Liputan6.com, Hong Kong - Ribuan anak muda Hong Kong masih memadati jalanan kota. Mereka adalah bagian dari pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong yang beraksi sejak Minggu 28 September lalu. Mereka juga masih terlihat kompak dan tanpa rasa takut meski 56 temannya telah ditangkap polisi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (30/9/2014), mereka terus menjalin konsolidasi melalui koran dan juga media sosial. Meski tengah melakukan aksi, makanan sehat pun tetap mereka bagikan dan menjaga kebersihan dari sampah sisa makanan.
Banyak di antara pengunjuk rasa yang menolak campurtangan Tiongkok dalam menentukan pemimpin Hong Kong menggunakan payung. Hingga aksi ini pun disebut sebagai revolusi payung. payung tersebut mereka gunakan untuk melindungi diri dari matahari, gas air mata, dan meriam air polisi.
Pengunjuk rasa pro-demokrasi yang masih memblokade jalan-jalan di pusat Kota Hong Kong menuntut mundurnya pemimpin Hong Kong Leung Chun Ying yang dituding sebagai boneka Beijing.
Pengunjuk rasa juga mengancam akan bergerak lebih masif dengan menggalang pembangkangan sipil Rabu 1 Oktober ini. Bertepatan dengan hari libur nasional China.
Namun pemerintah Tiongkok mengaku tetap pada keputusannya dan menganggap revolusi payung sebagai aksi ilegal. (Riz)
Baca juga:
'Revolusi Payung', Demo Mahasiswa Hong Kong Kian Panas
Baca Juga
Mulai 1 Desember 2014, WNI Bebas Visa Kunjungan ke Jepang
Advertisement