Gagahnya Tentara Wanita Penumpas ISIS Paling Sedot Perhatian

7.000 tentara wanita Kurdi bergabung untuk menumpas ISIS. Kisah kehidupan para wanita itu pun menyedot perhatian.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Sep 2014, 08:09 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2014, 08:09 WIB
YPJ 2
Tentara wanita Kurdi. Sumber: Erin Trieb

Liputan6.com, Damaskus - Di suatu kawasan yang kering dan terasing di sepanjang perbatasan Suriah bagian timur laut, ada ribuan wanita muda Kurdi bergabung ke barisan pasukan untuk melindungi kaum mereka dari serangan pasukan pemerintah Bashar Assad, militan ISIS, dan militan Front Al Nusra yang disebut terkait dengan Al Qaeda.

Kabar itu menjadi bagian berita internasional yang paling terpopuler. Selain itu, ada berita dari negara Arab yang akan mendukung AS dalam memerangi ISIS.

Berikut 5 kabar paling nyedot perhatian pembaca Liputan6.com sepanjang Jumat 12 September 2014.

1. Ibu Wartawan AS Salahkan Obama

Diany Foley tak pernah menyangka jika nasib anaknya berakhir tragis. Buah hatinya, James Foley yang merupakan wartawan asal Amerika Serikat dipenggal anggota kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Wanita paruh baya ini menjelaskan situasi beberapa hari sebelumnya akhirnya James dipenggal kelompok Daulah Islamiyah. Dia menyayangkan sikap pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang gagal menyelamatkan anaknya. Menurut dia, seharusnya Obama lebih memprioritaskan keselamtan James.

Selengkapnya: Wartawan AS Dipenggal ISIS, Sang Ibu Salahkan Obama

2. Gagahnya Militer Wanita Penumpas ISIS

Di suatu kawasan yang kering dan terasing di sepanjang perbatasan Suriah bagian timur laut,
ada sekitar 7.000 tentara wanita muda Kurdi yang bergabung dengan Kesatuan Perlindungan Wanita (YPJ). Mereka ambil bagian dalam barisan pasukan untuk melindungi kaumnya dari serangan pasukan pemerintah Bashar Assad, militan ISIS, dan militan Front Al Nusra yang disebut terkait dengan Al Qaeda.

Kelompok ini ditengarai sangat dekat dengan PKK (Kurdistan Worker's Party), suatu organisasi yang memperjuangkan hak-hak kaum Kurdi di negara tetangga di Turki dan telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Departemen Luar Negeri AS.

Bagaimana mereka menjalani kehidupannya? Selengkapnya ada di sini.

3. Serangan AS ke Suriah Dikutuk

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bertekad untuk membinasakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kabarnya, militer Negeri Paman Sam akan melancarkan serangan ke markas ISIS di Suriah.

Terkait hal itu, Rusia melontarkan kecamannya untuk AS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia Alexander Lukashevich mengatakan, serangan AS ke Suriah harus mendapat persetujuan Dewan Keamanan (DK) PBB. Jika tidak, maka hal itu sama melanggar hukum internasional.

Selengkapnya: Rusia Kutuk Serangan AS ke Suriah

4. Dukungan untuk AS Perangi ISIS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan 10 negara Arab, termasuk Arab Saudi, kompak mengambil peran penting dalam koalisi melawan milisi Daulah Islamiyah atau ISIS.

Kepastian itu disampaikan oleh Kerry, setelah mengadakan perundingan di Jeddah, Kamis 11 September 2014. Pasca-pertemuan dengan pemimpin negara-negara Arab dan Turki.

Selengkapnya: Negara-negara Arab Kompak Dukung AS Perangi ISIS

5. Israel Selidiki Tewasnya Warga Sipil di Gaza

Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza mereda, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata. Pada masa tenang itu, oditur militer negeri zionis mengumumkan akan menyelidiki kasus tewasnya warga sipil pada konflik tersebut.

Penyelidikan akan berkisar pada lima kejadian yang berujung hilangnya nyawa warga sipil di perang Gaza. Pada sisi kejadian mana penyelidikan itu akan dilakukan? Selengkapnya ada di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya