1-11-1755: Gempa Mengoyak Ibukota Portugal, 50 Ribu Orang Tewas

Sejak musibah di Portugal tersebut, para ilmuwan mulai mempelajari secara ilmiah terhadap dampak gempa hingga area yang luas.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 01 Nov 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2014, 06:00 WIB
1-11-1755: Gempa Mengoyak Ibukota Portugal, 50 Ribu Orang Tewas
Sejak musibah di Portugal tersebut, para ilmuwan mulai mempelajari secara ilmiah terhadap dampak gempa hingga area yang luas (Berkeley.edu)

Liputan6.com, Lisabon - 259 silam tahun silam atau 1 November 1755, sebuah gempa berkekuatan besar berkisar 8 hingga 9 skala Ritcher (SR) mengguncang Lisabon, yang kini menjadi Ibukota Portugal hingga merenggut lebih dari 50 ribu jiwa. Lindu ini dinilai salah satu yang terparah sepanjang masa.

Gempa terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 09.40 waktu setempat. Ketika itu, sejumlah warga Lisabon tengah merayakan Hari santo santa -- hari besar umat Katolik yang juga disebut Hari Semua Orang Kudus.

Ada juga yang tengah sibuk melakukan kegiatan perdagangan dan distribusi barang lantaran Lisabon kala itu merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar di Samudera Atlantik.

Tiba-tiba lindu bergetar. gempa yang berlangsung antara tiga setengah hingga enam menit, menyebabkan rekahan besar selebar lima meter yang muncul di tengah kota.  Masyarakat setempat terkejut dan panik berlarian. Sebagian yang sadar ancaman besar datang langsung bergegas melarikan diri, sebagian lagi tengah ketakutan.

Orang-orang yang selamat dari gempa segera bergegas menuju ke dermaga untuk menyelamatkan diri dan ketika tampak air mulai menyusut, sampah kargo dan kapal tua berserakan.

Bencana tak berhenti sampai di situ. Sekitar 45 setelah gempa, tsunami besar menghantam pelabuhan dan masuk ke kota melalui Sungai Tagus. Gempa itu disusul lebih dari 2 gelombang. Di area yang tidak terkena tsunami, kebakaran hebat terjadi tiba-tiba, dan api membakar selama tiga hari.

Banyak warga menjadi korban guncangan gempa, timbunan rumah, tenggelam karena air dan juga terbakar. Selain itu, 85% bangunan di Lisabon pun hancur, termasuk Istana Kerajaan Ribeira, yang berdiri disamping sungai Tagus di alun-alun modern modern Terreiro do Paço.

Di dalam perpustakaan raja, ratusan karya seni, seperti lukisan karya pelukis ternama saat itu, seperti Titian, Rubens, dan Correggio, hilang. Arsip raja hilang bersamaan dengan detail catatan eksplorasi bersejarah oleh Vasco da Gama dan navigator awal lain pun raib, entah ke mana.

Ahli geologis memperkirakan gempa di Lisabon mencapai magnitudo 9 SR dengan episentrum di Samudra Atlantik sekitar 200 km (120 mi) barat barat daya Tanjung St. Vincent. Sumber lain yang dimuat History.com yang dikutip Liputan6.com, Sabtu (1/11/2014), menyebut lindu berkekuatan 8 SR.

Gempa juga menghancurkan gereja besar di Lisabon, seperti Katedral Lisbon, Basilika Sao Paulo, Santa Catarina, Sao Vicente de Fora, dan Gereja Misericordia.  Rumah Sakit Kerajaan Semua Orang Kudus di alun-alun Rossio habis dilalap si jago merah. Makam pahlawan nasional Nuno Álvares Pereira juga hilang.

Sejak musibah tersebut, para ilmuwan mulai mempelajari secara ilmiah terhadap dampak gempa hingga area yang luas, dan hal ini merupakan kelahiran titik awal ilmu seismologi modern.

Sejarah juga mencatat pada 1 November tahun 79 Masehi, kota Romawi kuno bernama Pompeii terkubur selama berabad-abad di bawah lapisan abu erupsi dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Pesawat Maskapai dengan nomor penerbangan United Airlines Flight 629 dibom di dekat Longmont, Colorado. Akibatnya seluruh 44 orang yang berada di dalamnya tewas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya