Korban Ebola Meninggal, Nigeria Karantina Rumah Sakit

Langkah penutupan dan karantina diambil saat Nigeria berjuang membatasi penyebaran wabah virus ebola yang telah menewaskan hampir 700 orang.

oleh Anri Syaiful diperbarui 29 Jul 2014, 06:17 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2014, 06:17 WIB
[FOTO] Wabah Virus Ebola Menewaskan 84 Orang di Guinea
Sarung tangan dan sepatu bot yang digunakan untuk menghindari virus Ebola,yang telah menyebar hingga negara tetangga ,Liberia, dan Sierra Leone (AFP PHOTO / SEYLLOU)

Liputan6.com, Abuja - Penyebaran virus ebola di Nigeria, kian mencemaskan. Nigeria bahkan menutup dan mengarantina satu rumah sakit pada Senin 28 Juli 2014.

Langkah ini diambil setelah pasien ebola pertama yang teridentifikasi di negara itu meninggal pekan lalu. Langkah penutupan dan karantina itu dilakukan sewaktu Nigeria berjuang membatasi penyebaran wabah virus yang telah menewaskan hampir 700 orang di kawasan itu.

Sehari sebelumnya, Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO mengumumkan telah mengirim beberapa epidemiologis ke Nigeria dan Togo. Mereka hendak melacak orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan pejabat pemerintah Liberia yang tiba di Lagos dengan pesawat terbang pada 20 Juli dan meninggal lima hari kemudian.

"Sebagian besar perbatasan negara telah ditutup untuk mencegah penularan virus tersebut," ucap Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf seperti dikutip dari VOA News, Selasa (29/7/2014).

Bandara internasional Monrovia, sebuah bandara provinsi dan 3 pintu perbatasan utama akan tetap dibuka. Kendati telah menetapkan langkah-langkah pencegahan.

Pemerintah Liberia juga telah melarang pertemuan publik, termasuk acara-acara dan demonstrasi. Ada 127 korban tewas di Liberia akibat ebola. Sejauh ini penyakit yang belum diketahui cara penyembuhannya atau vaksinnya, dan menyebabkan demam parah, radang sendi, muntah-muntah, diare dan dalam beberapa kasus terparah menyebabkan gagal organ dan pendarahan terus-menerus.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah dokter yang memimpin perawatan penyakit tersebut di Afrika Barat telah tertular virus itu.

Menyusul kematian Dr. Samuel Brisbane yang meninggal pada Sabtu 26 Juli silam di sebuah pusat perawatan kesehatan di pinggiran Monrovia, dua warga Amerika di Liberia dikabarkan positif tertular ebola.

Dr. Samuel Brisbane adalah dokter senior di rumah sakit terbesar di Liberia di mana ia merawat korban-korban Ebola. WHO mengatakan wabah ebola yang terparah dalam sejarah juga telah menewaskan 319 orang di Guinea dan 224 di Sierra Leone.

Baca juga:

4 Penyakit Menular yang Jadi Trending Topic Dunia
Virus Ebola Menyebar di Afrika, Kemkes Siaga

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya