Liputan6.com, Jakarta Undang-undang No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas pada bagian keempat mengenai Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi, telah mengatur soal kuota kerja disabilitas.
Tepatnya pada pasal 53 yang berbunyi:
1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling sedikit dua persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Advertisement
2) Perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit satu persen Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Hal ini didukung oleh PT Panasonic Gobel Indonesia dengan menggelar pameran bertajuk Art With Heart.
Pameran ini digelar di ASTHA District 8, SCBD Lot 28, Jakarta pada tanggal 30 November hingga 3 Desember 2023.
Ajang ini bertujuan mendukung nilai inklusi dan seni rupa Indonesia. Sekaligus mewujudkan kolaborasi antara seniman-seniman difabel dengan delapan maestro seni rupa Yogyakarta.
Kolaborasi ini akan mengekspresikan seni sekaligus sebagai wadah untuk menuangkan karya dan kreativitas melalui lukisan pada obyek peralatan rumah tangga milik perusahaan elektronik tersebut. Mulai dari AC, lemari es, hingga water dispenser.
Dengan digelarnya acara ini, Head of Sales PT Panasonic Gobel Indonesia, M. Arif Rachmat Gobel menyelipkan harapan agar hak bekerja para penyandang disabilitas bisa lebih diperhatikan.
“Saya berharap semua teman-teman lebih memperhatikan lagi teman kita yang mempunyai kebutuhan khusus,” kata Arif dalam pembukaan pameran tersebut, Kamis, 30 November 2023.
“Marilah kita sama-sama mendukung pemerintah untuk inisiatif bagaimana teman-teman yang mempunyai kebutuhan khusus ini bisa bekerja. Kalau tidak salah pemerintah mempunyai inisiasi satu persen lapangan kerja,” tambahnya.
Serapan Pekerja Disabilitas di Panasonic Gobel
Lebih lanjut Arif menyampaikan bahwa perusahaannya sudah mempekerjakan tenaga kerja disabilitas.
“Kami dari dulu sudah ada (pekerja disabilitas), tapi ada yang masuk ada yang keluar. Kami berkomitmen untuk anak perusahaan kami mempekerjakan sesuai anjuran pemerintah,” kata pria yang juga menjabat sebagai General Manager Digital Transformation PT Gobel International.
Pekerja disabilitas yang bekerja di perusahaan tersebut umumnya ditempatkan di posisi servis dan admin.
“Kami kan juga harus melihat kapabilitasnya, bisanya di mana, ini mungkin tantangan ya bagi kita semua karena kita kan harus lihat mereka cocoknya di mana. Karena enggak semua posisi itu cocok untuk teman-teman disabilitas,” jelas Arif.
Advertisement
Pekerja Disabilitas Mayoritas Bekerja di Back Office
Arif menambahkan, terkait komposisinya, pekerja disabilitas kebanyakan ditempatkan di back office.
“Karena kalau di front office kan mereka harus mobile, kalau di pabrik di produksi kan sepertinya kurang cocok ya.”
Dari ragamnya, penyandang disabilitas yang bekerja di sana memiliki ragam disabilitas fisik.
“Sekarang ini ragamnya mereka yang di kursi roda, disabilitas fisik, jadi kita memang ke depannya harus memikirkan untuk teman-teman yang mempunyai ragam-ragam lain, jadi gimana caranya supaya mereka bisa bekerja juga,” tuturnya.
Hasil Karya Disabilitas Akan Dilelang dan Disumbangkan
Sebelumnya Arif mengatakan, karya seni yang dihasilkan para penyandang disabilitas dan seniman Indonesia akan dilelang. Hasil lelang pun akan disalurkan ke yayasan disabilitas.
“Kami ingin berkontribusi untuk teman-teman kita yang berkebutuhan khusus. Maka dari itu, kita membuat acara ini. Memang nantinya hasil lelang akan disumbangkan ke yayasan yang fokus untuk perkembangan edukasi anak berkebutuhan khusus,” kata Arif kepada Disabilitas Liputan6.com.
Mengenai target nominal yang akan dicapai saat lelang, Arif tidak menentukannya dan mengaku ikhlas dengan berapapun nominal yang didapat.
“Kalau targetnya sendiri, kira semua ikhlas lah apapun yang didapat dari lelang ini kami sumbangkan untuk yayasan.”
Sementara, karya-karya seni yang berupa lukisan di alat elektronik hingga lukisan di kanvas memang ada yang dibuat oleh penyandang disabilitas, ada pula yang dibuat oleh maestro seni indonesia.
“Jadi ini kolaborasi antara maestro seniman juga teman-teman kita yang mempunyai kebutuhan khusus.”
Arif menambahkan, pameran ini juga digelar sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional.
“Pameran ini dari hari ini (30/11) sampai tanggal 3 (Desember), jadi tanggal 3 itu adalah Hari Disabilitas Internasional,” pungkasnya.
Advertisement