7 Tipe Disabilitas Fisik, Mulai dari Amputasi hingga Paraplegi

Menurut Bandung Independent Living Center (BILiC), disabilitas fisik adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik dalam jangka waktu lama.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Mei 2024, 13:13 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 13:12 WIB
7 Tipe Disabilitas Fisik, Amputasi hingga Paraplegi
7 Tipe Disabilitas Fisik, Amputasi hingga Paraplegi. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas memiliki berbagai ragam salah satunya disabilitas fisik. Ini adalah disabilitas yang nampak atau terlihat oleh mata.

Menurut Bandung Independent Living Center (BILiC), disabilitas fisik adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik dalam jangka waktu lama. Yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

“Namun, dengan keterbatasan tersebut, orang yang mengalami keterbatasan fisik mempunyai hak yang sama seperti yang sudah diatur dalam undang-undang. Jika diberi ruang atau kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri yang ada di dalam dirinya,” kata Direktur BILiC Zulhamka Julianto Kadir mengutip keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).

Adapun tipe penyandang disabilitas fisik yakni:

Amputasi

Disabilitas fisik dapat terjadi akibat amputasi. Ini adalah operasi pengangkatan semua atau sebagian anggota tubuh. Bagian atau anggota tubuh yang biasanya diamputasi adalah lengan, kaki, tangan, jari kaki, atau jari tangan.

Menurut dokter pengobatan darurat (emergency medicine) dari American College of Emergency Physicians, Carol DerSarkissian, MD, amputasi biasanya membutuhkan rawat inap di rumah sakit selama lima hingga 14 hari atau lebih. Ini tergantung pada operasi dan komplikasinya.

Prosedur amputasi dapat bervariasi, tergantung pada anggota tubuh atau ekstremitas yang diamputasi dan kesehatan umum pasien.

“Saat melakukan amputasi, ahli bedah mengangkat semua jaringan yang rusak sambil meninggalkan sebanyak mungkin jaringan yang sehat,” kata Carol mengutip WebMD.

Lumpuh Layu atau Kaku

Tipe berikutnya dari disabilitas fisik adalah lumpu layu, ini dapat terjadi akibat infeksi polio.

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, polio atau poliomielitis adalah penyakit yang sangat serius karena dapat membawa dampak kesehatan jangka panjang. Contohnya lumpuh layu permanen.

“Polio atau poliomielitis ini adalah penyakit serius, sangat serius, dan dapat menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang termasuk kelumpuhan permanen,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, dikutip Selasa 9 Januari 2023.

Beberapa bahaya yang dilekatkan pada infeksi polio umumnya karena dampaknya pada sistem saraf dan fungsi otot, tambah Dicky.

Kelumpuhan otot akibat infeksi virus polio umumnya terjadi pada ekstremitas bawah yakni kaki dan tungkai bawah. Kelumpuhan ini dapat bersifat sementara tapi dapat pula permanen tergantung tingkat keparahannya. Bahkan, dampak ini bisa dirasakan 10 hingga 20 tahun kemudian pasca infeksi.

“Selain itu, bahaya dari infeksi polio atau poliomielitis ini adalah kalau virus polionya menyerang otot pernapasan. Ini yang menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan gagal napas.”

Cerebral Palsy (CP)

Disabilitas fisik juga identik dengan kondisi bernama cerebral palsy (CP). Ini adalah gangguan postur dan kontrol gerakan yang bersifat non progresif, yang disebabkan oleh kerusakan atau kelumpuhan sistem saraf pusat.

Akibat Stroke

Penyakit stroke juga berkontribusi dalam membuat seseorang menjadi penyandang disabilitas fisik. Stroke biasanya dipicu tekanan darah tinggi yang tak terkontrol. Pasien stroke dapat kehilangan kemampuan gerak setengah atau seluruh badan.

Akibat Kusta

Kusta adalah penyakit infeksi yang menyerang kulit hingga ke sarafnya. Ini merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. Biasanya kusta ditandai dengan bercak keputihan seperti panu.

Jika tidak ditangani, kusta dapat membuat jari-jari kaku dan tak bisa digerakkan, inilah yang masuk dalam kategori disabilitas fisik.

Orang Kecil (Dwarfisme)

Orang kecil, pendek, atau dwarfisme adalah kondisi tubuh yang sangat pendek jika dibandingkan dengan orang pada umumnya.

Dwarfisme adalah kelainan yang menyebabkan tinggi penyandangnya berada di bawah rata-rata. Kondisi ini masuk dalam kategori disabilitas fisik.

Dwarfisme didefinisikan oleh kelompok advokasi Little People of the World Organization (LPOTW) dan Little People of America (LPA) sebagai tinggi orang dewasa 147 cm atau di bawahnya, sebagai akibat dari kondisi medis atau genetik. Tapi umumnya, orang dengan dwarfisme hanya memiliki tinggi 120 cm.

Paraplegi

Paraplegi adalah penurunan motorik atau fungsi sensorik dari gerak tubuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh cedera sumsum tulang belakang atau bawaan kondisi yang memengaruhi elemen saraf kanal tulang belakang.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya