Liputan6.com, Lesbos - Seorang seniman asal China telah menarik karya seninya dari sejumlah museum sebagai bentuk protes terhadap kebijakan anti-imigrasi.
Tak hanya itu Ai Weiwei, 58 tahun, terus memberikan sorotan terhadap krisis pengungsi yang hingga kini masih berlangsung. Hal itu dilakukannya dengan melakukan reka ulang terhadap foto yang membuat gempar dunia pada akhir tahun lalu.
Dalam sebuah proyek yang dilakukan untuk majalah India Times, Ai mereka ulang posisi bocah bernama Alan Kurdi yang ditemukan setelah tenggelam lalu terdampar dekat kota perbatasan Bodrum, Turki pada 2 September tahun lalu.
Advertisement
Foto tersebut kini telah menarik keramaian dalam India Art Fair.
Foto asli Alan Kurdi diambil oleh jurnalis Turki, Nilüfer Demir dan merebak di dunia maya dan memunculkan pergerakan-pergerakan baru.
Baca Juga
"Itu adalah foto ikonik karena sangat politis, manusiawai dan melibatkan seniman penting seperti Ai Weiwei," ungkap wakil pengelola pameran Sandy Angus.
"Foto tersebut sangat mengenaskan dan menjadi lambang dari krisis pengungsi dan keputusasaan pada pengungsi yang berusaha meloloskan diri dari masa lalu untuk meraih masa depan yang lebih baik."
Jasad bocah berusia 3 tahun tersebut tenggelam di Laut Mediterania dan kandas di pantai dekat kota perbatasan Bodrum, Turki pada bulan September tahun lalu.
Dikutip Shanghaiist, Senin (1/2/2016) dalam reka ulang tersebut, Ai mengambil foto tersebut di kepulauan Yunani, Lesbos, di mana ia telah memberikan bantuan kepada para pengungsi sejak tahun lalu.
Menurut laporan, pada hari Kamis 28 Januari 2016, Ai turut membantu sekelompok pencari suaka yang tiba di perahu karet di pelabuhan Mytilene di Lesbos.
Chawla mengungkapkan bahwa Ai dan kelompok aktivisnya secara aktif membantu dalam reka ulang foto yang dibuat untuk India Today tersebut.
"Aku yakin berbaring di atas bebatuan seperti itu tida nyaman. Namun cahaaya malam yang redup tampak pada wajahnya ketika ia terbaring di pantai tersebut," Chawla menggambarkan.
Senior editor majalah tersebut juga memberikan pujian kepada Ai dan tujuannya.
Ketika aku mengatakan, 'aku temui kau nanti di studiomu,' Ai Weiei menjawab, 'pantai adalah studioku.' Dia adalah seniman yang luar biasa, tapi aku melihat dia sebagai sesosok Mahatma Gandhi. Dia sangat ramah dan rendah diri, tapi keberadaannya di sana ketika pengungsi berdatangan sangat besar. Dan sangat politisi.