Liputan6.com, Kairo - Flight Recorder atau yang dikenal dengan kotak hitam milik penerbangan Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, ditemukan pada Sabtu 31 November 2015 oleh Otoritas Mesir tak lama setelah pesawat itu jatuh. Kini, benda itu dikirim ke Kairo untuk dianalisa. Pihak Penerbangan Sipil Mesir merilis foto temuan penting itu pada hari Senin 2 November 2015.
Penerbangan 9268 hanya mengudara selama 23 menit dari Bandara Sharm el-Sheikh, Mesir, menuju St Petersburg, Rusia. Setelah itu, pesawat itu menghilang dari radar.
Baca Juga
Beberapa jam kemudian, puing-puingnya ditemukan di wilayah terpencil di Semenanjung Sinai. Tak ada yang selamat. 224 orang di dalamnya dinyatakan meninggal dunia.
Advertisement
Kotak hitam itu kini tengah dibuka dan dianalisa oleh tim dari Mesir, Rusia, dan Prancis.
Menurut pejabat penerbangan, kotak tersebut dalam keadaan bagus. Menteri Transportasi Rusia Mazim Sokolov mengatakan, seperti dilansir dari CNN, Selasa (3/11/2015), kotak tersebut dalam keadaan baik dan hanya sedikit kerusakan fisik semata.
Kendati tengah diperiksa, terlalu dini untuk ungkapkan penyebab jatuhnya burung besi itu. Namun, berbagai spekulasi tengah berlangsung, diantaranya adanya faktor 'serangan dari luar', hingga meledak di udara.
Salah satu analisa datang dari maskapai penerbangan Rusia, Kogalymavia, yang menyatakan aktivitas eksternal sebagai penyebab kecelakaan pesawat terbang di Sinai pada Sabtu 31 Oktober lalu.
"Satu-satunya penjelasan masuk akal adalah (karena) aktivitas eksternal," ujar Alexander Smirnov, salah seorang pejabat maskapai itu.
Pada sebuah konferensi pers di Moskow, Wakil Direktur Maskapai Kogalymavia berlabel Metrojet itu mengesampingkan masalah teknis dan kesalahan pilot.
"Satu-satunya alasan yang dapat dijelaskan mengapa pesawat dapat dihancurkan di udara adalah karena pengaruh khusus, masalah mekanis yang berpengaruh pada fisik pesawat," kata dia.
Pejabat lain dari maskapai itu mengakui sebelumnya bahwa terjadi kerusakan pada ekor pesawat di tahun 2001 saat tinggal landas. Tetapi dia mengatakan kerusakan sudah diperbaiki dan diperkirakan bukan penyebab kecelakaan.
Sementara itu, sebuah penyelidikan oleh ahli penerbangan dengan menggunakan kotak hitam pesawat masih belum memberikan kesimpulan.
Sedangkan juru bicara Kremlin mengatakan kepada BBC bahwa terorisme dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan.
"Karena tidak ada yang aneh dalam pesawat itu," kata Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamel. "Tiba-tiba ia hilang di radar".
Airbus 321-200 itu dibangun pada tahun 1997 dan perusahaan Kogalymavia dengan merek dagang Metrojet telah mengoperasikan dari tahun 2012. Pesawat nahas itu telah terbang 56.000 jam.
(Rie/Tnt)