Bisa Berujung Disabilitas, Angka Diabetes Meningkat 3 Kali Lipat dalam Dua Dekade

Setengah miliar orang di dunia mengidap diabetes, penyakit yang bisa berujung disabilitas fisik dan tunanetra.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Nov 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2022, 10:00 WIB
Kaki Palsu
Kaki palsu. (dok. Liputan6.com/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta Setengah miliar orang di dunia mengidap diabetes, penyakit yang bisa berujung disabilitas fisik dan tunanetra.

Data ini disampaikan Regional Vice President Merck Biopharma Asia Pacific (APAC) Liz Henderson. Menurutnya, jumlah pengidap diabetes dunia meningkat tiga kali lipat selama dua dekade terakhir.

Ini sangat mengkhawatirkan mengingat ada sederet masalah kesehatan serius yang dapat berkembang dari diabetes.

“Termasuk penyakit kardiovaskular, penyakit saraf, kebutaan, gagal ginjal, komplikasi mulut dan amputasi anggota tubuh bagian bawah. Diperkirakan 6,7 juta orang meninggal karena penyebab terkait diabetes pada tahun 2021 saja,” kata Liz mengutip CNA, Selasa (15/11/2022).

Ia menambahkan, para ahli dunia tidak meragukan bahwa pandemi COVID-19 menambah beban penyakit diabetes.

Selama tahun pertama pandemi, sebuah penelitian di Eropa menemukan bahwa 1 dari 5 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dengan diabetes meninggal dalam waktu 28 hari setelah masuk.

Di Asia Pasifik, hampir setengah dari semua negara yang disurvei oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) melaporkan sebagian atau seluruhnya terganggu layanan untuk pengobatan diabetes dan komplikasi terkait diabetes.

Studi awal juga menemukan COVID-19 berhubungan dengan peningkatan insiden diabetes pada kelompok remaja.

Sebuah survei terhadap 8.000 orang dewasa di delapan negara, yang ditugaskan oleh YouGov atas nama Merck, juga memberikan wawasan tentang bagaimana pandemi COVID-19 berdampak pada risiko orang terkena diabetes melalui perubahan gaya hidup mereka.

Hasil Penelitian

Hasilnya, beberapa negara telah meningkatkan faktor risiko diabetes selama pandemi dan beberapa negara lain layanan diabetesnya ikut terganggu.

Sementara pilihan gaya hidup yang dipicu oleh pandemi bervariasi, empat dari lima responden (79 persen) tidak merasa yakin di mana mereka bisa mengakses informasi medis yang tepat tentang diabetes. Ini termasuk informasi soal bagaimana cara merawat kondisi tersebut.

Yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa setengah dari mereka yang saat ini hidup dengan diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut, lanjut Liz.

Angka ini juga berlaku untuk Asia Tenggara, yang diperkirakan akan mengalami peningkatan pengidap diabetes sebesar 69 persen menjadi 152 juta pada tahun 2045.

Di Singapura, 34 persen anak muda berusia 24 hingga 35 tahun diperkirakan akan terkena diabetes pada usia 65 tahun, dan 35 persen orang dengan pra-diabetes akan berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Darurat Kesehatan

Federasi Diabetes Internasional (IDF) menyatakan bahwa diabetes telah menjadi pandemi dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya yang lepas kendali. Diabetes juga disebut salah satu keadaan darurat kesehatan yang tumbuh paling cepat di abad ke-21.

Jika ingin mencegah penyakit ini sebagai darurat kesehatan global, maka semua pihak perlu mencegah, mendeteksi, dan mengobatinya sejak dini, terutama di kalangan anak muda.

Intervensi yang tepat dapat menunda, atau bahkan mencegah, perkembangan diabetes tipe 2. Di Singapura ada Healthier SG Plan untuk mengambil pendekatan hulu dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan mendorong perawatan preventif dan intervensi dini.

Skema ini akan menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis kepada penduduk Singapura untuk penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Meskipun ini akan membantu orang mendeteksi kondisi dan menerima dukungan lebih cepat daripada nanti, pemerintah juga harus menargetkan sumber daya dan informasi medis pada generasi muda. Tujuannya, memfasilitasi kesadaran yang lebih baik dan mendorong gaya hidup yang lebih sehat untuk mencegah timbulnya diabetes.

Dapat Dicegah

Diabetes adalah kondisi kronis yang serius yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin (tipe 1) atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (tipe 2).

Diabetes tipe 2 menyumbang sebagian besar kasus di seluruh dunia (90 persen), tetapi ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal itu dapat ditunda atau bahkan dicegah dengan intervensi yang tepat.

Dalam pencegahannya, dokter keluarga dapat memainkan peran besar. Pasalnya, mereka mengetahui riwayat kesehatan pasien mereka dan dapat memberi saran yang sesuai tentang perawatan pencegahan.

Untuk itu, program Healthier SG akan mengajak warga Singapura untuk mendaftar dengan dokter umum atau poliklinik tunggal.

Perawatan diabetes telah berkembang secara drastis selama 100 tahun terakhir, meningkatkan kehidupan ratusan juta orang di seluruh dunia. Pada tahun 1922, dua ilmuwan Irlandia membuat penemuan - sintesis obat yang disebut metformin.

Saat ini, metformin adalah obat antidiabetik oral yang paling banyak diresepkan di dunia untuk pasien yang hidup dengan diabetes tipe 2 dan tersedia di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

“Tetapi di abad baru ini, kita harus berbuat lebih banyak untuk menulis ulang statistik diabetes yang serius,” ujar Liz.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya