'Skandal Kacang' Jadi Akhir Karir Putri Direktur Korean Air

Cho Hyun-ah tak terima kacang yang disajikan di kelas utama atau eksekutif menggunakan kantung bukannya piring.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Des 2014, 09:58 WIB
Diterbitkan 10 Des 2014, 09:58 WIB
Putri tertua dari Presiden Direktur Korean Air, Cho Yang-ho. (Korean Times)
Putri tertua dari Presiden Direktur Korean Air, Cho Yang-ho. (Korean Times)

Liputan6.com, New York - Wakil Presiden maskapai Korean Air Cho Hyun-ah atau Heather Cho, mengundurkan diri setelah terlibat 'skandal kacang' yang membuat heboh Korea Selatan (Korsel). Karirnya di perusahaan tersebut pun berakhir, meski sang ayah berada di salah satu jajaran teratas.

Cho meminta seorang pramugari diturunkan dari pesawat dalam penerbangan dari New York ke Bandara Incheon, Korsel, Jumat pekan lalu.

"Kesalahan pramugari di kabin kelas utama itu adalah tidak menyuguhkan kacang di atas piring, dan keberangkatan pesawat tertunda sekitar 20 menit," demikian diberitakan BBC, Rabu (10/12/2014).

Setelah insiden pemicu kritik dari warga Korsel yang selama ini memandang miring perilaku beberapa orang kaya di sana, pihak Korean Air meminta maaf.

Korean Air mengukuhkan penerbangan 86 pada tanggal 5 Desember ditunda di Bandara John F Kennedy New York karena 'skandal kacang'. Namun keputusan menurunkan pramugari diambil oleh kapten.

Kementerian Perhubungan Korsel dilaporkan tengah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, untuk mengetahui apakah tindakan Heather Cho melanggar undang-undang penerbangan.

Cho, yang berusia 40 tahun, merupakan putri tertua dari Presiden Direktur Korean Air, Cho Yang-ho. Kedua saudaranya juga menduduki jabatan eksekutif di maskapai itu.

Keluarga Cho memiliki 10% saham Korean Air Lines Co, yang merupakan bagian dari kerajaan bisnis di sektor perjalanan, logistik, hotel, dan pusat hiburan.

Perekonomian Korsel didominasi oleh konglomerat-konglomerat keluarga yang dikenal dengan istilah chaebol. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya