80 Persen Warga Catalonia Pilih Merdeka dari Spanyol

Referendum ilegal demi mendesak Spanyol merestui pemisahan diri Catalonia digelar pada Minggu 9 November 2014 waktu setempat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 10 Nov 2014, 11:22 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2014, 11:22 WIB
Warga Catalonia berbaris untuk menggunakan hak referendum untuk merdeka dari Spanyol. (Reuters)
Warga Catalonia berbaris untuk menggunakan hak referendum untuk merdeka dari Spanyol. (Reuters)

Liputan6.com, Madrid - Pemerintah Spanyol mendapat tamparan keras. Mayoritas warga Catalonia memilih untuk memisahkan diri dari Madrid.

Hal ini terjadi saat referendum ilegal demi mendesak Spanyol merestui pemisahan diri Catalonia atau Catalunya digelar pada Minggu 9 November 2014 waktu setempat. Dalam jajak pendapat itu, dilaporkan 80 persen warga Catalonia setuju untuk tidak lagi bersatu dengan Negeri Matador.

Dari keterangan Wakil Presiden Catalonia Joana Ortega, warga yang memberikan suaranya berjumlah sekitar 2 juta orang. Walau begitu, ia tidak menjabarkan detail lengkap berapa jumlah pemilih yang terdaftar dalam referendum yang dianggap ilegal oleh Spanyol itu.

Kemenangan tidak resmi ini pun disambut baik oleh Presiden Catalonia, Arthur Mas. Dia menyebut, hasil tersebut merupakan suatu sukses besar.

"Sebuah kesuksesan yang lengkap, ini karena pemilih (kemerdekaan) lebih dari dua juta meskipun pemungutan suara ditentang Madrid," sebut Mas, seperti dikutip dari Russian Today, Senin (10/11/2014).

"Supaya tidak ada yang lupa, khususnya Pemerintah Spanyol, bahwa Catalonia sekali lagi menunjukkan niat mereka untuk membentuk pemerintahan sendiri," sambung dia.

Mas menambahkan, meski ilegal, referendum tersebut sangat tepat dilakukan. Karena nantinya, ia percaya, kemenangan ini akan disahkan secara undang-undang dengan cara damai. Pasalnya, hanya warga Catalonia lah yang pantas menentukan masa depannya.

Referendum kemerdekaan Catalonia beberapa waktu belakangan, menjadi pesoalan yang membuat pusing pemerintah Spanyol. Pada bulan lalu, melalui Perdana Menteri Mariano Rajoy, Negeri Matador menegaskan referendum tidak akan pernah terjadi dan bila itu terlaksana sama sekali tak berpengaruh.

Demi menambakan tekanan, Menteri Kehakiman Spanyol, Rafael Catala melontarkan pernyataan yang sangat provokatif. Tanpa ragu, Catala mengatakan referendum adalah cara kelompok pro-kemerdekaan Catalonia demi menyebarkan propaganda politiknya.

Namun, diterpa segudang tentangan, Presiden Mas sama sekali tidak menyurutkan niatannya untuk memisahkan Catalonia dari Spanyol. Ia menyatakan Pemerintah Spanyol sama sekali tidak mengerti kemauan dari warga Catalonia.

Catalonia sangat menginginkan merdeka dari Spanyol didasari beberapa hal. Memiliki budaya dan bahasa sendiri serta mempunyai wilayah industri juga penyumbang ekonomi nomor lima terbesar bagi pemerintah pusat di Madrid, dirasa menjadi alasan yang tepat untuk tidak lagi bersama Spanyol. (Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya