Liputan6.com, Sydney - Sebongkah emas seberat 10,7 kilogram (kg) akhirnya mendapat tempat yang layak dan menjadi bagian dari pajangan di Australian Museum. Di masa lalu, bongkahan emas yang ditaksir senilai Rp 37 miliar itu sempat terbengkalai atau dijadikan alat bantu permainan kriket.
Dikutip Australian Broadcasting Company (ABC), Jumat (18/12/2015), bongkahan emas itu ditemukan pada 1887 di Maitland Bar di Meroo Creek dan diduga sebagai salah satu bongkahan emas paling murni yang pernah digali.
Baca Juga
Baca Juga
Nilainya memang ditaksir hingga Rp 37 miliar, tapi Menteri New South Wales Mike Baird mengatakan bahwa logam mulia itu sempat menjadi benda terbengkalai.
Advertisement
Beberapa tahun lalu pemerintah negara bagian mencari tempat untuk menyimpan bongkahan itu setelah Bendahara Negara dipercaya untuk menjaganya. “Lalu seseorang yang memutuskan untuk menyimpannya dalam kotak,” ungkap Baird.
"Yang menjadi permasalahan, mereka lupa memberi tahu kepada orang-orang tentang isi kotak tersebut, sehingga kotak itu pun pernah digunakan untuk permainan kriket di lorong kantor."
Para pegawai terus menggunakan kotak itu sebagai bagian dari permainan kriket santai di kantor tanpa mengetahui isinya hingga pada suatu hari mereka penasaran lalu membukanya dengan menemukan bongkahan emas itu.
Sang Menteri menjelaskan bahwa bongkahan itu seukuran sepotong roti, dengan kandungan emas sekitar 9 kilogram.
Bongkahan itu dibeli oleh NSW Department of Mines pada 1887, bertepatan dengan tahun yobel emas Ratu Victoria. Sejak itu, benda tersebut dirawat oleh pemerintah negara bagian setempat sebagai kenangan demam emas pada abad ke 19 di Australia.
Bongkah emas itu akan dipajang selama 4 hari di Australian Museum Long Gallery, bersama-sama dengan terbitan uang kertas pertama, yang dipinjamkan oleh Bank Westpac.
Westpac, Pemerintah News South Wales, dan Australian Museum juga telah mengumumkan program restorasi senilai Rp 90 miliar untuk Long Gallery. (*)