'Manusia Batu' Pompeii Ternyata Punya Gigi Bagus, Rahasianya?

Para ilmuwan menemukan hal menarik dalam diri manusia Pompeii yang berubah menjadi batu akibat guyuran abu panas Gunung Vesuvius.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 05 Okt 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 21:00 WIB
Rahasia Mengapa Gigi Kerangka Milik Orang Pompeii Ini Bagus
Rahasia Mengapa Gigi Kerangka Milik Orang Pompeii Ini Bagus (CNN)

Liputan6.com, Milan Pada 24 Agustus 79, Gunung Vesuvius meletus dahsyat di Pompeii membuat bangsa Romawi kuno tewas terkubur hidup-hidup. Ini adalah salah satu ledakan gunung berapi paling mematikan di Eropa. 

Awan panas, hujan batu, dan abu yang membara mengubur Pompeii, dan tragisnya, mengabadikan saat-saat terakhir 1.500 orang-orang yang ada di dalamnya.

Baru 1.600 tahunkemudian, secara tak sengaja, Pompeii ditemukan. Penggalian arkeologis menemukan jasad-jasad manusia yang diawetkan oleh abu, dengan segala pose.

Baru-baru ini para peneliti menemukan hal mengejutkan dari sisa-sisa jasad korban bencana ini yang berumur ribuan tahun itu. Terutama, gigi mereka.

Dalam hal ini, para ahli ternyata menemukan bahwa gigi-gigi mereka sehat. Inilah yang membuat mereka terkejut.

"Tampaknya mereka memiliki kondisi gigi yang sehat. Memungkinkan mereka telah melakukan diet rendah gula, banyak mengkonsumsi buah dan sayuran," kata dokter gigi Elisa Vanacore, seperti dilansir CNN, Senin (5/10/2015)

Menurutnya, makanan yang dikonsumsi para Pompeiian ini mirip seperti diet Mediterranean yang menjadi salah satu 'penyebab' orang di selatan Eropa memiliki umur panjang.

Rahasia Mengapa Gigi Kerangka Milik Orang Pompeii Ini Bagus (CNN)

Tim ahli melakukan pemindai CAT terhadap 86 kerangka Pompeii. Mereka disimpan dalam sebuah peti berbentuk manusia demi mengawetkan kerangka dan mempermudah para ahli meneliti mereka.

"Proses penelitan ini ingin mengetahui tentang umur mereka, jenis kelamin, apa yang mereka makan, penyakit apa yang pernah mereka derita, hingga dari kelas sosial mana mereka berada. Ini adalah sebuah terobosan baru bagi ilmu pengetahuan kita tentang dunia antik masa lalu," terang Massimo Osana, pengawas arkeologi Pompeii.

Penemuan konsumsi rendah gula di makanan mereka membuat para 'penduduk' Pompeii tidak pernah mengalami masalah gigi yang berarti dibanding manusia moderen.

Penemuan yang mengejutkan lainnya adalah, ternyata tulang yang dimiliki kerangka tersebut mengalami kerusakan. Hal ini diakibatkan tingginya floriade dalam air yang dikonsumsi mereka.

Manusia masa kini kebanyakan mengkonsumsi makanan tinggi gula. Hingga banyak ditemukan masalah kesehatan seperti kerusakan gigi, kegemukan, penyumbatan jantung dan diabetes.

Tidak hanya manusia moderen saja yang bermasalah dengan gula. Ratu Elizabeth I dikabarkan memiliki gigi yang buruk akibat kebiasaannya mengkonsumsi gula.

Orang Eropa mulai menggilai makanan yang mengandung guladi awal abad ke-18, tepatnya pada tahun 1750. Saat itu, gula menjadi komoditas penting di Eropa dan berada di peringkat ke lima barang impor. Perkembangan ladang gula mulai membesar di India Barat dan Amerika adalah salah satu penyebabnya.

Dewasa ini, konsumsi gula secara global mencapi 174 juta metrik ton, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian AS. (Rie/Rcy)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya