Ini yang Dilakukan Obama Saat Teror 9/11 Terjadi

Obama memimpin peringatan tragedi 11 September atau 9/11 di Gedung Putih. 14 tahun berlalu sejak insiden mengerikan itu terjadi.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 13 Sep 2015, 15:13 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2015, 15:13 WIB
Foto ikonik 9/11
Foto ikonik 9/11 (Reuters)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memimpin peringatan tragedi 11 September atau 9/11 di Gedung Putih. Telapak tangan kanannya diletakkan di dada, di atas jantung berada, saat hening cipta dilakukan pukul 08.46 waktu setempat -- disesuaikan kala pesawat pertama menabrak Menara Utara gedung World Trade Centre di New York, 14 tahun lalu.

Saat tragedi itu terjadi, Obama belum jadi presiden Amerika Serikat. Pada 11 September 2001, ia masih menjabat sebagai senator di negara bagian Illinois.

Putri keduanya, Sasha baru saja lahir. Sementara si sulung Malia, tahun itu mulai bersekolah.

"Kejadian itu menyadarkan saya, untuk kali pertamanya dalam hidup saya, bahwa Tanah Air kita (AS) ternyata rentan," kata Obama saat bertemu para anggota militer di Fort Meade, Maryland, seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/9/2015).

Ia melanjutkan, "Kita tak pernah menyaksikan serangan seperti itu sejak Pearl Harbor."

(BBC)


Insiden Pearl Harbor terjadi pada  7 Desember 1941. Kala itu, Angkatan Laut Jepang melakukan serangan mendadak pada Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat di pangkalan Pearl Harbor, Hawaii.

Akibatnya, 20 kapal perang dan 188 pesawat terbang AS rusak atau hancur. Korban jiwa mencapai 2.403 korban jiwa. Insiden itu membuat AS melibatkan diri sepenuhnya dalam Perang Dunia II.

Obama menceritakan, kabar serangan teror 9/11 ia dengar dari radio di mobilnya. Saat itu, dia dalam perjalanan untuk menghadiri sebuah rapat di tengah kota Chicago.

Awalnya, ia tak menyadari betapa serius serangan yang didalangi Al Qaeda itu. Hingga akhirnya informasi lengkap didapatkan. "Kita harus menyadari betapa berharganya hal-hal yang kita miliki. Dan kita harus mempertahankannya mati-matian," kata Obama.

Namun, teror tersebut tak hanya mempertontonkan kekerasan, kehancuran, dan kematian. Di sisi lain, kata Obama, 9/11 juga mengungkap solidaritas, semangat rela berkorban untuk menolong sesama, dan perjuangan banyak orang. "Menjadi pengingat semangat sejati rakyat AS," tambah dia.

Peringatan juga digelar di New York. Hening cipta digelar 2 kali: saat 2 pesawat menabrak menara kembar World Trade Center.

Keluarga para korban -- teror WTC 2001 juga 1993 -- juga ada di Ground Zero di mana gedung WTC runtuh.

Bendera pun dikibarkan di tengah upacara di Pentagon, Virginia. Di mana pesawat ketiga celaka dan membunuh 184 manusia di dalamnya.

Di Shanksville, Pennsylvania, di mana pesawat keempat celaka, Menteri Urusan Keamanan Dalam Negeri Amerika Jeh Johnson mengatakan, para penumpang United Airlines Penerbangan 93 diduga kuat melawan para teroris.

"Apa yang mereka lakukan telah menyelamatkan ratusan bahkan ribuan orang, meski harus mengorbankan jiwa mereka sendiri," kata dia.

Di Ground Zero, Nereida Valle membawa foro putrinya, Nereida DeJesus. Saat kejadian, korban yang berusia 31 tahun bekerja di lantai 98 di Menara Selatan WTC. "Saya masih merasakan kehadirannya hingga saat ini," kata dia. (Ein/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya