Ciri Kesemutan karena Diabetes: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Kenali ciri kesemutan karena diabetes, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya. Pelajari kapan harus waspada dan berkonsultasi dengan dokter.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Des 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 10:15 WIB
ciri kesemutan karena diabetes
ciri kesemutan karena diabetes ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Kesemutan merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh penderita diabetes. Namun, tidak semua kesemutan menandakan adanya diabetes. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai ciri kesemutan karena diabetes, penyebabnya, serta cara menanganinya.

Pengertian Kesemutan pada Diabetes

Kesemutan yang disebabkan oleh diabetes dikenal dengan istilah neuropati diabetik. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan saraf yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi dalam jangka panjang. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi umum dari diabetes yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, terutama kaki dan tangan.

Berbeda dengan kesemutan biasa yang biasanya hilang setelah mengubah posisi atau menggerakkan anggota tubuh, kesemutan akibat diabetes cenderung muncul tanpa sebab yang jelas dan berlangsung lebih lama. Sensasi yang dirasakan bisa berupa mati rasa, kesemutan, atau rasa seperti tertusuk jarum.

Neuropati diabetik terjadi ketika kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah kecil yang memasok oksigen dan nutrisi ke saraf. Akibatnya, saraf mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengirimkan sinyal ke otak dan bagian tubuh lainnya.

Ciri Kesemutan karena Diabetes

Berikut adalah beberapa ciri khas kesemutan yang disebabkan oleh diabetes:

  • Muncul tanpa sebab yang jelas, bahkan saat sedang beristirahat
  • Berlangsung lebih lama dibandingkan kesemutan biasa
  • Sering terjadi di malam hari
  • Biasanya dimulai dari ujung jari kaki atau tangan
  • Dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti betis atau lengan
  • Disertai rasa nyeri atau terbakar
  • Berkurangnya sensitivitas terhadap suhu atau sentuhan
  • Hilangnya refleks, terutama di pergelangan kaki
  • Kelemahan otot, terutama di kaki
  • Perubahan bentuk kaki akibat kelemahan otot

Penting untuk diingat bahwa gejala neuropati diabetik dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa penderita mungkin mengalami gejala yang lebih ringan, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab Kesemutan pada Diabetes

Kesemutan pada penderita diabetes terutama disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab kesemutan pada diabetes:

  • Kerusakan pembuluh darah: Gula darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah kecil yang memasok oksigen dan nutrisi ke saraf. Akibatnya, saraf tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup dan mengalami kerusakan.
  • Penumpukan produk metabolisme: Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan penumpukan produk metabolisme yang beracun bagi saraf, seperti sorbitol dan fruktosa.
  • Gangguan metabolisme sel saraf: Diabetes dapat mengganggu metabolisme sel saraf, mempengaruhi kemampuannya untuk memperbaiki dan meregenerasi diri.
  • Inflamasi: Diabetes dapat memicu respons inflamasi kronis yang dapat merusak saraf.
  • Faktor genetik: Beberapa orang mungkin memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap neuropati diabetik.

Selain faktor-faktor di atas, beberapa kondisi lain dapat meningkatkan risiko terjadinya neuropati diabetik, seperti:

  • Durasi diabetes yang panjang
  • Kontrol gula darah yang buruk
  • Obesitas
  • Hipertensi
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Defisiensi vitamin B12

Gejala Lain yang Menyertai Kesemutan pada Diabetes

Selain kesemutan, neuropati diabetik dapat menyebabkan berbagai gejala lain yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa gejala tambahan yang mungkin muncul:

  • Nyeri neuropatik: Rasa nyeri yang muncul tanpa stimulus yang jelas, bisa berupa rasa terbakar, tertusuk, atau seperti tersengat listrik.
  • Hilangnya sensasi: Berkurangnya kemampuan untuk merasakan suhu, tekanan, atau nyeri, terutama di kaki dan tangan.
  • Gangguan keseimbangan: Kesulitan dalam menjaga keseimbangan atau koordinasi, terutama saat berjalan.
  • Perubahan pada kulit: Kulit menjadi kering, pecah-pecah, atau mengalami perubahan warna.
  • Luka yang sulit sembuh: Terutama pada kaki, luka kecil bisa berkembang menjadi ulkus yang sulit sembuh.
  • Gangguan pencernaan: Mual, muntah, diare, atau konstipasi akibat neuropati yang mempengaruhi sistem pencernaan.
  • Gangguan kandung kemih: Kesulitan mengontrol buang air kecil atau sering mengalami infeksi saluran kemih.
  • Disfungsi seksual: Kesulitan ereksi pada pria atau penurunan libido pada wanita.
  • Penurunan tekanan darah: Terutama saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring (hipotensi ortostatik).
  • Gangguan keringat: Keringat berlebihan atau justru berkurangnya produksi keringat di beberapa bagian tubuh.

Penting untuk memahami bahwa gejala-gejala ini dapat berkembang secara perlahan dan mungkin tidak disadari pada tahap awal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan komunikasi yang baik dengan dokter sangat penting bagi penderita diabetes.

Diagnosis Neuropati Diabetik

Diagnosis neuropati diabetik melibatkan beberapa tahapan pemeriksaan. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap riwayat medis, gejala yang dialami, dan melakukan pemeriksaan fisik. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis neuropati diabetik:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa refleks, kekuatan otot, dan sensitivitas terhadap sentuhan, getaran, dan suhu.
  • Tes monofilamen: Menggunakan serabut nilon tipis untuk menguji sensitivitas di berbagai titik pada kaki.
  • Elektromiografi (EMG): Mengukur aktivitas listrik otot untuk mendeteksi kerusakan saraf.
  • Studi konduksi saraf: Mengukur kecepatan dan kekuatan sinyal saraf.
  • Biopsi kulit: Mengambil sampel kecil kulit untuk memeriksa kepadatan serat saraf.
  • Tes fungsi otonom: Memeriksa fungsi sistem saraf otonom, termasuk detak jantung dan tekanan darah.
  • Pemeriksaan darah: Untuk mengecek kadar gula darah, fungsi ginjal, dan level vitamin B12.

Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah perkembangan neuropati yang lebih parah. Penderita diabetes disarankan untuk menjalani pemeriksaan rutin setidaknya sekali setahun untuk mendeteksi tanda-tanda awal neuropati.

Pengobatan dan Penanganan Kesemutan karena Diabetes

Penanganan kesemutan akibat diabetes melibatkan beberapa pendekatan yang bertujuan untuk mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut adalah beberapa strategi pengobatan dan penanganan yang umum digunakan:

  • Kontrol gula darah: Langkah pertama dan paling penting adalah menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Ini dapat dilakukan melalui diet, olahraga, dan penggunaan obat-obatan diabetes sesuai resep dokter.
  • Manajemen nyeri: Untuk mengatasi rasa nyeri dan tidak nyaman, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti:
    • Antidepresan (misalnya duloxetine, amitriptyline)
    • Antikonvulsan (misalnya pregabalin, gabapentin)
    • Obat topikal (misalnya krim lidokain atau capsaicin)
    • Analgesik opioid dalam kasus yang parah
  • Terapi fisik: Latihan dan stretching dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi gejala.
  • Perawatan kaki: Pemeriksaan kaki rutin, penggunaan alas kaki yang tepat, dan perawatan luka yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi.
  • Suplemen: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan suplemen seperti vitamin B12, alpha-lipoic acid, atau acetyl-L-carnitine.
  • Stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS): Alat ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengirimkan impuls listrik ringan ke saraf.
  • Terapi alternatif: Beberapa pasien melaporkan manfaat dari akupunktur atau terapi pijat, meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas.
  • Penanganan komplikasi: Jika neuropati telah menyebabkan komplikasi seperti gangguan pencernaan atau kandung kemih, diperlukan penanganan khusus untuk masalah tersebut.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan neuropati diabetik adalah proses jangka panjang yang memerlukan kerjasama antara pasien dan tim medis. Pendekatan yang digunakan mungkin perlu disesuaikan dari waktu ke waktu tergantung pada respons pasien dan perkembangan kondisi.

