Paspampres Burkina Faso Culik Plt Presiden dan Perdana Menteri

Insiden ini memunculkan kekhawatiran akan kembali terjadinya kudeta di negara di Afrika Barat tersebut.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Sep 2015, 12:01 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 12:01 WIB
Presiden Burkina Faso Michel Kafando
Presiden Burkina Faso Michel Kafando (REUTERS/THIERRY GOUEGNON)

Liputan6.com, Ouagadougou - Pasukan Pengamanan Presiden Burkina Faso (RSP) dilaporkan menculik Pelaksana Tugas Presiden dan Perdana Menteri (PM). Insiden ini  memunculkan kekhawatiran akan kembali terjadinya kudeta di negara di Afrika Barat tersebut.

Menurut sejumlah saksi mata, penculikan terhadap dua orang penting ini terjadi ketika rapat kabinet Burkina Faso tengah berlangsung. Saat itu, RSP memaksa masuk di ruang rapat.

Ketika mereka berhasil masuk, aksi penculikan dilakukan. Anggota kabinet lain serta pihak keamanan pun tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah hal itu.

"Anggota RSP masuk secara paksa ke ruang rapat kabinet sekitar pukul 14.30 dan langsung menculik Presiden Burkina Faso Michel Kafando dan PM Yacouba Izaac Zida, mereka juga membawa Menteri Administrasi Publik dan Menteri Perumahan," kata Kepala Transisi Parlemen Burkina Faso, Moumina Cheriff Sy, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/9/2015).

Moumina mengecam tindakan dari RSP. Sebab, hal tersebut begitu membahayakan bagi negara dan Rakyat Burkina Faso.

Kecemasan dari Moumina bukan tanpa alasan. Karena sesaat usai kabar penculikan tersebar, unjuk rasa besar langsung terjadi di Burkina Faso.

RSP sejak lama dikenal sebagai faktor penting kenapa mantan Presiden Blaise Compaore bisa berkuasa sampai 27 tahun di Burkina Faso. Namun, kedudukan RSP mulai berkurang saat Blaise terguling dari posisi Presiden setahun lalu. Meski tentara, RSP terpisah dari militer dan punya garis komando sendiri. (Ger/Yus)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya