Sosok Misterius Gelar Sayembara MH17 Rp 359 Miliar

Nilai sayembara MH17 lebih besar dari uang yang ditawarkan AS, bagi mereka yang bisa menunjukkan keberadaan Osama Bin Laden.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 18 Sep 2014, 11:03 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2014, 11:03 WIB
Bekas tembakan MH17 - Liputan6 Malam
(theguardian.com)

Liputan6.com, Berlin - Sebuah sayembara digelar: barangsiapa bisa membuktikan siapa gerangan yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17, hadiah besar menanti. Tak tanggung-tanggung, uang yang ditawarkan senilai US$ 30 juta atau sekitar Rp 359 miliar.

Namun, siapa orang atau organisasi di balik sayembara tersebut masih misterius.

Yang pasti hadiah sayembara tersebut lebih besar dari uang yang ditawarkan Amerika Serikat, untuk mereka yang memberikan informasi yang mengarah pada keberadaan bos Al Qaeda Osama Bin Laden yang nilainya US$ 25 juta atau Rp 300 miliar.

Bisa dibilang, sayembara MH17 adalah salah satu yang terbesar sepanjang sejarah. Hadiah itu ditawarkan melalui sebuah agen penyelidik swasta Jerman -- yang mengaku mereka bahkan tak tahu identitas klien mereka.

"Siapapun bisa dibeli, masalahnya ada pada harga," kata Josef Resch, dari agen penyelidik Wifka pada majalah Jerman, Capital, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph, Kamis (18/9/2014).

Klien misterius tersebut juga menawarkan identitas baru, jika diperlukan, bagi para informan yang bisa menguak misteri MH17 namun mengkhawatirkan keselamatan jiwa mereka.

Sayembara tersebut diiklankan di situs Wifka. Pihak agen menyebut, uang dalam jumlah besar itu kini sudah didepositokan di Bank Swiss di Zurich.

Resch menegaskan, sayembara itu adalah nyata adanya. Bukan tipuan. Ia bahkan mengaku sudah menerima pembayaran uang muka sebesar 40.000 euro atau Rp 617 juta untuk jasanya itu.

Meski mengaku tak tahu identitas pasti kliennya, ia tak mengesampingkan pihak manapun -- bisa jadi itu individu atau badan intelijen.

Bisa jadi, kliennya adalah orang kaya Rusia yang ingin menghancurkan kekuasaan Presiden Vladimir Putin. Atau, kata Resch, terbuka peluang itu adalah bagian taktik rumit Kremlin, untuk menanamkan bukti palsu bahwa militer Ukraina lah yang menembak jatuh pesawat sipil itu.

Malaysia Airlines MH17 menemui nasib nahasnya di langit Ukraina pada 17 Juli 2014. Semua orang yang ada dalam pesawat, 283 penumpang dan 15 awak.

Para pemimpin Barat menyakini, Boeing 777 itu ditembak oleh rudal yang diluncurkan dari darat ke udara (surface-to-air missile) oleh para pemberontak pro-Rusia yang bermarkas di timur Ukraina.

Laporan awal yang dikeluarkan baru-baru ini oleh Dutch Safety Board konsisten dengan anggapan itu. Namun, hingga saat ini bukti konklusif soal pihak yang bertanggung jawab menembak jatuh pesawat MH17 belum diketahui. (Tnt)

Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot MH17: Romeo November Delta, Malaysian...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya