Liputan6.com, Shenyang - Penduduk timur Laut China harus memakai masker dan terpaksa tinggal dalam rumah seharian pada akhir pekan lalu. Hal itu diakibatkan memburuknya kualitas udara di daerah tersebut.
Polusi udara akibat banyaknya rumah-rumah di Provinsi Liaoning mulai membakar batu bara untuk menghangatkan rumah-rumah menjelang musim dingin. Tingkat polusi di negara itu mencapai tingkat terburuk yang bisa menyebabkan kanker dan jantung.
Di ibu kota Liaoning, Shenyang, tingkat jarak pandang hanya 100 meter. Hal itu diungkapkan oleh media TV China, CCTV. Kantor berita resmi Xinhua, bahkan merilis foto-foto 'neraka' polusi udara dengan headline, 'Negeri Dongeng atau Hari Kiamat?'.
Advertisement
Di beberapa daerah di Shenyang, partikel debu membahayakan di udara mencapai 56 kali dari batas aman yang ditentukan WHO.
"Udara juga bau dan membuat mata serta tenggorokanku sakit ketika berada di luar ruangan," ujar salah satu perempuan yang sedang mengantre membeli masker, seperti dilansir The Guardian, Senin (9/11/2015).
Menjelang Senin sore, ada sedikit perbaikan, kendati level polusi masih dalam tahap 'berbahaya.' Shengyang adalah kota industri yang ditinggali 8 juta penduduk.
Menurut salah satu kantor berita asing, asap di provinsi itu adalah episode terparah yang pernah dicatat oleh pemerintah China semenjak Beijing mengeluarkan data kualitas udara pada 2013.
Di beberapa sosial media, para pengguna menuliskan tagar 'airpocalypse' untuk polusi udara kali ini.
"Pemerintah tahu bagaimana parahnya masalah asap ini, lalu kenapa mereka belum berbuat apa pun?" tulis salah satu kritik di Twitter ala China, Weibo.
"Apa gunanya Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup? Jelas pemimpin kami ini adalah orang-orang berpendidikan. Tak bisakan mereka memahami ini?" tutur salah satu pengguna yang lain.
Shenyang adalah salah satu pusat industri semenjak pemerintahan Mao Zedong. Pemerintah setempat sedang berusaha membersihkan daerah itu dengan merelokasi pabrik serta mulai menggunakan gas daripada batu bara.
Namun, Senin ini, salah seorang dokter dari Liaoning Jinqiu Hospital mengatakan jumlah pasien yang menderita penyakit pernapasan dalam kurun waktu dua hari membludak.
"Kamar di departemen pernapasan sampai penuh dengan pasien," kata seorang dokter kepada Xinhua. (Rie/Tnt)*