Liputan6.com, Paris - Ikon Kota Paris, Menara Eiffel berubah gelap Kamis malam, beberapa jam pasca-hening cipta dilakukan serentak di seluruh negeri. Untuk memberi penghormatan terakhir pada 12 korban yang tewas dalam serangan teror di kantor majalah Charlie Hebdo.
Di malam tanpa nyala lampu Eiffel, orang-orang menyalakan lilin, mengangkat poster, juga bolpoin -- simbol bahwa ujung pena lebih tajam dari pedang.
Di ibukota Prancis, orang-orang menundukkan kepala, di bawah payung yang melindungi mereka dari guyuran hujan. Lonceng berdentang dari Katedral Notre Dame.
Aksi serupa juga dilakukan di seluruh Prancis, juga Eropa. Orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan bagi mereka yang tewas atas nama kebebasan pers.
Di Place de la Republique, di mana warga Paris berkumpul, Pierre Cornet memegang poster dengan tulisan dalam Bahasa Inggris: "We are Charlie."
Pria itu yakin, waktu akan membuktikan teroris tak akan menang. "Kita harus menang, kita akan menang...karena apa yang kita perjuangkan adalah kebebasan," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Jumat (9/1/2015).
Pun dengan Lesley Martin. "Aku tidak takut," kata perempuan itu. "Malam ini aku berada di sini, mungkin juga besok. Aku tak peduli seseorang datang dan melakukan tindakan buruk padaku. Aku tidak takut mati.
Jurnalis Isabelle Bordes, yang bekerja di harian Ouest France, mengatakan, "Kami ke sini untuk Charlie, untuk para jurnalis yang tewas. Juga untuk para wartawan yang selamat dan tetap melanjutkan karyanya."
Faycal Haddad, seorang muslim, juga ikut dalam aksi solidaritas untuk Charlie. Ia membawa poster bertuliskan, "Bukan atas namaku, bukan atas nama agamaku."
"Tak ada agama yang mengajarkan pada umatnya untuk membunuh," kata Haddad. "Perbuatan para teroris bukan ajaran Islam."
Umat beragama, khususnya Muslim ikut terluka oleh apa yang dilakukan pelaku teror di kantor Charlie Hebdo.
Sejumlah imam masjid di Prancis, juga pemuka agama di Vatikan mengeluarkan deklarasi yang mengutuk serangan teror ke pihak majalah satire itu. Juga menginisiasi dialog antar-agama untuk mengurangi prasangka yang menyebar dalam masyarakat pasca serangan ke Charlie Hebdo. (Ein/Tnt)
Advertisement