Waspada, Diabetes yang Berujung Amputasi dan Disabilitas Bisa Berawal dari Hal Kecil

Diabetes atau penyakit gula menjadi salah satu penyebab disabilitas karena dapat membuat seseorang kehilangan anggota tubuh atau amputasi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Apr 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 18:00 WIB
ilustrasi diabetes picu amputasi dan disabilitas
Ilustrasi ilustrasi diabetes picu amputasi dan disabilitas Foto oleh cottonbro dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Diabetes atau penyakit gula menjadi salah satu penyebab disabilitas karena dapat membuat seseorang kehilangan anggota tubuh atau amputasi.

Bagi banyak pengidap diabetes yang diamputasi, penyebab amputasi bisa saja berawal dari hal kecil yang dialami sehari-hari. Misalnya, terbentur pintu, lecet kecil karena berjalan terlalu lama atau akibat sepasang sepatu baru yang tidak pas.

Kejadian tak terduga ini segera menyebabkan demam, pembengkakan dan rasa sakit yang tidak kunjung hilang atau luka yang tidak kunjung sembuh. Dan sebelum pasien mengetahuinya, dokternya acap kali memiliki kabar buruk yakni anggota badan harus diamputasi.

Di Indonesia, diabetes masih menjadi tantangan yang nyata. Begitu pula di negara lain seperti Singapura yang kasus diabetes melitusnya sedang meningkat.

“Dari 2019 hingga 2020, prevalensi kasar diabetes (di Singapura) adalah 9,5 persen, meningkat dari 8,8 persen pada 2017 meskipun perang melawan diabetes telah berlangsung selama lima tahun,” mengutip Channel News Asia, Senin (11/4/2022).

Menurut laporan Federasi Diabetes Internasional tahun 2021, Singapura terus memiliki prevalensi diabetes mellitus yang tinggi sebesar 11,6 persen, dibandingkan dengan rata-rata global 9,8 persen, rata-rata Amerika 10,7 persen dan rata-rata Australia 6,4 persen.

Diabetes juga acap kali disebut sebagai “penyakit gaya hidup”, diabetes dapat memburuk jika pasien tidak melakukan upaya-upaya seperti:

-Mengubah pola makannya menjadi lebih sehat dan teratur.

-Melakukan olahraga teratur sesuai kebutuhan tubuh.

-Mematuhi pengobatan diabetes dan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jika Tidak Ditangani dengan Baik

Ilustrasi diabetes bisa picu disabilitas
Ilustrasi diabetes bisa picu disabilitas Credit: pexels.com/Gizz

Ketika penyakit ini tidak dikelola dengan baik, ulkus atau luka kaki dapat berkembang dan ini berujung pada amputasi ekstremitas bawah. Amputasi ekstremitas bawah didefinisikan sebagai amputasi di bawah lutut.

Menurut data, Singapura memiliki tingkat amputasi yang cukup tinggi, hingga empat amputasi ekstremitas bawah dilakukan dalam sehari antara 2015 dan 2016.

Di Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), 80 persen pasien yang membutuhkan amputasi memiliki penyakit penyerta yang signifikan seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.

Kebanyakan pasien memiliki kesadaran yang kurang tentang bagaimana dampak dari ulkus kaki yang tidak diobati.

Pada 2017, TTSH memiliki sekitar 90 amputasi ekstremitas bawah utama. Untungnya, insiden amputasi ekstremitas bawah turun dengan intervensi dini melalui operasi vaskular dan pendekatan multi-disiplin.

Amputasi adalah pilihan terakhir yang dijalani hanya ketika hidup dipertaruhkan atau ketika perawatan konservatif yang berkepanjangan gagal. Tidak pernah mudah untuk menyepakati amputasi bahkan jika itu untuk menyelamatkan nyawa, karena kehidupan setelah amputasi bisa menakutkan.


Picu Gangguan Penglihatan

Ilustrasi disabilitas netra akibat diabetes
ilustrasi mata (Pixabay.com)

Selain amputasi, diabetes juga dapat memicu gangguan penglihatan bahkan hingga disabilitas netra permanen.

Hal ini disampaikan praktisi kesehatan dr Agus Setyawan SpM. Ia mengimbau agar pasien diabetes tak abai untuk memeriksa kesehatan mata. Pasalnya, pengidap penyakit gula darah ini rawan alami gangguan penglihatan.

Gangguan pada mata akibat diabetes disebut retinopati diabetik.

"Tidak jarang kondisi retinopati diabetik menyebabkan kebutaan," kata pria yang akrab disapa Wawan ini, dalam keterangannya mengutip Regional Liputan6.com Senin (11/4/2022).

Wawan menyebutkan jika retinopati diabetik menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah retina sehingga membuat retina bengkak atau terdapat kapiler darah tidak normal yang pecah.

"Kondisi ini menyebabkan pandangan menjadi kabur atau terganggu," sebut dokter spesialis mata di RSI Banjarnegara ini.

Wawan menyebut, penyebab utama retinopati adalah kombinasi dari tingginya tekanan darah, gula darah, dan juga kolestrol.

"Orang dengan diabetes melitus yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di retina," tambahnya.


Dapat Menyebabkan Komplikasi

Ilustrasi gangguan penglihatan
Ilustrasi Mata (Image by Tobias Dahlberg from Pixabay)

Adanya retino diabetik ini dapat menyebabkan komplikasi yang berdampak pada tingkat kesakitan yang semakin buruk.

Ia meminta bagi penderita diabetes melitus untuk tetap melakukan cek kesehatan matanya, terutama retinanya.

Tak hanya itu, diabetik retinopati juga bisa menyebabkan komplikasi lainnya. Komplikasi yang paling sering muncul adalah Diabetik Makular Edema (DME).

DME terjadi ketika adanya kebocoran cairan ke pusat makula, bagian peka cahaya dari retina. Fungsinya adalah mempertajam penglihatan langsung. Maka dapat membuat kualitas penglihatan menurun.

Menurut dia, skrining awal sangat diperlukan untuk mendiagnosa kondisi pasien.

"Dengan diagnosa sedini mungkin dan pengobatan yang tepat, memungkinkan bisa meminimalisasi pasien kehilangan penglihatan, bahkan dipulihkan," tutupnya.

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya