Kisah 'Pahlawan Bertopeng' Pelindung Para Pejalan Kaki di Meksiko

Para pejalan kaki di Meksiko belakangan digemparkan dengan sosok pria bertopeng dan berjubah, yang dianggap sebagai sosok pahlawan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Jul 2015, 15:50 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2015, 15:50 WIB
Gempar Pahlawan Bertopeng Bekingi Pejalan Kaki Meksiko
Kostum lengkap pahlawan bertopeng Meksiko. (Twitter/@LigaPeatonal/News.com.au))

Liputan6.com, Mexico City - Para pejalan kaki di Meksiko belakangan dihebohkan dengan aksi pria bertopeng dan berjubah mirip pegulat, yang dianggap sebagai sosok pahlawan. Karena kerap memberikan perlindungan terhadap mereka.

Seperti dilansir dari News.com.au Sabtu (25/7/2015), lalu lintas tersendat di Mexico City kerap menjadi sasaran si superhero. Ia tak pernah takut berjuang untuk melindungi 'planet Bumi' dari dampak terburuk kendaraan bermotor.

Untuk itu, The Mighty Peatonito atau Little Pedestrian -- julukannya -- kerap mendorong mobil yang memblokir jalur pejalan kaki, membuat jalur penyeberangan dengan cat semprot, dan memanjat kendaraan yang diparkir di trotoar -- meskipun sang pemilik telah memohon padanya untuk berhenti menginjak kendaraannya itu.

"Pejalan kaki senang karena akhirnya mereka memiliki beking," kata Peatonito yang wajahnya ditutupi oleh topeng gulat dihiasi simbol marka pejalan kaki, serta mengenakan jubah bergaris yang dijahit neneknya, dihiasi dengan garis-garis hitam dan putih dari simbol zebra cross.

"Kita hidup dijajah mobil. Tidak ada yang memperjuangkan hak-hak pejalan kaki, sampai beberapa aktivis muncul beberapa tahun yang lalu."

Sementara itu, di jalan-jalan kota lainnya terdapat 5 badut dengan misi sama untuk menghadapi ketidaksopanan para pemakai jalan dan pengguna kendaraan umum di perkotaan.

Para badut tak jarang menerobos masuk ke kereta metro, bikin gaduh dengan meniru suara monyet untuk menarik perhatian, serta memegang tanda berbunyi: “It’s better without pushing.” atau "Lebih baik tanpa harus saling dorong". Untuk memperingatkan pengguna transportasi massal agar tak saling dorong -- seperti laikknya pemain rugby di arena.

Peatonito dan badut dari lembaga swadaya Claustrofobos (claustrophobes) merupakan bagian dari gelombang aktivis yang melawan perilaku tidak sopan dan menggugat perencanaan kota yang buruk di Mexico City -- kota metropolitan yang dihuni 21 juta orang, 5 juta mobil, dan 5 juta penumpang kereta yang saling memperebutkan posisi di gerbong sempit.

Para 'pahlawan' juga beraksi di gerbong kereta. Memperingatkan para laki-laki gagah untuk berdiri dan memberikan kursinya pada orang yang lebih sepuh.

Mereka juga mengincar pengguna eskalator di stasiun. Meminta para komuter yang masih berdiri di sisi kiri untuk pindah ke sisi kana -- memberi jalan pada orang lain untuk lewat. Para badut juga membawa keceriaan di loket tiket, di mana para penumpang dan penjual karcis kerap bersikap kasar.

Pada 2013, sekitar 30 kelompok dari seluruh negeri membentuk The Pedestrian League atau Liga Pejalan Kaki, yang menerbitkan sebuah "Mexican Charter for Pedestrian Rights". Mereka juga berusaha melobi perubahan kebijakan publik yang terlalu pro-mobil.

Beberapa kelompok memposting gambar pelanggaran pada media sosial, membuat malu sopir yang memarkir kendaraannya di tempat ilegal, seperti di trotoar atau di area khusus penyandang disabilitas.

Dengan seember cat, mereka menciptakan penyeberangan 'darurat' atau jejak mobil yang diparkir sembarangan di trotoar. Mirip garis penanda korban pembunuhan.

Humor adalah senjata yang digunakan oleh Peatonito dan Claustrofobos, untuk menghadapi sebuah kota di mana para pengemudi hanya perlu membayar 704 peso ($ 59) untuk mendapatkan SIM dan merasa berhak untuk ngawur di jalanan. 

 

Kostum lengkap pahlawan bertopeng Meksiko. (Twitter/@LigaPeatonal)

 
"Kami sedang berusaha untuk memecahkan lingkaran setan," kata Julio Cesar Ortega, direktur artistik 27 tahun dari rombongan para badut, Clownoscopio, yang bekerja dengan Claustrofobos.

Tapi perubahan sikap akan memakan waktu lebih lama, tak semudah membalikkan telapan tangan. "Banyak orang mengucapkan selamat kepada kami, tetapi juga mengaku skeptis, tak yakin akan ada perubahan," kata Giordano. "Sekarang kami sedang menanam benih, dan generasi ke depan lah yang akan memetik manfaatnya."

>> Identitas Pahlawan Bertopeng

Identitas Pahlawan Bertopeng

Sangat Dibutuhkan

Claustrofobos dan Peatonito, keduanya mengatakan mereka sebagian terinspirasi oleh mantan walikota Bogota Antanas Mockus, yang membuat meme sebagai pelajaran bagi para pelanggar lalu lintas.

Menurut data statistik Kementerian Kesehatan Meksiko, pejalan kaki adalah mayoritas korban kesemrawutan lalu lintas,  mencapai lebih dari setengah dari total sekitar 1.000 orang yang tewas di jalanan selama setahun.

Suatu pagi pada hari kerja, Peatonito mengawasi sisi jalan dari lokasi ikon ibukota, Reforma boulevard. TIba-tiba saja ada yang menegurnya.

"Kami membutuhkan Anda," kata seorang sopir yang malu-malu setelah Peatonito mendorong mobilnya yang parkir sembarangan, dengan kedua tangan. Pengemudi yang malu berat pun tertawa bersama Peatonito sambil keduanya melambaikan tangan tanda perpisahan.

Identitas asli Peatonito adalah Jorge Canez, yang bekerja di LSM perkotaan. Dua kali seminggu, ia memakai topeng hitam dengan simbol pejalan kaki berwarna hijau.

Dia bahkan memiliki kartu nama. Orang-orang juga bisa menghubunginya lewat Facebook dan Twitter, meminta bantuan untuk memperbaiki jalan-jalan mereka.

Ia akan menyemprot cat berbentuk lingkaran di trotoar yang berlubang, lalu mengirimkan gambar ke pejabat kota.

Di negara itu, sosok yang menyaru sebagai pegulat itu dianggap pahlawan karena jasanya terhadap para pengguna jalam. Ide itu didapati Canez 2 tahun lalu, setelah menonton Lucha Free, sebuah acara gulat Meksiko.

"Anda harus kreatif untuk menghibur orang dan membantu merevolusi sikap para pengguna jalan," kata Peatonito.

Dengan ketenaran barunya itu, ia mendapat undangan ke seminar tentang perencanaan kota, bahkan sampai ke luar negeri.

"Saya akan terus melakukan ini sampai tidak ada lagi orang yang melanggar," kata Peatonito sambil melepas topeng dan jubah lalu bergegas pergi, membaur dengan orang Meksiko lain menuju tempat bekerja. (Tnt/Ein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya