Liputan6.com, Jakarta Desainer Mel Ahyar dan penyanyi Andien berkolaborasi menciptakan label Happa. Untuk koleksi terbaru yang penuh warna mereka tampilkan di gelaran Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2018 pada Minggu (22/4/2018).
Koleksi yang dinamai Tapak Rentak tersebut terinspirasi dari tarian empat suku di Makassar, yaitu Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Kain-kain autentik dari Makassar pun didatangkan untuk menciptakan koleksi dengan potongan modern.
Baca Juga
"Tari empat etnis ini membawa pesan perpaduan antara perbedaan dapat menciptakan keindahan dalam pluralisme. Seperti halnya individu dengan tiap karakternya, tari empat etnis ini memiliki filosofi sendiri," ujar Mel Ahyar.
Advertisement
Tari Pakarena yang berasal dari Makassar ini mencerminkan karakter perempuan Gowa yang sopan, lembut setia, dan patuh. Tarian ini perlambang ucapan syukur para penduduk Bumi untuk penghuni langit. Gerakan yang ada pun menggambarkan siklus kehidupan manusia. Tari pajoge dari Bugis digunakan sebagai tari sambutan untuk para pendatang.
Tari Pa’gellu berasal dari Toraja dan berfungsi sebagai tarian yang bersifat hiburan dan memeriahkan suatu acara. Tarian ini juga sebagai ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang didapat. Tari Pa’tuddu dari Mandar ini merupakan tarian penyambutan terhadap tamu.
Mel Ahyar Hadirkan 4 Tarian Makassar dalam Tapak Rentak
Tarian empat etnis yang indah dan berwarna ini nampak pada koleksi dengan penggunaan warna-warna cerah seperti orange, kuning, tosca, dan biru yang menampakkan keindahan tarian tersebut. Warna-warna earthy juga ditampilkan untuk memperlihatkan karakter wanita penari yang rendah hati dan lemah lembut. Untuk memperlihatkan karakter ramah untuk menyambut, siluet indah yang melambai jatuh juga menjadi daya tarik pada koleksi kali ini, dengan cutting asimetris yang menggambarkan kedinamisan.
Advertisement
Mel Ahyar Hadirkan 4 Tarian Makassar dalam Tapak Rentak
Tidak lupa dengan ciri khas Happa yakni print, kali ini kita menggunakan print atribut penari dan tari-tarianyang cantik sebagai identitas. Print malang melintang yang dibuat untuk menggambarkan empat sisi yang saling bertemu ini juga terdapat pada koleksi kali ini.
Pemakaian tenun Makassar Pakduredure serta kain lagosi khas Makassar ini juga digunakan sebagai salah satu signature dalam koleksi kali ini. Wastra Makassar ini bertujuan untuk mengangkat hasil budaya masyarakat itu sendiri. Memberi kebaruan, pada koleksi kali ini juga hadir dengan statement bordir dengan beading yang menggantung.