'Vladimir Putin' Jadi Sasaran Tembak

Gambar-gambar muka presiden yang bolong-bolong terkena peluru muncul di tengah-tengah semakin memanasnya krisis di timur Ukraina.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Sep 2014, 14:13 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2014, 14:13 WIB
Putin: Sasaran Tembak

Liputan6.com, London Konflik Ukraina-Rusia masih belum akan berakhir. Sekelelompok orang di Ukraina melampiaskan kekesalan mereka terhadap Putin dengan cara hinaan halus, yakni menjadikan muka Putin sebagai sasaran tembak dalam latihan menembak.

Hari ini Presiden Rusia menolak peringatan dari Uni Eropa sehubungan dengan sanksi-sanksi tambahan terkair dengan konflik antara pasukan pemerintah dan pemberontak separatis pro Rusia di Ukraina.

Seperti dilansir Liputan6.com dari The Independence (31/08/2014), seruan Putin untuk pembicaraan yang segera tentang "kenegaraan" Ukraina timur diikuti dengan munculnya gambar-gambar pemimpin itu sebagai sasaran tembak di tempat-tempat latihan menembak di barat Ukraina.

Gambar-gambar muka presiden yang bolong-bolong terkena peluru di tempat latihan di Lviv itu muncul di tengah-tengah semakin memanasnya krisis di timur, yang telah menewaskan 2.600 orang sejak mulai April lalu.

Bertolak belakang dengan kejadian di Ukraina, gambar-gambar di kaos-kaos T-shirt yang menunjukkan muka Putin sebagai sampul majalah Time dijual di Saint Petersburg di Rusia.

Presiden Petro Proshenko dari Ukraina berulang kali menuduh Rusia telah mendukung para pemberontak dan menempatkan tentara darat di Ukraina.

Putin sendiri bersikeras bahwa Rusia tidak ikut-ikutan mempersenjatai kaum pemberontak ataupun menambah jumlah tentaranya.

Walaupun ada penggunaan kata "kenegaraan" ketika mengacu ke tenggara Ukraina, jurubicaranya kukuh menyatakan bahwa ini bukan berarti Moskow sekarang mendukung seruan-seruan para pemberontak yang menuntut kemerdekaan atas wilayah-wilayah yang telah direbut.

Pada Jumat lalu, Putin dengan percaya diri menceramahi suatu perkemahan pemuda di Moskow bahwa "Rusia sama sekalo tidak terlibat dalam konlfik skala besar."

Namun demikian, ia menambahi bahwa yang terbaik bagi Barat adalah "untuk tidak macam-macam dengan Rusia" dan mengingatkan kumpulan itu bahwa "Rusia adalah salah satu kekuatan nuklir terkemuka". (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya