Liputan6.com, Jakarta - Orang-orang dengan disabilitas membutuhkan perawatan kesehatan yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh mereka, agar tetap aktif dan dapat berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat.
Meskipun mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perawatan medis dan hidup sehat seperti orang pada umumnya, kenyataannya, banyak penyandang disabilitas yang menghadapi tantangan ekstra dalam menjaga kesehatannya.
Advertisement
Mereka lebih berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu yang berhubungan dengan kondisi disabilitas yang dimilikinya. Selain itu, mereka juga sering kali menghadapi keterbatasan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai.
Advertisement
Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai kondisi kesehatan yang sering dialami oleh penyandang disabilitas, yang dikenal sebagai kondisi sekunder, yang dapat memperburuk kualitas hidup mereka.
Berikut ini adalah delapan kondisi sekunder yang sering dialami oleh mereka, dilansir cdc.gov pada Kamis, 19 Desember 2024.
1. Masalah Usus atau Kandung Kemih
Beberapa disabilitas, seperti cedera tulang belakang, dapat memengaruhi fungsi usus dan kandung kemih. Masalah ini sering kali membutuhkan perhatian medis khusus untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, karena individu dengan disabilitas mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol fungsi tubuh ini.
2. Kelelahan
Kelelahan adalah kondisi umum yang dapat dialami oleh penyandang disabilitas. Rasa lelah yang ekstrem atau kekurangan energi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi suasana hati.
Kelelahan berlebihan juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan sosial dan profesionalnya.
Advertisement
3. Cedera
Cedera yang tidak disengaja, termasuk kecelakaan, serta tindakan kekerasan seperti pembunuhan atau bunuh diri, merupakan penyebab utama kematian di kalangan orang berusia 1 hingga 44 tahun.
Bagi penyandang disabilitas, cedera dapat memberikan dampak yang lebih besar karena mempengaruhi aspek fisik, emosional, dan finansial kehidupan mereka.
4. Kesehatan Mental dan Depresi
Penyandang disabilitas lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Kesulitan beradaptasi dengan perubahan fisik atau sosial, serta isolasi, dapat memperburuk kondisi kesehatan mental mereka.
Depresi juga dapat memperburuk kualitas hidup dan memperlambat proses pemulihan dari kondisi fisik.
Advertisement
5. Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Penyandang disabilitas, terutama yang mengalami keterbatasan mobilitas, cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Keterbatasan fisik yang membatasi aktivitas sehari-hari dapat mengurangi pengeluaran kalori, sehingga menyebabkan penambahan berat badan yang tidak terkendali. Ini berisiko memperburuk kondisi kesehatan lainnya.
6. Nyeri
Nyeri kronis adalah masalah umum bagi penyandang disabilitas. Ini bisa disebabkan oleh cedera fisik atau oleh disabilitas itu sendiri. Nyeri yang tidak ditangani dengan baik dapat memengaruhi kenyamanan, kualitas tidur, dan kemampuan untuk beraktivitas.
Advertisement
7. Luka Tekan atau Ulkus
Luka tekan atau ulkus sering terjadi pada individu yang mengalami keterbatasan mobilitas, seperti yang disebabkan oleh cedera tulang belakang.
Tekanan berkepanjangan pada kulit dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh, meningkatkan risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
8. Masalah Kesehatan Lainnya
Selain kondisi-kondisi sekunder yang telah disebutkan, penyandang disabilitas juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan lainnya, termasuk infeksi dan gangguan sistem imun. Mencegah kondisi ini memerlukan pemantauan kesehatan yang lebih ketat dan perhatian khusus dari tenaga medis.
Mengelola kondisi sekunder ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perawatan medis yang tepat, dukungan emosional, serta gaya hidup sehat yang dapat membantu meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup penyandang disabilitas.
Advertisement