Pentagon: Cahaya Misterius di Hawaii Bukan UFO

Sinar berlekuk-lekuk tersebut muncul di langit selama beberapa menit setelah matahari terbenam. Penjelasan muncul dari Dephan AS.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Mei 2014, 09:27 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2014, 09:27 WIB
Cahaya misterius di Hawaii
Cahaya misterius di Hawaii (MauiWatch/Tamara McKay)

Liputan6.com, Hawaii - Garis cahaya misterius terlihat di Hawaii, Selasa malam lalu. Sinar berlekuk-lekuk tersebut muncul di langit selama beberapa menit setelah matahari terbenam.

Kemunculannya mengejutkan sejumlah orang dan bikin antusias mereka yang meyakini keberadaan benda terbang aneh atau UFO-- yang dikaitkan dengan makhluk angkasa luar yang bertamu ke Bumi.

Belakangan, pejabat berwenang mengatakan, itu sama sekali tak ada kaitannya dengan fenomena ekstraterresterial.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyebut, cahaya tersebut adalah akibat dari peluncuran rudal dari Pacific Missile Range Facility di Barking Sands, Kauai.

Peluncuran tersebut bisa menimbulkan penampakan cahaya spektakuler di atas langit yang dikenal sebagai Twilight.



"Selama pengujian, simulasi target rudal balistik diperoleh, dilacak, dan dikunci dengan Sistem Senjata Aegis ( Aegis Weapon System)," kata juru bicara Departemen Pertahanan kepada 10 News, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Kamis (22/5/2014).

Mereka berhasil menembakkan rudal untuk mencegat target Selasa malam. Pentagon menggunakan Rudal Standard Missile-3 Block IB yang dibuat kontraktor pertahanan Raytheon Co.

Pada pukul 19.35 waktu setempat, Aegis Weapon System menembakkan rudal dari sistem peluncuran vertikalnya (Vertical Launch System)

Tujuan utama dari tes ini adalah untuk mengkonfirmasi fungsi Aegis Ashore dengan meluncurkan SM-3 berbasis darat. Aegis Ashore menggunakan konfigurasi yang hampir identik dengan kapal penjelajah dan kapal perusak Aegis yang kini dikerahkan di seluruh dunia: Vertical Launch System, sistem pengendalian api (fire control system), dan radar SPY-1.

Sementara, juru bicara Pacific Missile Range Facility, Stefan Alford menjelaskan, hal yang dilihat orang-orang adalah pergeseran jejak kondensasi (contrails) rudal ketika angin di level atas memutar  jejak asap tersebut.

Ini adalah tes penerbangan pertama dari sistem pertahanan rudal baru yang dirancang untuk melindungi pasukan NATO di Eropa dari serangan rudal balistik. (Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya