Sepucuk Surat Vokalis Napalm Death untuk Jokowi

Sepucuk surat tersebut dikirimkan vokalis Napalm Death, Mark 'Barney' Greenway kepada Jokowi demi memohon pengampunan terpidana mati narkoba

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Feb 2015, 10:27 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2015, 10:27 WIB
Vokalis band metal Napalm Death Mark 'Barney' Greenway. (Kiri). (Twitter The Gazette)
Vokalis band metal Napalm Death Mark 'Barney' Greenway (kiri), Jokowi (tengah), Lindsay Sandiford (kanan). (Twitter The Gazette)

Liputan6.com, London - Vokalis band metal Napalm Death, Mark 'Barney' Greenway angkat bicara terkait vonis hukuman mati terhadap terpidana kasus narkotika dari Inggris, Lindsay Sandiford. Ia pun telah mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang pernah mengaku sebagai penggemar band metal asal Kota Birmingham, Inggris, tersebut.

Sepucuk surat tersebut dikirimkan Barney kepada Jokowi, demi memohon pengampunan untuk Lindsay Sandiford.

"Saya menulis kepada Anda lagi untuk memohon belas kasihan dan menahan diri, kali ini mengenai kasus Lindsay Sandiford, seorang tahanan dari Inggris yang akan dieksekkusi atas keterlibatannya mengedarkan kokain," tulis Barney dalam suratnya seperti dikutip dari The Independent, Kamis (5/2/12015).

Ia menjelaskan alasannya menulis surat yang pertama kali dipublikasikan oleh harian Inggris itu. Ia pun mengungkapkan agar Jokowi memiliki belas kasihan terhadap Sandiford.

Pekan lalu, musisi band metal itu juga telah mengajukan banding ke Presiden Jokowi agar membantu pengampunan warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Keduanya juga divonis mati atas kasus narkoba di Indonesia.

Lindsay Sandiford yang berusia 56 tahun itu divonis mati pada 2013 di Bali, karena membawa 4,7 kilogram kokain. Namun, dia mengklaim dipaksa untuk membawa zat terlarang itu oleh bandar narkotika yang mengancam akan membunuh anak-anaknya.

Sementara itu, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menyatakan, mereka telah menawarkan dan menyediakan sokongan konsuler kepada Lindsay secara konsisten. Namun, pada suatu ketika sokongan itu dihentikan lantaran Lindsay yang menolak.

Bagaimanapun, sebagaimana dinyatakan Kedutaan Besar Inggris, pemerintah Inggris menentang hukuman mati kepada Lindsay Sandiford.

>>Surat Lengkap Barney untuk Jokowi>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sepucuk Surat untuk jokowi

Dear Mr Widodo,

I am writing to you again to appeal for mercy and restraint, this time regarding the case of Lindsay Sandiford, a prisoner from the UK who it would seem is facing the prospect of imminent execution on the grounds of cocaine trafficking.

My request for a considered, humane perspective extends to all prison detainees, but particularly in the case of Lindsay Sandiford it would appear that she was under duress to transport drugs, with her family under threat if she did not comply.

Speaking generally, there have been countless miscarriages of justice and excessive punishments throughout history, and when the designated penalty is death I would suggest that someone potentially faced with no option but to bow to such a threat deserves far greater hearing and protection from the gravest of penalties.

Currently, Lindsay Sandiford has not seemingly been afforded the legal resources to present her case, so to deal with her case in the cruellest way would be to do so on a partial hearing of the facts at hand and not upon any form of justice as I understand the concept.

For the second time, Mr Widodo, I would ask you to raise yourself above the threshold of all those in power that merely pretend to make changes for the better. To my mind, your election platform promises of moves toward a more egalitarian civic structure means protection at all levels - and capital punishment can only take things backwards in that respect.

I ask you to please keep these promises at the forefront of your mind and urgently give your attention to Lindsay Sandiford’s plight.

In peace and hope, as ever

Mark ‘Barney’ Greenway (Napalm Death)

(Tnt/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya