Pengakuan Difabel Soal Manfaat Video Game

Seth yang berusia tiga belas tahun, yang menggunakan kursi roda karena kondisi progresif seumur hidup, mengatakan ia suka bermain game karena itu membantunya "mengalami hal-hal seperti orang lain".

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Nov 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2022, 10:00 WIB
Anak Main Game
Ilustrasi/copyright pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta Seth dan Dylan sama-sama merasa sulit untuk merasa diikutsertakan dengan anak-anak lain karena disabilitas mereka, sampai mereka mulai bermain game.

Dilansir dari BBC, Seth yang berusia 13 tahun menggunakan kursi roda karena kondisi progresif seumur hidup, mengatakan ia suka bermain game karena itu membantunya "mengalami hal-hal seperti orang lain".

"Saya sangat suka bermain game karena saya jadi bisa membaur dengan semua orang. Jadi seperti kabur dari realita dan Anda bisa membiarkan imajinasi berseliweran dengan bebas," ujar Seth.

"Itu merupakan platform yang benar-benar baik, karenanya bisa bertemu dengan orang-orang yang menyukai hal yang sama sekaligus Anda juga merasa aman di dalamnya," jelas Dylan.

Seth mengatakan awalnya ia mulai memasuki dunia game sejak lockdown pertama.

"Saya mulai bermain game sejak awal lockdown. Video games menjadi hal yang sangat penting bagi saya karena dalam beberapa hal saya tidak bisa selalu ikut membaur. Tapi di dalam dunia video game, saya bisa selalu bergabung dengan semua orang," jelas Seth.

"Saya selalu bermain game karena itu merupakan ruang yang aman bagi saya secara personal. Tapi juga berarti bahwa saya bisa kabur dari realita dan hanya berada di duniaku sendiri, serta seolah berada di mimpi fantasi kecilku," ujar Dylan.

 

 

Game Tak Memandang Kondisi Fisik Seseorang

Baik Seth dan Dylan dulu merasa kesulitan untuk merasa ikut dilibatkan dengan anak-anak lainnya karena mereka penyandang disabilitas. Sampai akhirnya mereka memasuki dunia game.

"Dengan bermain game online, itu membantu Anda terhubung dengan berbagai jenis orang, yang menyukai hal yang sama dengan Anda. Kemudian tentunya, Anda jadi bisa menambah pertemanan," ujar Dylan.

"Jika Anda seperti, mungkin terjebak di rumah dan di luar hujan atau terjadi sesuatu, atau selama pandemi Covid sampai tidak ada seorangpun yang bisa mengajak bicara temannya. Jadi saya pikir gaming merupakan cara yang baik untuk bisa kembali berbincang dengan mereka dan bersenang-senang bersama mereka," jelas Seth.

"Meskipun melalui gaming, itu juga membuat saya bisa menjadi lebih fokus pada diri saya sendiri sampai seperti, 'ternyata baik-baik saja untuk menjadi diri saya apa adanya' dan tidak membiarkan siapapun untuk mengatai Anda berbeda sendiri," jelas Dylan.

 

Dukungan dari Organisasi

Organisasi kesehatan NICE baru-baru ini menyetujui serangkaian game digital untuk membantu anak-anak dengan kecemasan sementara Children in Need telah mendanai proyek di seluruh Inggris yang menggunakan game untuk mendukung kaum muda.

"(Game) itu merupakan tempat dimana orang-orang dapat membangun komunitasnya masing-masing. Mereka juga bisa terhubung dengan orang baru. Itu merupakan waktunya untuk bersantai," ujar Bethan Jones-Arthur dari Mind CYMRU.

"Bahkan beberapa game membiarkan Anda untuk mengembangkan life skill yang tentunya sangat penting dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari. Namun, mau bagaimanapun dampak baik dari game, kami harus mengatakan kepada orang-orang agar memiliki keseimbangan antara waktu bermain video game dengan kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya