-difabel.
6. Tapooz Travel
Perusahaan ini didirikan oleh dua orang yang bertahun-tahun menjadi sukarelawan dari organisasi yang menyediakan travelling luar ruangan kepada penyandang disabilitas. Laurent Roffe adalah pemandu kayak laut dan Aicha Nystrom adalah pemandu ski, merupakan nama pendiri Tapooz Travel ini. Setelah bertahun-tahun menjadi sukarelawan dan memiliki banyak teman difabel, mereka merasa senang setiap kali melihat bisnis perjalanannya yang diatur agar dapat diakses difabel memberikan kegembiraan juga kepada kliennya.
Tapooz Travel mengkhususkan diri dalam perjalanan bagi mereka yang memiliki masalah mobilitas, termasuk gangguan penglihatan dan pendengaran, bukan disabilitas kognitif. Ketika mereka memiliki klien dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, mereka memastikan setidaknya ada satu pemandu yang terlatih dalam bahasa isyarat, atau memiliki pemandu yang dapat membantu dengan hal-hal seperti membaca menu di restoran dan memberikan narasi suara selama kunjungan lokasi. Paket mereka mencakup olahraga adaptif, sailboat skippers, tribal elders, terapis pijat, dan operator balon udara, yang semuanya dilatih untuk bekerja dengan wisatawan penyandang disabilitas.
Advertisement