Pencegahan Neuropati Diabetik

Pencegahan neuropati diabetik terutama berfokus pada pengendalian diabetes dan faktor risiko terkait. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau memperlambat perkembangan neuropati diabetik:

  • Kontrol gula darah ketat: Menjaga kadar gula darah dalam rentang target adalah kunci utama pencegahan. Ini melibatkan:
    • Pemantauan gula darah secara teratur
    • Mengikuti rencana makan yang disarankan
    • Mengambil obat diabetes sesuai resep
    • Melakukan olahraga secara teratur
  • Manajemen tekanan darah: Menjaga tekanan darah dalam rentang normal dapat membantu melindungi pembuluh darah dan saraf.
  • Kontrol kolesterol: Mengelola kadar kolesterol dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat memperburuk masalah sirkulasi dan meningkatkan risiko komplikasi diabetes.
  • Batasi konsumsi alkohol: Alkohol dapat memperburuk neuropati dan mengganggu kontrol gula darah.
  • Pertahankan berat badan sehat: Obesitas dapat meningkatkan risiko neuropati dan mempersulit kontrol diabetes.
  • Perawatan kaki rutin: Pemeriksaan kaki setiap hari, menjaga kebersihan, dan menggunakan alas kaki yang tepat dapat mencegah komplikasi.
  • Nutrisi seimbang: Konsumsi makanan kaya vitamin B12 dan folat, atau suplemen jika direkomendasikan oleh dokter.
  • Hindari trauma berulang: Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan tekanan berlebih atau cedera pada saraf.
  • Pemeriksaan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan dan skrining komplikasi diabetes secara teratur.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, risiko terjadinya neuropati diabetik dapat dikurangi secara signifikan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki risiko yang berbeda, dan beberapa faktor seperti genetik atau durasi diabetes juga berperan. Oleh karena itu, konsultasi rutin dengan tim medis sangat penting untuk menyusun strategi pencegahan yang paling sesuai.

Perubahan Gaya Hidup untuk Mengelola Neuropati Diabetik

Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup memainkan peran penting dalam mengelola neuropati diabetik dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu:

  • Pola makan sehat:
    • Fokus pada makanan rendah lemak, tinggi serat, dan kaya nutrisi
    • Batasi konsumsi karbohidrat sederhana dan gula tambahan
    • Makan dalam porsi kecil tapi sering untuk menjaga kestabilan gula darah
    • Perbanyak konsumsi sayuran hijau, buah-buahan, dan protein lean
  • Aktivitas fisik teratur:
    • Lakukan olahraga aerobik sedang seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda
    • Tambahkan latihan kekuatan untuk meningkatkan massa otot
    • Lakukan peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas
    • Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru
  • Manajemen stres:
    • Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga
    • Lakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan
    • Bergabung dengan grup dukungan untuk berbagi pengalaman
  • Perawatan kaki:
    • Periksa kaki setiap hari untuk luka atau perubahan
    • Jaga kaki tetap bersih dan kering
    • Gunakan pelembab untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah
    • Potong kuku dengan hati-hati dan lurus
  • Hindari kebiasaan buruk:
    • Berhenti merokok
    • Batasi atau hindari konsumsi alkohol
    • Hindari makanan yang sangat manis atau berlemak tinggi
  • Tidur yang cukup:
    • Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam
    • Pertahankan jadwal tidur yang konsisten
    • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang
  • Pemantauan rutin:
    • Periksa gula darah secara teratur sesuai anjuran dokter
    • Catat hasil pemeriksaan dan laporkan ke dokter
    • Lakukan pemeriksaan HbA1c setiap 3-6 bulan

Perubahan gaya hidup ini tidak hanya membantu mengelola gejala neuropati diabetik, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan kualitas hidup. Penting untuk diingat bahwa perubahan ini harus dilakukan secara bertahap dan konsisten untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Mitos dan Fakta Seputar Kesemutan pada Diabetes

Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai kesemutan pada diabetes. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:

  • Mitos: Kesemutan selalu menandakan diabetes. Fakta: Meskipun kesemutan bisa menjadi gejala diabetes, ada banyak penyebab lain seperti kekurangan vitamin, gangguan sirkulasi, atau posisi duduk yang salah.
  • Mitos: Neuropati diabetik tidak dapat dicegah. Fakta: Dengan kontrol gula darah yang baik dan gaya hidup sehat, risiko neuropati diabetik dapat dikurangi secara signifikan.
  • Mitos: Neuropati diabetik hanya mempengaruhi kaki. Fakta: Meskipun sering terjadi di kaki, neuropati diabetik dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh termasuk tangan, sistem pencernaan, dan jantung.
  • Mitos: Jika sudah mengalami neuropati, tidak ada yang bisa dilakukan. Fakta: Meskipun kerusakan saraf tidak dapat dipulihkan sepenuhnya, gejala dapat dikelola dan perkembangan penyakit dapat diperlambat dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.
  • Mitos: Olahraga berbahaya bagi penderita neuropati diabetik. Fakta: Olahraga yang tepat justru dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan mengurangi gejala neuropati. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.
  • Mitos: Neuropati diabetik hanya terjadi pada diabetes yang sudah lama. Fakta: Meskipun risiko meningkat seiring waktu, neuropati dapat terjadi pada tahap awal diabetes, terutama jika kontrol gula darah buruk.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk mengelola diabetes dan neuropati dengan lebih baik. Selalu konsultasikan dengan tim medis untuk informasi yang akurat dan penanganan yang tepat.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Penting bagi penderita diabetes untuk waspada terhadap gejala neuropati dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami tanda-tanda berikut:

  • Kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar yang persisten di kaki atau tangan
  • Nyeri yang tidak dapat dijelaskan, terutama di malam hari
  • Penurunan sensasi di kaki atau tangan
  • Luka atau lecet di kaki yang tidak kunjung sembuh
  • Perubahan bentuk atau warna kaki
  • Gangguan keseimbangan atau sering jatuh
  • Masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau diare yang persisten
  • Kesulitan buang air kecil atau inkontinensia
  • Pusing atau pingsan saat berdiri
  • Masalah seksual seperti disfungsi ereksi pada pria atau penurunan libido pada wanita

Selain itu, penderita diabetes sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin setidaknya sekali setahun untuk mendeteksi tanda-tanda awal neuropati, bahkan jika tidak ada gejala yang jelas. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Perawatan Jangka Panjang untuk Neuropati Diabetik

Perawatan neuropati diabetik adalah proses jangka panjang yang memerlukan pendekatan komprehensif dan konsisten. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perawatan jangka panjang:

  • Pemantauan rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan dan tes laboratorium secara teratur sesuai anjuran dokter.
  • Manajemen gula darah: Pertahankan kontrol gula darah yang ketat untuk mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.
  • Perawatan kaki: Lakukan pemeriksaan kaki setiap hari dan ikuti protokol perawatan kaki yang direkomendasikan.
  • Manajemen nyeri: Bekerja sama dengan dokter untuk menemukan strategi manajemen nyeri yang efektif dan aman untuk jangka panjang.
  • Terapi fisik: Lakukan latihan dan peregangan secara teratur untuk mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas.
  • Dukungan psikologis: Jika diperlukan, cari bantuan profesional untuk mengatasi dampak emosional dari hidup dengan neuropati kronis.
  • Edukasi berkelanjutan: Terus pelajari tentang perkembangan terbaru dalam pengelolaan diabetes dan neuropati.
  • Modifikasi gaya hidup: Pertahankan pola makan sehat, olahraga teratur, dan hindari kebiasaan buruk seperti merokok.
  • Perawatan kulit: Jaga kelembaban kulit untuk mencegah kekeringan dan pecah-pecah yang bisa menyebabkan infeksi.
  • Manajemen komplikasi: Tangani komplikasi lain yang mungkin muncul, seperti masalah jantung atau ginjal.

Perawatan jangka panjang memerlukan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga, dan tim medis. Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, kualitas hidup penderita neuropati diabetik dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

Kesimpulan

Kesemutan karena diabetes atau neuropati diabetik adalah komplikasi serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Memahami ciri-ciri, penyebab, dan cara penanganannya sangat penting bagi penderita diabetes dan keluarganya. Dengan kontrol gula darah yang baik, perubahan gaya hidup yang positif, dan perawatan medis yang tepat, dampak neuropati diabetik dapat diminimalkan.

Ingatlah bahwa setiap individu mungkin mengalami gejala yang berbeda, dan penanganan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Konsultasi rutin dengan tim medis dan kepatuhan terhadap rencana pengobatan adalah kunci dalam mengelola kondisi ini secara efektif. Dengan pendekatan yang tepat, penderita diabetes dapat tetap menjalani hidup yang berkualitas meskipun menghadapi tantangan neuropati diabetik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya