Liputan6.com Mungkin Anda bukan seorang `Otaku`, yakni seseorang yang sangat menggilai segala yang berhubungan komik-komik Jepang atau disebut juga `Manga`. Namun untuk sekedar membaca satu atau dua komik Jepang tentu Anda pernah melakukannya.
Saat membaca komik mungkin Anda pernah salah mengidentifikasi gender dari seorang tokoh. Lantaran tampilannya yang memiliki banyak nuansa feminin, tokoh itu dikira sebagai seorang perempuan padahal sesungguhnya ia adalah laki-laki.
Advertisement
Fenomena budaya memang sangat beragam dan kompleks. Tokoh cowok cantik dalam komik-komik Jepang bahkan sering kali digambarkan sebagai seorang cowok yang digandrungi gadis-gadis disekitarnya.
Gambaran cowok cantik ini diberi istilah `Bishounen`. Secara literal `Bishounen` dalam bahasa Jepang berarti `Pemuda Cantik`. Meski demikian, istilah bishounen tidak berhubungan dengan preferensi gender ataupun orientasi seksual.
Bishounen dalam budaya pop adalah murni tentang fashion meski tentunya tidak dapat dipungkuri bahwa tiap perwujudan fashion memiliki latar belakang atau keterkaitan dengan bahasan nilai-nilai budaya tertentu, termasuk tentang persoalan gender dan orientasi seksual.
Dalam dunia seni tradisional Jepang, jejak-jejak kemunculan fenomena bishounen dapat ditelusuri ke seni teater kabuki. Sejak tahun 1629 terciptalah teater kabuki yang semua pemainnya adalah pria. Jadi dalam teater itu, sebagian pria memerankan tokoh perempuan.
Adalah salah satu agensi bakat di Jepang bernama Johnny & Associates yang banyak memproduseri bakat-bakat pemuda di Jepang dengan hasilnya yang dapat dikategorikan sebagai bishounen. Agensi ini dibentuk oleh Johnny Kitagawa pada tahun 1962. Pada 18 September 2011, Johnnya memecahkan rekor Guinnes World Record sebagai “Most No.1 Singles Produced by an Individual”.
Salah satu boyband terkenal Jepang bentukan Johnny & Associates adalah Kat Tun. Dengan gaya bishounen-nya, Boyband ini mampu menarik begitu banyak penggemar wanita. Fenomena bishounen ini juga menyebar ke berbagai negara lainnya. Tetangga Jepang, Korea, jelas mendapat pengaruh yang kuat.
Berikut ini adalah ulasan gaya 3 boyband dari tiga negara berbeda dengan unsur-unsur bishounen dalam tampilannya seperti dikutip dari Fanpop dan sumber lainnya, Senin (10/3/2014):
Kat Tun (Jepang)
Kat Tun (Jepang)
Boyband ini terbentuk pada tahun 2001 oleh agensi bakat Johnny & Associates. Ada 6 orang yang menjadi anggota grup ini. Mereka adalah Kazuya Kamenashi, Jin Akanishi, Junnosuke Taguchi, Koki Tanaka, Tatsuya Ueda, dan Yuichi Nakamaru. Boyband ini Memulai debutnya pada 22 Maret 2006 dengan single berjudul “Real Face”. Pada tahun 2010, Akanishi meninggalkan boyband ini. Sejak tahun 2013, boyband ini hanya terdiri dari 4 orang karena kontrak Tanaka diputus.
Dalam hal berpenampilan, boyband ini memiliki gaya yang nuansa femininnya cukup jelas terlihat. Tak ragu personel boyband ini menggunakan fashion item yang lebih banyak dipakai oleh wanita dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu fashion item tersebut adalah scarf. Lilitan scarf warna putih di leher salah seorang personil Kat Tun di sebuah foto membuat penampilannya stylish dengan sentuhan feminin yang dihadirkan oleh scarf tersebut.
Pada foto lainnya, jas motif garis putih yang feminin dan jas dengan pinggiran kerah berhias bulu-bulu leopard menciptakan keserasian yang feminin dengan tatanan rambut dan rias wajah dari kedua personil grup ini. Unsur-unsur maskulin dalam gaya berpakaian kedua personil itu tetap terlihat dengan digunakannya celana hitam dan sepatu bergaya rock n roll yang dikenakan.
Warna pink yang identik dengan feminitas juga tidak dihindari oleh boyband ini. Kaos kerah `V` atau kerah bulat lebar berukuran pas badan sangat memberi kesan feminin pada tampilan para personil Kat Tun.
Demikian pula halnya dengan rompi flanel motif kotak-kotak berbelahan dada rendah yang dipakai tanpa pakaian bagian dalam. Dengan postur yang masih maskulin, tampilan Kat Tun dalam foto ini memang sangat masuk dengan definisi bishounen.
Advertisement
Super Junior (Korea)
Super Junior (Korea)
Kesuksesan budaya pop Jepang (J-Pop) jelas membawa pengaruh budaya bagi negara-negara di sekitarnya. Gaya tampilan feminin dalam boyband juga dapat ditemui pada boyband-boyband asal Korea. Salah satu boyband Korea yang sangat terkenal baik di Korea maupun di kawasan Asia lainnya adalah Super Junior. Boyband ini dibentuk pada tahun 2005 oleh S.M. Entertaintment. 12 anggotanya saat ini adalah Leetuk, Heechul, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, kibum, dan Kyuhyun.
Boyband yang terkenal dengan hitsnya “Sorry-sorry” dan “Mr. Simple” ini memang juga terkenal dengan tampilan yang bernuansa feminin. Pada shownya, anggota-anggota dari boyband ini tak jarang memakai atasan tanpa lengan ataupun jas dengan siluet yang membentuk pinggang.
Penggunaan berbagai aksesoris mulai dari kalung, gelang, anting dan penggunaan make up serta tata rambutnya semakin memperjelas nuansa feminini dalam tampilan boyband yang selalu sukses dalam menggelar konser di Jakarta.
Pada berbagai sesi pemotretan, boyband ini juga tidak khawatir untuk menggunakan item-item feminin lainnya, seperti scarf lebar dan topi kupluk dengan sentuhan warna pink. Kaos kerah `V` yang cukup rendah serta ekspresi wajah yang cute semakin membuat nuansa feminin pada tampilan boyband ini menjadi semakin kental. Meski demikian, pemakaian jeans gaya jalanan dengan sobekan-sobekannya tetap menghadirkan maskulinitas pada penampilan mereka.
Bill Kaulitz – Tokio Hotel (Jerman)
Bill Kaulitz – Tokio Hotel (Jerman)
Tokio Hotel adalah sebuah band aliran rok asal Jerman yang terbentuk pada tahun 2001. Vokalis dari band rok yang beranggotakan empat orang ini bernama Bill Kaulitz. Pada tahun 2013, band ini meraih penghargaan di ajang MTV Europe Music Awards untuk kategori “The Biggest Fans”. Salah satu hal yang menarik dari band ini adalah gaya dari sang Vokalis, Bill Kaulitz.
Bill Kaulitz lahir di Jerman pada 1 September 1989. Gaya dari seorang Kaulitz yang memiliki saudara kembar identik bernama Tom ini memang dapat dikategorikan sebagai bishounen. Kecintaan terhadap kota Tokyo, yang dalam bahasa Jerman dieja `Tokio`, menjadi alasan dibalik nama band ini. Tampilan Bill memang memperlihatkan adanya inspirasi bishounen yang didapatnya sewaktu berkunjung ke Jepang bersama Tokio Hotel.
Satu pembeda gaya Bill dengan gaya bishounen lainnya adalah dominasi nuansa rok dan punk yang intens dalam tampilannya. Jaket kulit, jeans, dan boots, adalah beberapa item yang kerap digunakan dalam penampilannya di atas panggung.
Kesan feminin pada tampilan ini didapat dari ukuran item-item tersebut yang ketat dan juga dari gaya rambut serta make up tebal dengan bagian mata bergaya smokey-eyes. Aksesoris-aksesoris yang melekat pada tubuhnya juga semakin membuat tampilan Bill nampak sebagai paduan antara maskulinitas gaya rok dan feminitas ala bishounen Jepang. (Bio/Igw)
Advertisement