Ini Alasan Jaksa Malaysia Bersihkan Nama PM Najib dari Korupsi

Keputusan kejaksaan mencabut PM Malaysia dari tuduhan korupsi dikritik anggota partai oposisi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Jan 2016, 09:25 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 09:25 WIB
PM Najib di KTT ASEAN: Ekstrimis Tidak Mewakili Agama Manapun
PM Najib di KTT ASEAN: Ekstrimis Tidak Mewakili Agama Manapun (Reuters)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Jaksa Agung Malaysia mencabut tuduhan korupsi terhadap Perdana Menteri (PM) Najib Razak dalam skandal finansial yang telah lama mencekam negeri itu. Kejaksaan mengatakan uang US$681 juta (setara hampir Rp 10 triliun) yang diterimanya di akun bank pribadi merupakan hadiah dari keluarga kerajaan Arab Saudi.

Pengamat di Malaysia menuduh dana tersebut datang dari dana investasi milik negara, 1MDB. Najib Razak berulangkali membantah tudingan tersebut, namun menghadapi tekanan agar mundur karena tuduhan tersebut.

Sebelumnya, badan antikorupsi menyatakan bahwa Najib menerima uang sebagai hibah dari sumber dana asing.

Jaksa Agung Mohamed Apandi Ali menuturkan dalam konferensi pers hari Selasa 26 Januari waktu setempat, bahwa 'sumbangan pribadi' dari keluarga kerajaan di Arab Saudi. Dana tersebut ditransfer antara akhir Maret dan awal April 2013.

Ia menambahkan, badan antikorupsi telah menemui sejumlah saksi mata, termasuk orang yang mereka kenali sebagai donor untuk mengonfirmasi hal tersebut.

"Saya puas bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan kalau donasi itu ialah bentuk gratifikasi yang diberikan secara korup. Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa uang pemberian itu digunakan sebagai "pembujuk atau hadiah" bagi Najib yang bisa melakukan apapun dalam kapasitasnya sebagai perdana menteri," ujar Apandi seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/1/2016).

Malaysia terakhir mengadakan pemilihan umum pada Mei 2013. Pemilihan itu mengembalikan partai Najib ke tampuk pemerintahan, meski dengan perolehan terkecil sepanjang sejarahnya.

Menurut koresponden bisnis Asia BBC, Karishma Vaswani, seruan bagi sang perdana menteri untuk turun sejak skandal korupsi merebak semakin kuat. Namun keputusan jaksa agung tak diragukan lagi akan menyangga posisi politiknya untuk sementara  -- setidaknya di dalam partai pemerintah. Skandal ini juga berdampak pada reputasi dan ekonomi Malaysia di saat negeri tersebut menghadapi harga minyak dunia rendah dan berkurangnya permintaan global atas produk nasional mereka.

Komentar PM Najib

Setelah namanya dibersihkan dari kasus korupsi tersebut, PM Najib Razak pun buka suara di depan publik.

"Temuan itu menegaskan apa yang selama ini saya pertahankan, bahwa tidak ada kejahatan yang saya lakukan," ucap PM Malaysia itu.

Dalam kesempatan itu, dia juga mendesak negara untuk "bersatu dan bergerak" dan mengatakan kontroversi yang terjadi tak perlu dipermasalahkan.

Keputusan kejaksaan menuai kritik dari anggota oposisi, Lim Kit Siang, selaku pemimpin parlemen dari partai oposisi utama Malaysia, Democratic Action.

"Kejutan besar ... bahwa Jaksa Agung dapat membebaskan perdana menteri atas skandal US$680 juta. Tidak ada yang akan memberikan sumbangan tanpa ada sesuatu di baliknya," tambah Lim sambil mengatakan Jaksa Agung seharusnya memberikan lebih banyak bukti untuk membenarkan keputusannya.

Sementara itu, kelompok aktivis Transparency International masih mempertanyakan sumbangan dalam jumlah besar tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya