Obama Angkat Bicara Soal Rusuh Rasial di AS

"Sekarang adalah waktunya pemulihan. Sekarang adalah waktunya untuk perdamaian dan ketenangan di jalanan-jalanan di Ferguson."

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 15 Agu 2014, 11:22 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 11:22 WIB
Rusuh rasial di Ferguson di Missouri AS

Liputan6.com, Ferguson Keseimbangan hubungan antar anggota masyarakat adalah hal yang harus selalu dijaga dan dipelihara bersama. Kecurigaan bersifat rasial mudah tersulut bahkan di negara-negara yang memiliki kematangan hukum sekalipun.

Presiden Barack Obama menyerukan perdamaian dan ketenangan di tengah berlanjutnya gelombang protes setelah peristiwa penembakan seorang remaja kulit hitam oleh petugas polisi berkulit putih di negara bagian Missouri beberapa waktu yang lalu. Remaja itu, Michael Brown, tidak bersenjata.

Seperti yang dilansir Liputan6.com dari VOA News (14 Agustus 2014), gelombang protes itu meningkat sedemikian rupa pada Kamis lalu sehingga Presiden Obama menyempatkan diri di tengah masa liburnya untuk menyatakan keprihatinannya tentang kekerasan rasial yang meletus di Ferguson.

Ferguson terletak di pinggiran kota Saint Louis di negara bagian Missouri.

“Sekarang adalah waktunya pemulihan. Sekarang adalah waktunya untuk perdamaian dan ketenangan di jalanan-jalanan di Ferguson,” ujar Presiden Obama.

Sejak peristiwa penembakan pada tanggal 9 Agustus lalu, para pelaku protes turun ke jalan-jalan dan bentrok dengan polisi, yang menggunakan gas air mata dan bom asap untuk meredakan kerusuhan.

Para pejabat kepolisian mengatakan bahwa mereka melakukan itu setelah beberapa pelaku protes melemparkan bom Molotov dan bebatuan ke arah polisi.

Dalam pidatonya hari Kamis lalu, presiden menyerukan agar dua belah pihak menahan diri. “Tidak ada dalih untuk melakukan kekerasan terhadap polisi, atau untuk mereka yang menggunakan tragedi ini sebagai pembenaran untuk perusakan ataupun penjarahan.”

“Juga, tidak ada dalih bagi polisi untuk menggunakan kekerasan berlebihan terhadap protes damai atau menjebloskan ke penjara bagi penyataan sah hak-hak Amandemen Pertama,” kata Obama.

Amandemen Pertama dalam Konstitusi AS melindungi hak warga Amerika untuk kebebasan berbicara.

Obama melontarkan kritik kepada polisi setelah penangkapan dua orang wartawan yang sedang meliput demonstrasi.

“Di sini, di Amerika Serikat, polisi tidak boleh mengancam atau menangkapi wartawan yang sedang berusaha melakukan tugas mereka dan melaporkan kepada rakyat Amerika tentang apa yang mereka lihat di tempat kejadian,” katanya.

Ada sejumlah laporan yang saling bertentangan tentang bagaimana Michael Brown tewas. Polisi mengatakan bahwa remaja kulit hitam itu tertembak ketika bergulat dengan seorang petugas.

Seorang sakti mengatakan bahwa Brown sudah mengangkat tangannya ketika seorang petugas polisi menembaknya.

Presiden Obama telah meminta pihak berwenang tingkat federal untuk melakukan penyidikan secara mandiri. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya