Liputan6.com, Jakarta - Skandal kacang yang melibatkan putri Presiden Korean Air Cho Hyun-ah berbuntut panjang. Sidang untuk mengadilinya pun digelar di Seoul, Korea pada Senin 19 Januari waktu setempat.
Wanita berusia empat puluh tahun yang telah ditahan sejak 30 Desember itu hadir di persidangan, mengenakan seragam tahanan berwarna hijau. Di ruang sidang yang penuh sesak itu, dia berdiri dengan kepala tertunduk dan menjawab pertanyaan hakim dengan suara lirih.
"Aku tak bersalah atas tuduhan menghalangi keselamatan penerbangan," ucap dia dalam persidangan seperti dimuat BBC, Selasa (20/1/2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pengacaranya, yang menyebut tuduhan itu berlebihan. Sebab tak ada pelanggaran keamanan, mengingat pesawat masih berada di area parkir dan belum mencapai landasan pacu.
Jika terbukti bersalah karena menunda penerbangan atas alasan tak tepat, dia terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Selain itu, menurut jaksa, Cho juga dituduh campur tangan dalam pelaksanaan tugas pejabat pemerintah yang menyelidiki kasus skandal kacang. Ia diduga menggunakan pengaruhnya dalam penyelidikan tersebut.
"Akan ada pemberian sanksi terhadap Korean Air berupa larangan pada beberapa rute atau denda sampai US $2 juta atau sekitar Rp 25 miliar," jelas Kementerian Transportasi Korea.
Skandal kacang itu terjadi saat Cho berada di pesawat Korean Airlines yang akan berangkat dari New York ke Incheon pada akhir Desember. Ketika ia menuntut agar seorang pramugari dikeluarkan dari pesawat, hanya karena telah menyuguhinya -- yang berada di kelas eksekutif -- kacang macademia dalam kantong, bukannya di atas piring.
Korean Air mula-mula membela perilaku Heather Cho. Mengingat ia adalah wakil direktur yang mengawasi layanan di penerbangan itu. Sehingga ia bertanggung jawab untuk memastikan standar layanan dijunjung tinggi.
Namun belakangan pihak Korean Air justru meminta maaf. Insiden yang kemudian menjadi sorotan di negara tersebut, dianggap contoh negatif manajemen maskapai yang dikelola kalangan konglomerat Korea Selatan, atau 'chaebol'. (Ein)
Baca juga:
Advertisement
Permintaan Maaf Putri Dirut Korean Air Soal 'Skandal Kacang'
Putri Dirut Korean Air Minta Kepala Pramugari Berlutut Saat Murka
Mantan Eksekutif Korean Air Diselidiki Soal 'Skandal Kacang'