Diserang Roket, Israel Tutup Perbatasan Gaza

Israel dan Palestina tengah bersitegang terkait rencana negeri zionis untuk membangun permukiman di kawasan Yerusalem dan Tepi Bara

oleh Rizki Gunawan diperbarui 02 Nov 2014, 21:18 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2014, 21:18 WIB
Diserang Roket, Israel Tutup Perbatasan Gaza
Israel dan Palestina tengah bersitegang terkait rencana negeri zionis untuk membangun permukiman di kawasan Yerusalem dan Tepi Barat (Reuters)

Liputan6.com, Gaza - Militer Israel menutup dua pintu masuk perbatasan menuju Gaza, yakni di Erez dan Kerem Shalom, setelah sebuah roket dilaporkan menyerang negeri zionis tersebut.

"Perlintasan Erez dan Kerem Shalom ditutup sampai ada pemberitahuan selanjutnya, kecuali jika ada bantuan kemanusiaan," kata seorang juru bicara militer Israel, seperti dimuat Al-Arabiya, Minggu (2/11/2014).

Dia menjelaskan bahwa penutupan perbatasan ini merupakan tindak lanjut dari serangan roket yang diduga berasal dari Gaza menuju Eshkol, Israel Selatan. Tak ada korban jiwa atau kerusakan akibat serangan roket tersebut.

Israel dan Palestina tengah bersitegang terkait rencana negeri zionis untuk membangun permukiman di kawasan Yerusalem dan Tepi Barat. Palestina mengecam keras pembangunan permukiman Israel karena dinilai telah merampas wilayah mereka.

Bentrokan pun terjadi di Tepi Barat terkait pembunuhan seorang warga Palestina oleh pasukan keamanan Israel. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut penutupan itu sebagai tindakan perang.

Kompleks suci yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa ditutup, setelah polisi menembak mati Muataz Hijazi yang diduga menembak dan mengakibatkan luka parah seorang rabi garis keras, Yehuda Glick, 29 Oktober 2014 lalu. Kini Masjid Al-Aqsa telah dibuka kembali.

Sebelumnya Israel yang dihuni mayoritas umat Yahudi melancarkan agresi militer "Operation Protective Edge" sebagai jawaban dari gempuran roket dari Hamas. Akan tetapi serangan militer Israel dinilai melampaui batas, hingga mengakibatkan lebih dari 2.100 warga Gaza tewas dan 11 ribu lainnya mengalami luka-luka.

Agresi militer Israel juga telah menyebabkan kerusakan parah di wilayah Gaza dan sekitarnya. Lebih dari 15.600 rumah hancur dan 2.200 unit ambruk tak bisa dihuni lagi. Serangan itu berakhir pada 26 Agustus setelah diadakan negosiasi antara kedua pihak.

Setelah pertempuran dihentikan, baik Israel dan Palestina berencana melanjutkan perundingan damai di Kairo dalam waktu dekat. Namun hingga kini, belum ada sinyal dialog, justru malah bentrokan terkait pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya