Sejarah Penanggalan Hijriyah
Liputan6.com, Jakarta Penanggalan Hijriyah atau kalender Islam adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada pergerakan bulan mengelilingi bumi. Sistem ini resmi ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sekitar 17 tahun setelah peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Kebutuhan akan sistem penanggalan yang seragam muncul ketika wilayah kekuasaan Islam semakin meluas. Setelah berkonsultasi dengan para sahabat, Khalifah Umar bin Khattab memutuskan untuk membuat sistem penanggalan yang dimulai dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini dipilih karena dianggap sebagai titik balik penting dalam sejarah Islam, menandai awal dari era baru bagi umat Muslim.
Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari (solar), kalender Hijriyah berbasis bulan (lunar). Akibatnya, satu tahun Hijriyah terdiri dari 354 atau 355 hari, lebih pendek sekitar 11 hari dari tahun Masehi. Hal ini menyebabkan bulan-bulan Hijriyah bergeser maju setiap tahunnya jika dibandingkan dengan kalender Masehi.
Advertisement
Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara Bulan (komariyah) maupun Matahari (syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi). Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama peristiwa yang cukup penting pada tahun tersebut.
Pada era kenabian Muhammad SAW, sistem penanggalan pra-Islam masih digunakan. Pada tahun ke-9 setelah Hijrah, turun ayat 36-37 Surat At-Taubah, yang melarang menambahkan hari (interkalasi) pada sistem penanggalan. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, muncul usulan untuk menentukan kapan dimulainya Tahun 1 Kalender Islam.
Akhirnya, pada tahun 638 M (17 H), Khalifah Umar bin Khattab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun di mana hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharram Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M, meskipun peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW sendiri terjadi pada bulan September 622 M.
Nama-nama Bulan Hijriyah dan Maknanya
Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan, masing-masing memiliki nama dan makna tersendiri. Berikut adalah daftar nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah beserta makna dan latar belakang penamaannya:
1. Muharram
Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Nama "Muharram" berasal dari kata Arab yang berarti "diharamkan" atau "dilarang". Ini mengacu pada larangan berperang atau melakukan persengketaan selama bulan ini.
Makna dan signifikansi Muharram:
- Bulan yang disucikan dan dihormati
- Waktu untuk introspeksi dan pembaruan spiritual
- Bulan di mana banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram:
- Turunnya Taurat kepada Nabi Musa AS
- Nabi Nuh AS turun dari kapal setelah banjir bandang
- Taubat Nabi Adam AS diterima
- Nabi Ibrahim AS diselamatkan dari api Raja Namrud
- Hari Asyura, hari ke-10 Muharram yang memiliki keutamaan khusus
2. Safar
Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Ada beberapa teori tentang asal-usul nama ini. Satu teori menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata "sifr" yang berarti "kosong", karena pada bulan ini banyak rumah yang ditinggalkan kosong saat penduduknya pergi berperang atau berdagang.
Makna dan signifikansi Safar:
- Waktu untuk persiapan dan perencanaan
- Bulan yang sering dikaitkan dengan perjalanan dan perubahan
- Kesempatan untuk memulai hal-hal baru
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar:
- Hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah
- Kemenangan umat Islam dalam Perang Khaibar
- Pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah
3. Rabiul Awal
Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. "Rabi" berarti "musim semi" dalam bahasa Arab. Nama ini dikaitkan dengan musim semi, meskipun karena sifat lunar kalender Hijriyah, bulan ini tidak selalu jatuh pada musim semi.
Makna dan signifikansi Rabiul Awal:
- Bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW
- Waktu untuk merayakan dan mengenang kehidupan Nabi
- Kesempatan untuk mempelajari dan menerapkan ajaran Nabi
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Awal:
- Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal
- Wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah
- Pembangunan masjid pertama di dunia pada 8 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah
4. Rabiul Akhir
Rabiul Akhir, juga dikenal sebagai Rabi' al-Thani, adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Nama ini berarti "musim semi kedua" atau "akhir musim semi", melanjutkan tema dari bulan sebelumnya.
Makna dan signifikansi Rabiul Akhir:
- Waktu untuk melanjutkan pertumbuhan spiritual
- Kesempatan untuk merefleksikan perubahan dan perkembangan diri
- Bulan yang menandai transisi menuju musim baru
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Akhir:
- Turunnya surat Al-Hasyr
- Terjadinya Perang Dzatur-Riqa
- Umar bin Khattab dibaiat menjadi khalifah pengganti Abu Bakar As-Siddiq
5. Jumadal Ula
Jumadal Ula adalah bulan kelima dalam kalender Hijriyah. Nama "Jumada" berasal dari kata Arab yang berarti "membeku", yang mungkin merujuk pada musim dingin di Arab ketika air cenderung membeku.
Makna dan signifikansi Jumadal Ula:
- Waktu untuk ketahanan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan
- Kesempatan untuk memperkuat iman di tengah kesulitan
- Bulan yang mengingatkan akan pentingnya persiapan dan perencanaan
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Jumadal Ula:
- Terjadinya Perang Mu'tah
- Lahirnya Imam Al-Ghazali
- Perang Al-Ashirah
6. Jumadil Akhir
Jumadil Akhir, juga dikenal sebagai Jumada al-Thani, adalah bulan keenam dalam kalender Hijriyah. Nama ini berarti "pembekuan kedua" atau "akhir pembekuan", melanjutkan tema dari bulan sebelumnya.
Makna dan signifikansi Jumadil Akhir:
- Waktu untuk refleksi dan persiapan menghadapi perubahan
- Kesempatan untuk mengevaluasi pencapaian setengah tahun pertama
- Bulan yang menandai transisi menuju paruh kedua tahun Hijriyah
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Jumadil Akhir:
- Lahirnya Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW
- Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Jalaluddin Rumi wafat
7. Rajab
Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah dan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Nama "Rajab" berasal dari kata Arab yang berarti "menghormati" atau "memuliakan". Ini mencerminkan status bulan ini sebagai waktu yang dihormati dan dimuliakan.
Makna dan signifikansi Rajab:
- Bulan untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan
- Waktu yang ideal untuk introspeksi dan perbaikan diri
- Kesempatan untuk mempersiapkan diri menjelang Ramadhan
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab:
- Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
- Perang Tabuk
- Sultan Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis
- Wafatnya Imam Syafi'i
8. Syaban
Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Nama ini berasal dari kata Arab "sha'aba" yang berarti "menyebar" atau "bercabang". Ada teori yang mengatakan bahwa nama ini merujuk pada kebiasaan orang Arab pra-Islam yang menyebar mencari air pada bulan ini.
Makna dan signifikansi Syaban:
- Bulan persiapan spiritual menjelang Ramadhan
- Waktu untuk memperbanyak ibadah sunnah, terutama puasa
- Kesempatan untuk meningkatkan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban:
- Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram
- Turunnya perintah puasa (Al-Baqarah: 183)
- Kelahiran Husain bin Ali
- Turunnya ayat perintah bersholawat (Al-Ahzab: 56)
9. Ramadhan
Ramadhan adalah bulan kesembilan dan bulan puasa dalam kalender Hijriyah. Nama "Ramadhan" berasal dari kata Arab "ramida" yang berarti "terbakar" atau "panas". Ini bisa merujuk pada rasa haus dan lapar selama puasa, atau bisa juga diartikan sebagai pembakaran dosa-dosa melalui ibadah puasa.
Makna dan signifikansi Ramadhan:
- Bulan puasa wajib bagi umat Muslim
- Waktu untuk meningkatkan ibadah dan kedekatan dengan Allah SWT
- Kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa dan memperbaiki akhlak
- Bulan turunnya Al-Quran
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan:
- Turunnya Al-Quran (Lailatul Qadr)
- Perang Badar
- Fathu Makkah (penaklukan Makkah)
10. Syawal
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah, dimulai dengan perayaan Idul Fitri. Nama ini berasal dari kata "syala" yang berarti "mengangkat" atau "membawa". Ini bisa diartikan sebagai pengangkatan dosa-dosa setelah bulan Ramadhan.
Makna dan signifikansi Syawal:
- Bulan perayaan kemenangan setelah berpuasa Ramadhan
- Waktu untuk mempererat silaturahmi dan memperbaiki hubungan sosial
- Kesempatan untuk melanjutkan kebiasaan baik yang telah dibangun selama Ramadhan
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal:
- Perayaan Idul Fitri
- Perang Uhud
- Perang Hunain
- Perang Khandaq
11. Dzulqadah
Dzulqadah adalah bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah dan salah satu dari empat bulan suci. Nama ini berarti "pemilik tempat duduk" atau "yang duduk". Ini merujuk pada tradisi Arab pra-Islam untuk menghentikan peperangan dan "duduk" damai selama bulan ini.
Makna dan signifikansi Dzulqadah:
- Bulan perdamaian dan gencatan senjata
- Waktu untuk memperbaiki hubungan dan menyelesaikan konflik
- Kesempatan untuk mempersiapkan diri menjelang ibadah haji
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqadah:
- Perjanjian Hudaibiyah
- Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS
- Persiapan umat Muslim untuk ibadah haji
12. Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah dan bulan di mana ibadah Haji dilaksanakan. Nama ini berarti "pemilik haji", merujuk langsung pada ibadah Haji yang dilaksanakan pada bulan ini.
Makna dan signifikansi Dzulhijjah:
- Bulan pelaksanaan ibadah haji
- Waktu untuk berkurban dan berbagi dengan yang membutuhkan
- Kesempatan untuk merayakan Idul Adha
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulhijjah:
- Ibadah Haji
- Perayaan Idul Adha
- Puncak musim haji di Makkah
- Wukuf di Padang Arafah
Advertisement
Signifikansi Bulan-bulan Hijriyah dalam Islam
Bulan-bulan dalam kalender Hijriyah memiliki signifikansi khusus dalam Islam, baik dari segi ibadah maupun sejarah. Beberapa bulan memiliki keutamaan tersendiri yang membuat umat Muslim memberikan perhatian khusus padanya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang signifikansi bulan-bulan Hijriyah:
Bulan-bulan Suci (Asyhurul Hurum)
Empat bulan dalam kalender Hijriyah dianggap sebagai bulan suci atau Asyhurul Hurum. Bulan-bulan ini adalah Muharram, Rajab, Dzulqadah, dan Dzulhijjah. Pada masa pra-Islam, bulan-bulan ini sudah dihormati dan dianggap suci, di mana peperangan dan pertumpahan darah dilarang. Islam meneruskan tradisi ini dengan memberikan makna spiritual yang lebih dalam.
Signifikansi bulan-bulan suci:
- Waktu untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan
- Kesempatan untuk memperbanyak amal saleh
- Momentum untuk introspeksi dan perbaikan diri
- Larangan melakukan kezaliman dan perbuatan buruk
Ramadhan: Bulan Puasa dan Turunnya Al-Quran
Ramadhan memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Selain sebagai bulan wajib puasa, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan turunnya Al-Quran. Umat Muslim di seluruh dunia memberikan perhatian khusus pada bulan ini dengan meningkatkan ibadah dan amal saleh.
Signifikansi Ramadhan:
- Kewajiban berpuasa sebulan penuh
- Malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan
- Kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa
- Momentum untuk meningkatkan solidaritas sosial
- Waktu untuk memperbanyak membaca dan memahami Al-Quran
Dzulhijjah: Bulan Haji dan Kurban
Dzulhijjah adalah bulan di mana ibadah haji dilaksanakan. Selain itu, pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha dan melaksanakan ibadah kurban.
Signifikansi Dzulhijjah:
- Pelaksanaan rukun Islam kelima yaitu ibadah haji
- Perayaan Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban
- Sepuluh hari pertama yang memiliki keutamaan khusus untuk beribadah
- Momentum untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS
Muharram: Awal Tahun Hijriyah
Sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah, Muharram memiliki signifikansi khusus. Bulan ini juga dikenal sebagai bulan Allah, menandakan keistimewaannya.
Signifikansi Muharram:
- Perayaan Tahun Baru Hijriyah
- Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram
- Kesempatan untuk memulai tahun baru dengan semangat perbaikan diri
- Momentum untuk mengenang berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam
Rajab: Bulan Isra Mi'raj
Rajab dikenal sebagai bulan di mana peristiwa Isra Mi'raj terjadi. Peristiwa ini merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit untuk menerima perintah shalat.
Signifikansi Rajab:
- Memperingati peristiwa Isra Mi'raj
- Kesempatan untuk meningkatkan kualitas shalat
- Momentum untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT
- Waktu yang baik untuk melakukan umrah
Syaban: Bulan Persiapan Menuju Ramadhan
Syaban sering dianggap sebagai bulan persiapan menjelang Ramadhan. Banyak umat Muslim yang meningkatkan ibadah mereka pada bulan ini sebagai bentuk persiapan spiritual.
Signifikansi Syaban:
- Memperbanyak puasa sunnah
- Malam Nisfu Syaban yang memiliki keutamaan khusus
- Kesempatan untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik menjelang Ramadhan
- Momentum untuk introspeksi dan perbaikan diri
Penentuan Awal Bulan dalam Kalender Hijriyah
Penentuan awal bulan dalam kalender Hijriyah memiliki signifikansi penting, terutama untuk bulan-bulan yang berkaitan dengan ibadah seperti Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Ada dua metode utama yang digunakan dalam penentuan awal bulan: rukyat dan hisab.
Metode Rukyat
Rukyat adalah metode penentuan awal bulan dengan cara mengamati penampakan hilal (bulan sabit) secara langsung. Metode ini telah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan masih dipraktikkan hingga saat ini di berbagai negara Muslim.
Proses rukyat:
- Dilakukan pada tanggal 29 bulan Hijriyah berjalan
- Pengamatan dilakukan setelah matahari terbenam
- Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai tanggal 1 bulan baru
- Jika hilal tidak terlihat, maka bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari
Kelebihan metode rukyat:
- Sesuai dengan praktik yang dilakukan pada zaman Nabi
- Memberikan pengalaman spiritual bagi yang melakukannya
- Mendorong umat Muslim untuk mengamati fenomena alam
Kekurangan metode rukyat:
- Sangat bergantung pada kondisi cuaca dan geografis
- Dapat menyebabkan perbedaan penetapan awal bulan antar wilayah
- Sulit diterapkan untuk perencanaan jangka panjang
Metode Hisab
Hisab adalah metode penentuan awal bulan dengan menggunakan perhitungan astronomis. Metode ini berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Proses hisab:
- Menghitung posisi bulan dan matahari secara astronomis
- Menentukan waktu terjadinya konjungsi (ijtima')
- Memperhitungkan kemungkinan visibilitas hilal
- Menetapkan awal bulan berdasarkan kriteria tertentu
Kelebihan metode hisab:
- Dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya
- Memungkinkan perencanaan jangka panjang
- Tidak bergantung pada kondisi cuaca dan geografis
Kekurangan metode hisab:
- Adanya perbedaan kriteria antar kelompok atau negara
- Dianggap kurang sesuai dengan praktik pada zaman Nabi oleh sebagian kalangan
- Memerlukan pengetahuan astronomi yang mendalam
Perbedaan Pendapat dan Upaya Penyatuan
Perbedaan metode dan kriteria dalam penentuan awal bulan seringkali menyebabkan perbedaan penetapan hari raya dan awal puasa Ramadhan di berbagai negara Muslim. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menyatukan metode penentuan awal bulan, antara lain:
- Konferensi internasional untuk membahas penyatuan kalender Hijriyah
- Pengembangan kriteria visibilitas hilal yang dapat diterima secara luas
- Upaya pemerintah di berbagai negara untuk menetapkan metode resmi
- Dialog antar organisasi keagamaan untuk mencapai kesepakatan
Meskipun demikian, perbedaan pendapat masih tetap ada dan dianggap sebagai bagian dari keragaman dalam Islam. Yang terpenting adalah bagaimana umat Muslim dapat menyikapi perbedaan ini dengan bijaksana dan tetap menjaga persatuan.
Advertisement
Peristiwa Penting dalam Bulan-bulan Hijriyah
Setiap bulan dalam kalender Hijriyah memiliki peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalamnya, baik yang berkaitan dengan sejarah Islam maupun ibadah-ibadah khusus. Berikut adalah ringkasan peristiwa penting dalam setiap bulan Hijriyah:
Muharram
- 1 Muharram: Tahun Baru Hijriyah
- 10 Muharram: Hari Asyura, hari yang memiliki keutamaan untuk berpuasa
- Peristiwa sejarah: Nabi Nuh AS turun dari kapal, Nabi Musa AS menyelamatkan Bani Israel dari Firaun
Safar
- _Hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah
- Kemenangan umat Islam dalam Perang Khaibar
- Pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah
Rabiul Awal
- 12 Rabiul Awal: Maulid Nabi Muhammad SAW
- Pembangunan Masjid Quba, masjid pertama dalam Islam
- Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Rabiul Akhir
- Perang Bani Nadhir
- Pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah
- Wafatnya Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW
Jumadal Ula
- Perang Mu'tah
- Kelahiran Imam Al-Ghazali
- Wafatnya Aisyah binti Abu Bakar
Jumadil Akhir
- Kelahiran Fatimah Az-Zahra
- Wafatnya Abu Bakar As-Siddiq
- Perang Tabuk
Rajab
- 27 Rajab: Peristiwa Isra Mi'raj
- Perang Tabuk
- Pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin Al-Ayyubi
Syaban
- 15 Syaban: Malam Nisfu Syaban
- Perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke Ka'bah
- Turunnya perintah puasa Ramadhan
Ramadhan
- Turunnya Al-Quran
- 17 Ramadhan: Perang Badar
- Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan)
- Fathu Makkah (Pembebasan Makkah)
Syawal
- 1 Syawal: Hari Raya Idul Fitri
- Perang Uhud
- Perang Hunain
Dzulqadah
- Perjanjian Hudaibiyah
- Persiapan umat Muslim untuk ibadah haji
- Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS
Dzulhijjah
- 8-13 Dzulhijjah: Pelaksanaan ibadah haji
- 9 Dzulhijjah: Wukuf di Arafah
- 10 Dzulhijjah: Hari Raya Idul Adha
- Penyembelihan hewan kurban
Kesimpulan
Kalender Hijriyah merupakan sistem penanggalan yang memiliki arti mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan 12 bulan yang masing-masing memiliki makna dan signifikansi tersendiri, kalender ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu, tetapi juga sebagai pengingat akan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam dan panduan untuk melaksanakan ibadah. Pemahaman tentang nama-nama bulan Hijriyah, sejarahnya, dan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalamnya dapat memperkaya wawasan spiritual dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Islam. Meskipun terdapat perbedaan dalam metode penentuan awal bulan, esensi dari kalender Hijriyah tetap sama: mengingatkan umat Muslim akan perjalanan waktu dan pentingnya memanfaatkan setiap momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Advertisement