Teknologi Canggih Google Kembalikan Kemampuan Drummer Satu Tangan Ini

Jason Barnes, seorang drummer asal Atlanta harus kehilangan lengan kanannya karena diamputasi usai sebuah kecelakaan di tahun 2012

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Mei 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 18:00 WIB
Jason Barnes saat menggunakan prostesis dengan kecerdasan buatan (Tangkapan Layar Youtube Google)
Jason Barnes saat menggunakan prostesis dengan kecerdasan buatan (Tangkapan Layar Youtube Google)

Liputan6.com, Jakarta Teknologi yang dikembangkan Google berhasil mengembalikan kemampuan Jason Barnes, seorang drummer di Amerika Serikat yang tangan kanannya diamputasi beberapa tahun lalu.

Barnes, musisi asal Atlanta, Georgia, kehilangan lengan bawah kanannya dalam sebuah kecelakaan listrik tahun 2012. Dalam video berjudul Forward Rhtyhm di saluran Youtube Google, sang ibu, Maggi Pier menceritakan bahwa kecelakaan itu membuatnya nyaris putus asa.

Keinginan Barnes untuk terus bermain musik membuatnya terlibat dalam sebuah tim di Georgia Tech Center for Music Technology (GTCMT). Di sana, para peneliti mendapatkan dukungan kecerdasan buatan Google TensorFlow.

Dikutip dari Musicradar pada Minggu (23/6/2021), sejak 2013, Barnes bekerja sama dengan Gil Weinberg, ahli robotik dan pendiri fasilitas itu untuk mengembangkan prostesis canggih yang dioperasikan melalui elektromiografi (EMG).

Gerakan dan isyarat dari sisa anggota tubuh Jason menghasilkan sinyal listrik, yang diubah menjadi aliran data untuk dipelajari dan diproses oleh perangkat lunak TensorFlow.

Barnes mengatakan bahwa dengan teknologi itu, saat dia melenturkan ototnya, alat tersebut akan mengencangkan cengkeraman pada stik. "Dan saya bisa melonggarkan otot untuk melonggarkan genggaman stik seperti yang akan dilakukan tangan biasa," ujarnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Hampir Seperti Tangan Asli

Ilustrasi Pemain Drum
Foto: Pixabay (StockSnap)

Hasilnya, prostesis tersebut mampu bereaksi terhadap gerakan yang diinginkan Barnes dengan latensi yang minimal, dan menghasilkan kontrol yang sangat alami dalam pukulannya.

"Ini terasa sangat dekat dengan tangan sungguhan yang bisa Anda dapatkan tanpa benar-benar memiliki tangan sungguhan," katanya.

"Saya merasa beruntung menjadi bagian dalam proses ini," kata Barnes seperti dikutip dari MusicTech. "Di masa lalu selalu ada kurva pembelajaran saya yang harus menyesuaikan diri dengan perangkat baru. Tapi dengan cara ini, perangkatlah yang disesuaikan dengan saya."

TensorFlow merupakan platform open source machine learning dari Google yang telah mendukung solusi aksesibilitas lain di masa lalu. Project Guideline menggunakan teknologi itu untuk membantu atlet tunanetra berlari tanpa bimbingan.

Selain bekerja sama dengan Barnes, Gil Weinberg juga diketahui memiliki proyek lain yaitu pengembangan robot musisi bernama Shimon, yang melakukan improvisasi jazz berdasarkan pembelajaran mesin.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya